Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan Datangi Papua Nugini
pada tanggal
Tuesday, 3 March 2015
JAKARTA - Kinerja diplomatis Indonesia tampaknya tak terpengaruh dengan tekanan beberapa negara saat ini. Hal tersebut dibuktikan dengan safari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke beberapa negara di wilayah Pasifik. Negara pertama yang didatangi adalah Papua Nugini dengan tujuan peningkatan kerjasama ekonomi dan perbatasan.
Retno menyatakan, pertemuan yang dilakukan pada Jumat lalu itu merupakan kunjungan resmi bilateral pertama sejak menjadi menlu. Keputusan untuk mengunjungi negara tetangga itu diakui pentingnya peran Papua Nugini sebagai salah satu negara MSG (Malenesia Spearhead Group). Sekaligus, visi Indonesia untuk ikut aktif dalam diplomasi negara kawasan Pasifik.
“Baik saya dan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato merasa pentingnya hubungan khusus antara Indonesia dan Papua Nugini. Terutama, kedekatan secara geografis dan warisan budaya. Karena itu, butuh komitmen kerjasama tinggi yang saling menghormati teritori satu sama lain,” ujarnya dalam keterangan resmi kemarin (28/2).
Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, pihaknya setuju untuk meningkatkan kerjasama beberapa bidang. Antara lain, kerjasama ekonomi, dan konektivitas antar dua negara, perbatasan, dan bantuan capacity building. Dari banyak bidang tersebut, Retno menggaris bawahi kerjasama ekonomi yang masih dibawah ideal.
“Nilai perdagangan kedua negara pada periode 2009 - 2013 memang bertumbuh sebesar 18,73 persen. Namun, kami menggarisbawahi masih terdapat banyak potensi yang belum dicapai. Karena itu, kami akan mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar,” ungkapnya.
Selain ekonomi, Retno juga menyoroti kerjasama di tingkat sosial. Mulai dari olahraga, pendidikan, serta budaya. Dalam hal tersebut, salah satu yang menjadi wacana adalah upaya peningkatan pariwisata dan bisnis lintas batas. “Hal tersebut bisa dilakukan dengan konektivitas yang lebih baik. Karena itu, harus memperbaiki memajukan transportasi udara, infrastruktur jalan di perbatasan, dan fasilitas visa-on-arrival,” terangnya.
Dia menambahkan, pemerintah Indonesia juga bakal membantu Papua Nugini dalam beberapa hal. Misalnya, komitmen Indonesia senilai USD 20 juta untuk negara-negara MSG termasuk ke Papua Nugini. Hal tersebut direalisasikan dalam bantuan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM produksi perhiasan dari kerang pada tahun ini.
“Indonesia juga mendukung Keketuaan Papua Nugini di APEC pada tahun 2018. Hal tersebut sudah sesuai dalam keputusan APEC Leaders” Declaration di Beijing tahun lalu,” terangnya.
Selain ke Papua Nugini, Menlu direncanakan juga mengunjungi tiga negara kawasan Pasifik lainnya. Yakni, Selandia Baru, Fiji, dan Kepulauan Solomon. Lawatan tersebut bakal dimulai pada 26 Februari hingga 3 Maret 2015. “Lawatan inni dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di Pasifik,” ujar Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir. [RadarSorong]
Retno menyatakan, pertemuan yang dilakukan pada Jumat lalu itu merupakan kunjungan resmi bilateral pertama sejak menjadi menlu. Keputusan untuk mengunjungi negara tetangga itu diakui pentingnya peran Papua Nugini sebagai salah satu negara MSG (Malenesia Spearhead Group). Sekaligus, visi Indonesia untuk ikut aktif dalam diplomasi negara kawasan Pasifik.
“Baik saya dan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato merasa pentingnya hubungan khusus antara Indonesia dan Papua Nugini. Terutama, kedekatan secara geografis dan warisan budaya. Karena itu, butuh komitmen kerjasama tinggi yang saling menghormati teritori satu sama lain,” ujarnya dalam keterangan resmi kemarin (28/2).
Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, pihaknya setuju untuk meningkatkan kerjasama beberapa bidang. Antara lain, kerjasama ekonomi, dan konektivitas antar dua negara, perbatasan, dan bantuan capacity building. Dari banyak bidang tersebut, Retno menggaris bawahi kerjasama ekonomi yang masih dibawah ideal.
“Nilai perdagangan kedua negara pada periode 2009 - 2013 memang bertumbuh sebesar 18,73 persen. Namun, kami menggarisbawahi masih terdapat banyak potensi yang belum dicapai. Karena itu, kami akan mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar,” ungkapnya.
Selain ekonomi, Retno juga menyoroti kerjasama di tingkat sosial. Mulai dari olahraga, pendidikan, serta budaya. Dalam hal tersebut, salah satu yang menjadi wacana adalah upaya peningkatan pariwisata dan bisnis lintas batas. “Hal tersebut bisa dilakukan dengan konektivitas yang lebih baik. Karena itu, harus memperbaiki memajukan transportasi udara, infrastruktur jalan di perbatasan, dan fasilitas visa-on-arrival,” terangnya.
Dia menambahkan, pemerintah Indonesia juga bakal membantu Papua Nugini dalam beberapa hal. Misalnya, komitmen Indonesia senilai USD 20 juta untuk negara-negara MSG termasuk ke Papua Nugini. Hal tersebut direalisasikan dalam bantuan mesin pemroses kerang dan modul bagi pelatihan UMKM produksi perhiasan dari kerang pada tahun ini.
“Indonesia juga mendukung Keketuaan Papua Nugini di APEC pada tahun 2018. Hal tersebut sudah sesuai dalam keputusan APEC Leaders” Declaration di Beijing tahun lalu,” terangnya.
Selain ke Papua Nugini, Menlu direncanakan juga mengunjungi tiga negara kawasan Pasifik lainnya. Yakni, Selandia Baru, Fiji, dan Kepulauan Solomon. Lawatan tersebut bakal dimulai pada 26 Februari hingga 3 Maret 2015. “Lawatan inni dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di Pasifik,” ujar Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir. [RadarSorong]