Program Pengembangan Ekonomi Kerakyatan pada LPMAK Berikan Hasil Signifikan
pada tanggal
Thursday, 26 March 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Program pengembangan ekonomi kerakyatan yang dijalankan Biro Ekonomi Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) selama ini, ternyata telah memberikan hasil signifikan bagi warga yang menjalankannya. Salah satu bukti yakni Mama Oli Kula, yang sukses meraup keuntungan ratusan juta rupiah dari hasil pengembangan modal awal Rp 25 juta yang diberikan LPMAK.
Dari hasil usaha dagang sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) yang dikelolanya, Mama Oli Kula saat ini menjadi salah seorang pedagang rumahan yang terbilang sukses. Semuanya itu atas bimbingan dan pendampingan yang diberikan Biro Ekonomi LPMAK.
Saat ini Mama Oli Kula selain telah memiliki sebidang tanah plus ruko yang dibelinya dari hasil keuntungan dagangannnya, kini ia juga memiliki saldo tabungan yang bernilai ratusan juta rupiah. Luar biasa!
“Bantuan modal usaha dan bimbingan LPMAK membuat mata saya terbuka melihat peluang-peluang usaha, walau saya hanya melakukannya di rumah saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Meski orang bilang saya orang bodoh, tetapi saya bisa berhasil kelola usaha saya,” tutur Mama Oli saat menerima kunjungan wartawan ke kiosnya di Kwamki Narama, Selasa (17/3) lalu.
Sebelum mendapat binaan dan bantuan modal awal dari LPMAK, Mama Oli memulai usaha dagangannya dengan menjual indomie dan kue-kue secara kecil-kecilan. Saat itu omsetnya hanya bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Namun sejak mendapat sentuhan LPMAK melalui Biro Eknomi Suku Amungme, ibu dua orang anak ini mulai bangkit dan bahkan usahanya terus berkembang hingga saat ini. “Saat itu saya tidak punya modal. Lalu saya mendengar bahwa LPMAK selalu membantu masyarakat. Kemudian saya pergi menghadap dan bertemu Bapak Yohanes Kum, saat itu tahun 2010 saya bertemu beliau di Kantor LPMAK. Saya utarakan niat saya dan dan kemauan saya untuk mengembangkan usaha. Niat saya pun ditanggapi, sehingga saya dibantu dana awal 25 juta rupiah,” ungkap Mama Oli mengenang.
Berawal dari bantuan modal dan bimbingan LPMAK, Mama Oli pun mengembangkan usahanya dengan tekun. Bangunan kiosnya semula terbuat dari kayu dan hanya berisikan indomie dan beberapa kebutuhan pokok lainnya. Namun kini, kios Mama Oli Kula telah berubah menjadi bangunan permanen dan dipenuhi sembako.
Meski hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD), bukanlah penghalang bagi Mama Oli menjadi pengusaha rumahan yang mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah. “Kerja keras, niat dan bantuan serta bimbingan LPMAK saya bisa mengubah nasib seperti sekarang ini. Saya bukan oang sekolahan.
Dulu saya pembantu rumah tangga di Manado. Hari ini saya bukan pembantu lagi, sebab sudah bisa mandiri berkat usaha saya ini,” ungkap Mama Oli bangga.Barang-barang dagangannya selalu laris terjual. Dalam sehari ia mampu mendapat pemasukan jutaan rupiah. “Orang belanja di kios saya ini banyak. Kalau kondisi perang, orang datang beli sampai tengah malam,” tuturnya.
Menanggapi ketekunan Mama Oli Kula dalam mengembangkan usahanya, Kepala Biro Suku Amungme Yohanes Kum mengaku bangga. Kum pun meminta masyarakat agar menjadikan Mama Oli Kula sebagai inspirasi dalam meningkatkan taraf hidup melalui usaha ekonomi kreatif. “Mama Oli ini adalah contoh untuk masyarakat lokal lainnya. Kami siap memberikan bimbingan dan bantuan modal, asal masyarakat mau menunjukkan kemauan keras dalam meningkatkan usahanya, sehingga progaram LPMAK ini tidak salah sasaran,” kata Yohanes Kum. [HarianPapua]
Dari hasil usaha dagang sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) yang dikelolanya, Mama Oli Kula saat ini menjadi salah seorang pedagang rumahan yang terbilang sukses. Semuanya itu atas bimbingan dan pendampingan yang diberikan Biro Ekonomi LPMAK.
Saat ini Mama Oli Kula selain telah memiliki sebidang tanah plus ruko yang dibelinya dari hasil keuntungan dagangannnya, kini ia juga memiliki saldo tabungan yang bernilai ratusan juta rupiah. Luar biasa!
“Bantuan modal usaha dan bimbingan LPMAK membuat mata saya terbuka melihat peluang-peluang usaha, walau saya hanya melakukannya di rumah saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Meski orang bilang saya orang bodoh, tetapi saya bisa berhasil kelola usaha saya,” tutur Mama Oli saat menerima kunjungan wartawan ke kiosnya di Kwamki Narama, Selasa (17/3) lalu.
Sebelum mendapat binaan dan bantuan modal awal dari LPMAK, Mama Oli memulai usaha dagangannya dengan menjual indomie dan kue-kue secara kecil-kecilan. Saat itu omsetnya hanya bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Namun sejak mendapat sentuhan LPMAK melalui Biro Eknomi Suku Amungme, ibu dua orang anak ini mulai bangkit dan bahkan usahanya terus berkembang hingga saat ini. “Saat itu saya tidak punya modal. Lalu saya mendengar bahwa LPMAK selalu membantu masyarakat. Kemudian saya pergi menghadap dan bertemu Bapak Yohanes Kum, saat itu tahun 2010 saya bertemu beliau di Kantor LPMAK. Saya utarakan niat saya dan dan kemauan saya untuk mengembangkan usaha. Niat saya pun ditanggapi, sehingga saya dibantu dana awal 25 juta rupiah,” ungkap Mama Oli mengenang.
Berawal dari bantuan modal dan bimbingan LPMAK, Mama Oli pun mengembangkan usahanya dengan tekun. Bangunan kiosnya semula terbuat dari kayu dan hanya berisikan indomie dan beberapa kebutuhan pokok lainnya. Namun kini, kios Mama Oli Kula telah berubah menjadi bangunan permanen dan dipenuhi sembako.
Meski hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD), bukanlah penghalang bagi Mama Oli menjadi pengusaha rumahan yang mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah. “Kerja keras, niat dan bantuan serta bimbingan LPMAK saya bisa mengubah nasib seperti sekarang ini. Saya bukan oang sekolahan.
Dulu saya pembantu rumah tangga di Manado. Hari ini saya bukan pembantu lagi, sebab sudah bisa mandiri berkat usaha saya ini,” ungkap Mama Oli bangga.Barang-barang dagangannya selalu laris terjual. Dalam sehari ia mampu mendapat pemasukan jutaan rupiah. “Orang belanja di kios saya ini banyak. Kalau kondisi perang, orang datang beli sampai tengah malam,” tuturnya.
Menanggapi ketekunan Mama Oli Kula dalam mengembangkan usahanya, Kepala Biro Suku Amungme Yohanes Kum mengaku bangga. Kum pun meminta masyarakat agar menjadikan Mama Oli Kula sebagai inspirasi dalam meningkatkan taraf hidup melalui usaha ekonomi kreatif. “Mama Oli ini adalah contoh untuk masyarakat lokal lainnya. Kami siap memberikan bimbingan dan bantuan modal, asal masyarakat mau menunjukkan kemauan keras dalam meningkatkan usahanya, sehingga progaram LPMAK ini tidak salah sasaran,” kata Yohanes Kum. [HarianPapua]