Tanggung Jawab Pendidikan Bukan Hanya Guru
pada tanggal
Tuesday, 3 March 2015
KOTA JAYAPURA - Pengawas dan Pembina untuk SMA Gabungan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jayapura, Edit Sulisyowati, S.Pd, M.Pd mengakui pendidikan adalah tanggungjawab bersama, bukan hanya guru. Tetapi juga yayasan penyelenggara pendidikan, termasuk masyarakat dan lebih penting adalah para alumnus. Itu sebabnya elemen-elemen tersebut harus saling sinergi menjadi satu kesatuan yang utuh.
“Olehnya diperlukan kebersamaan dan kekeluargaan karena kita SMA Gabungan adalah sekolah yang berkarakter yang dilandasi oleh kasih,” ungkap Ibu Edit Sulisyowati mewakil Dinas Pendidikan Kota Jayapura saat memberikan sambutan di acara pengukuhan formatur reorganisasi alumni SMA Gabungan Jayapura, Sabtu (28/2/2015) di Aula SMA Gabungan Dok V Kota Jayapura-Papua.
Dia juga memberi apresiasi kepada komite SMA Gabungan yang telah mengukuhkan formatur SMA Gabungan. Menurutnya visi pendidikan sekolah-sekolah yang berbasis agama Kristen adalah sekolah unggul dan berkarakter. Dia akui SMA Gabungan 50 tahun lalu penuh kejayaan. Pasalnya beberapa orang penting pernah dididik di sekolah tersebut.
Sebut saja, angkatan tahun 1964, Jenderal Fredy Numberi, kemudian tahun 71, Drh. Constan Karma (Wagub, Sekda) Provinsi Papua, Alex Hesegem Wakil Gubernur Papua, serta Ibu Ani Yudhoyono yang pernah mengenyam pendidikan di SMA Gabungan.
Mewakili Yayasan SMA Gabungan, Pdt. Titihalawa mengakui SMA Gabungan sudah banyak menghasilkan orang-orang terbaik yang tersebar di tanah Papua. Itu sebabnya saatnya kerja keras untuk berkomitmen menggalang alumni supaya SMA ini kembali menjadi hebat. Dia juga mengatakan kegembiraannya karena sebuah program luar biasa yang dibuat oleh komite SMA Gabungan membentuk formatur alumni. Dengan begitu alumni dapat menjadi sebuah kekuatan tersendiri untuk bersama pihak yayasan, komite dan sekolah memajukan dunia pendidikan yang berkarakter kekristenan.
SMA Gabungan didirikan pada tanggal 9 Agustus 1951 oleh dua Gereja, yakni Khatolik dan GKI Di Tanah Papua. Data yang tercatat pada peringatan 50 tahun emas 9 Agustus 2001, lulusan SMA Gabungan sudah mencapai 8000 alumni yang tersebar di dalam dan luar negeri. [Jubi]
“Olehnya diperlukan kebersamaan dan kekeluargaan karena kita SMA Gabungan adalah sekolah yang berkarakter yang dilandasi oleh kasih,” ungkap Ibu Edit Sulisyowati mewakil Dinas Pendidikan Kota Jayapura saat memberikan sambutan di acara pengukuhan formatur reorganisasi alumni SMA Gabungan Jayapura, Sabtu (28/2/2015) di Aula SMA Gabungan Dok V Kota Jayapura-Papua.
Dia juga memberi apresiasi kepada komite SMA Gabungan yang telah mengukuhkan formatur SMA Gabungan. Menurutnya visi pendidikan sekolah-sekolah yang berbasis agama Kristen adalah sekolah unggul dan berkarakter. Dia akui SMA Gabungan 50 tahun lalu penuh kejayaan. Pasalnya beberapa orang penting pernah dididik di sekolah tersebut.
Sebut saja, angkatan tahun 1964, Jenderal Fredy Numberi, kemudian tahun 71, Drh. Constan Karma (Wagub, Sekda) Provinsi Papua, Alex Hesegem Wakil Gubernur Papua, serta Ibu Ani Yudhoyono yang pernah mengenyam pendidikan di SMA Gabungan.
Mewakili Yayasan SMA Gabungan, Pdt. Titihalawa mengakui SMA Gabungan sudah banyak menghasilkan orang-orang terbaik yang tersebar di tanah Papua. Itu sebabnya saatnya kerja keras untuk berkomitmen menggalang alumni supaya SMA ini kembali menjadi hebat. Dia juga mengatakan kegembiraannya karena sebuah program luar biasa yang dibuat oleh komite SMA Gabungan membentuk formatur alumni. Dengan begitu alumni dapat menjadi sebuah kekuatan tersendiri untuk bersama pihak yayasan, komite dan sekolah memajukan dunia pendidikan yang berkarakter kekristenan.
SMA Gabungan didirikan pada tanggal 9 Agustus 1951 oleh dua Gereja, yakni Khatolik dan GKI Di Tanah Papua. Data yang tercatat pada peringatan 50 tahun emas 9 Agustus 2001, lulusan SMA Gabungan sudah mencapai 8000 alumni yang tersebar di dalam dan luar negeri. [Jubi]