Deerd Tabuni Nilai Pernyataan Irjen Yotje Mende akan Korbankan Masyarakat Biasa
pada tanggal
Thursday, 30 April 2015
KOTA JAYAPURA - Tokoh Masyarakat Papua khususnya di Pegunungan Tengah, yang juga sebagai Anggota DPR Papua, Deerd Tabuni, SE. M. menyatakan, pernyataan Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Yotje Mende untuk memberikan hadiah kepada anggotanya jika menangkap DPO OPM di Lanni Jaya, dinilai akan mengorbankan masyarakat biasa.
“Saya selaku anggota DPR Papua yang juga selaku tokoh masyarakat Papua maupun Pegunungan Tengah, agar kata pemberian Reward kepada anggotanya tak lagi muncul karena masyarakat biasa akan jadi korban hanya karena dimanfaatkan oleh oknum-oknum di pegunungan. Jadi saya pikir pernyataan Kapolda itu salah, ” kata Deerd Tabuni kepada wartawan di kantor DPR Papua, Senin (27/4).
Dikatakan, dengan adanya pernyataan itu maka senjata yang mereka dapatkan dari mana, lalu mengaku diri sebagai anggota OPM hanya untuk mendapatkan hadiah, uang atau yang lainnya.
“Jadi jangan dijadikan masyarakat sebagai lahan untuk mendapatkan uang dan hadiah, demi kepentingan-kepentingan tertentu yang akhirnya masyarakat jadi korban, “ tandasnya.
Ia mengemukakan, orang tau bahwa beberapa orang anggota yang ditangkap ada yang jual amunisi, dan jikalau masyarakat biasa diserahkan amunisi lalu dijadikan DPO.
“Ini jadi penipuan yang luar biasa, sehingga kami minta kalimat itu agar jangan lagi muncul ke Media. Karena ini bisa memancing keadaan. Masyarakat bisa berbuat nekat untuk mencuri senjata lalu mengaku diri OPM kemudian jadi DPO karena tergiur dengan hadiah yang dijanjikan oleh Kapolda. Jadi kami berharap agar Kapolda tidak lagi memunculkan kalimat seperti ini di media, “ harapnya.
Deerd menandaskan, siapapun DPO atau target dari pihak kepolisian tentang pelaku penembakan di daerah pegunungan harus bekerja secara diam-diam untuk menangkap. Bukan di umumkan di media lalu diberikan janji untuk diberikan Reward kepada anggota.
“Kalau bicara begini, maka anggota di lapangan akan menafaatkan situasi itu dengan memanfaatkan masyarakat biasa. Ini biisa jadi proyek untuk memanfaatkan dan mengorbankan yang lain,” ucapnya.
Menurutnya, pihak polisi harus menyampaikan kepada publik DPO yang sebenarnya. Baik itu diwilayah pegunungan, pantai, dan selatan harus dicari dengan cara pihak kepolisian bukan untuk memberikan janji.
“Jangan meperkeruh suasana, karena sudah jelas-jelas bahwa kepemilikan amunisi yang dijual selama ini sudah diketahui dan sudah ditangkap, dan ini merupakan permainan yang sangat luar biasa. Jujur saya sampaikan bahwa di Tanah adalah tanah subur dan tanah ini merupakan tanah damai. Jadi jangan diganggu dengan situasi yang tidak sehat,” tandasnya. [PasificPos]
“Saya selaku anggota DPR Papua yang juga selaku tokoh masyarakat Papua maupun Pegunungan Tengah, agar kata pemberian Reward kepada anggotanya tak lagi muncul karena masyarakat biasa akan jadi korban hanya karena dimanfaatkan oleh oknum-oknum di pegunungan. Jadi saya pikir pernyataan Kapolda itu salah, ” kata Deerd Tabuni kepada wartawan di kantor DPR Papua, Senin (27/4).
Dikatakan, dengan adanya pernyataan itu maka senjata yang mereka dapatkan dari mana, lalu mengaku diri sebagai anggota OPM hanya untuk mendapatkan hadiah, uang atau yang lainnya.
“Jadi jangan dijadikan masyarakat sebagai lahan untuk mendapatkan uang dan hadiah, demi kepentingan-kepentingan tertentu yang akhirnya masyarakat jadi korban, “ tandasnya.
Ia mengemukakan, orang tau bahwa beberapa orang anggota yang ditangkap ada yang jual amunisi, dan jikalau masyarakat biasa diserahkan amunisi lalu dijadikan DPO.
“Ini jadi penipuan yang luar biasa, sehingga kami minta kalimat itu agar jangan lagi muncul ke Media. Karena ini bisa memancing keadaan. Masyarakat bisa berbuat nekat untuk mencuri senjata lalu mengaku diri OPM kemudian jadi DPO karena tergiur dengan hadiah yang dijanjikan oleh Kapolda. Jadi kami berharap agar Kapolda tidak lagi memunculkan kalimat seperti ini di media, “ harapnya.
Deerd menandaskan, siapapun DPO atau target dari pihak kepolisian tentang pelaku penembakan di daerah pegunungan harus bekerja secara diam-diam untuk menangkap. Bukan di umumkan di media lalu diberikan janji untuk diberikan Reward kepada anggota.
“Kalau bicara begini, maka anggota di lapangan akan menafaatkan situasi itu dengan memanfaatkan masyarakat biasa. Ini biisa jadi proyek untuk memanfaatkan dan mengorbankan yang lain,” ucapnya.
Menurutnya, pihak polisi harus menyampaikan kepada publik DPO yang sebenarnya. Baik itu diwilayah pegunungan, pantai, dan selatan harus dicari dengan cara pihak kepolisian bukan untuk memberikan janji.
“Jangan meperkeruh suasana, karena sudah jelas-jelas bahwa kepemilikan amunisi yang dijual selama ini sudah diketahui dan sudah ditangkap, dan ini merupakan permainan yang sangat luar biasa. Jujur saya sampaikan bahwa di Tanah adalah tanah subur dan tanah ini merupakan tanah damai. Jadi jangan diganggu dengan situasi yang tidak sehat,” tandasnya. [PasificPos]