Dandrem 174/ATW Beri Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yamra Merauke
pada tanggal
Tuesday, 28 April 2015
MERAUKE - Komandan Korem (Danrem) 174/ATW Brigjen TNI Supartodi memberi kuliah umum kepada ratusan mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yamra, di Merauke, Provinsi Papua, tentang pentingnya wawasan kebangsaan bagi generasi muda masa kini.
Kuliah umum itu dilakukan pada Sabtu (25/4) pagi aula di kampus STIT Merauke.
"Kuliah umum itu dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pentingnya wawasan kebangsaan yang meliputi empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, yang akhir-akhir ini sudah mulai luntur dan pudar," kata Brigjen Supartodi dalam rilis yang diterima Antara di Jayapura, Minggu.
Menurut Supartodi, di hadapan civitas akademika STIT Yamra Merauke, ia menjelaskan berbagai kalangan berpandangan bahwa perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Bahkan kekhawatiran itu semakin menjadi nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warga negara yakni memudarnya wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
"Dan yang lebih menyedihkan lagi bilamana masyarakat kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan sebagai penggerak wawasan, sehingga akan mendorong terjadinya perpecahan. Pandangan diatas sungguh wajar dan tidak mengada-ada," katanya.
Kini, lanjut Supartodi, krisis yang di alami oleh Bangsa Indonesia telah menjadi multidimensional yang saling mengait.
Apalagi, minimnya pemahaman dan ketidakpedulian masyarakat Indonesia tentang empat pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara terkhusus NKRI dan Bhineka Tunggal Ika berdampak pudarnya akan kesadaran masyarakat sebagai bangsa Indonesia.
"Tidak berhenti disitu saja masih banyak lagi permasalahan lain yang menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin negara, sehingga perlunya wawasan kebangsaan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, sistim politik dan ekonomi juga semakin melemah sehingga berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tidak lagi memperdulikan kondisi bangsa karena perhatianya sudah terfokus pada masalah ekonomi dan kebutuhan yang semakin sulit.
Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai permasalahan kebangsaan yang terjadi saat ini maka wawasan kebangsaan perlu direvitalisasi atau pengutamaan kembali, karena hal ini sangatlah penting.
"Karena jika hal ini tidak segera dilakukan maka NKRI akan terancam punah dan cita-cita melestarikan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menggerakan rakyat Indonesia kearah kemerdekaan yang sebenarnya di NKRI nanti hanya tinggal kenangan," katanya.
Untuk itu, kata jenderal bintang satu itu, perlunya wawasan kebangsaan yang harus disosialisasikan dan ditanamkan kepada generasi muda bangsa terutama para mahasiswa yang akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan. [Antara]
Kuliah umum itu dilakukan pada Sabtu (25/4) pagi aula di kampus STIT Merauke.
"Kuliah umum itu dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pentingnya wawasan kebangsaan yang meliputi empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, yang akhir-akhir ini sudah mulai luntur dan pudar," kata Brigjen Supartodi dalam rilis yang diterima Antara di Jayapura, Minggu.
Menurut Supartodi, di hadapan civitas akademika STIT Yamra Merauke, ia menjelaskan berbagai kalangan berpandangan bahwa perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Bahkan kekhawatiran itu semakin menjadi nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warga negara yakni memudarnya wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
"Dan yang lebih menyedihkan lagi bilamana masyarakat kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan sebagai penggerak wawasan, sehingga akan mendorong terjadinya perpecahan. Pandangan diatas sungguh wajar dan tidak mengada-ada," katanya.
Kini, lanjut Supartodi, krisis yang di alami oleh Bangsa Indonesia telah menjadi multidimensional yang saling mengait.
Apalagi, minimnya pemahaman dan ketidakpedulian masyarakat Indonesia tentang empat pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara terkhusus NKRI dan Bhineka Tunggal Ika berdampak pudarnya akan kesadaran masyarakat sebagai bangsa Indonesia.
"Tidak berhenti disitu saja masih banyak lagi permasalahan lain yang menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin negara, sehingga perlunya wawasan kebangsaan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, sistim politik dan ekonomi juga semakin melemah sehingga berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tidak lagi memperdulikan kondisi bangsa karena perhatianya sudah terfokus pada masalah ekonomi dan kebutuhan yang semakin sulit.
Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai permasalahan kebangsaan yang terjadi saat ini maka wawasan kebangsaan perlu direvitalisasi atau pengutamaan kembali, karena hal ini sangatlah penting.
"Karena jika hal ini tidak segera dilakukan maka NKRI akan terancam punah dan cita-cita melestarikan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menggerakan rakyat Indonesia kearah kemerdekaan yang sebenarnya di NKRI nanti hanya tinggal kenangan," katanya.
Untuk itu, kata jenderal bintang satu itu, perlunya wawasan kebangsaan yang harus disosialisasikan dan ditanamkan kepada generasi muda bangsa terutama para mahasiswa yang akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan. [Antara]