Ungkap Pelaku Penembakan, Polda Papua Kirim Tim ke Enarotali
pada tanggal
Friday, 27 February 2015
KOTA JAYAPURA - Kepolisian Daerah Papua akan mengirim kembali tim ke Enarotali untuk mengungkap kasus kerusuhan yang menewaskan empat warga sipil.
"Tim yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Dwi Riyanto dalam waktu dekat akan ke Enarotali," kata Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende di Jayapura, Senin (23/2/2015).
Dia mengatakan, tim tersebut nantinya akan kembali mengumpulkan data, terutama dari para saksi yang sebelumnya sempat menghilang untuk mengungkap kasus kerusuhan itu.
"Mudah-mudahan para saksi dan korban mau memberikan keterangannya sehingga kasus tersebut dapat terungkap," kata Yotje Mende.
Menurutnya, Bupati Paniai sudah menyatakan kesediaannya untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut sehingga pihaknya kembali mengirimkan tim ke Enarotali.
Tanpa bantuan masyarakat, kata Irjen Pol Mende, polisi sulit mengungkap kasus yang menewaskan empat warga sipil itu.
Apalagi dari laporan yang diterima insiden tersebut berawal dari masalah lalu lintas dimana saat tanggal 7 Desember 2014 malam lewat mobil yang tidak menyalakan lampunya sehingga ditegur oleh warga yang berada di Pondok Natal.
Tidak berapa lama kemudian dua orang berpakaian preman dengan membawa senjata mendatangi pondok tersebut dan menganiaya dua warga dengan menggunakan gagang atau popor senjata.
Setelah itu korban sempat melapor ke polisi, namun saat hendak dimintai keterangannya lebih lanjut mereka tidak pernah memenuhi panggilan.
Ketika ditanya tentang dugaan keterlibatan anggota polisi dalam peristiwa itu, Kapolda Papua dengan tegas mengatakan, hingga saat ini belum ada indikasi anggotanya terlibat.
Memang saat tanggal 8 Desember 2014 saat massa menyerang, anggota Polri sempat mengeluarkan tembakan karena massa sudah brutal dengan menyerang koramil yang berada di dekat Polsek Paniai Timur. Namun dari hasil pemeriksaan terhadap anggota polisi tembakan diarahkan ke atas.
"Dari hasil penyelidikan yang dilakukan tim yang turun ke Enarotali, baik itu dari Polda Papua maupun Mabes Polri tidak ditemukan adanya anggota yang menembak mendatar," kata Irjen Pol Mende.
Namun demikian, katanya, bila nantinya ternyata ada anggota yang terlibat pihaknya tidak segan-segan menindaknya karena apa yang dilakukan tidak sesuai prosedur.
Kapolda Papua berharap masyarakat yang benar-benar mengetahui atau menjadi korban dalam insiden tersebut mau kooperatif sehingga kasus tersebut segera terungkap.
Keempat korban yang tewas akibat timah panas itu adalah Simon Degei (18), Alpius Gobai (17), Alpius You (17) dan Yulian Yeimo (17). [Antara]
"Tim yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Dwi Riyanto dalam waktu dekat akan ke Enarotali," kata Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende di Jayapura, Senin (23/2/2015).
Dia mengatakan, tim tersebut nantinya akan kembali mengumpulkan data, terutama dari para saksi yang sebelumnya sempat menghilang untuk mengungkap kasus kerusuhan itu.
"Mudah-mudahan para saksi dan korban mau memberikan keterangannya sehingga kasus tersebut dapat terungkap," kata Yotje Mende.
Menurutnya, Bupati Paniai sudah menyatakan kesediaannya untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut sehingga pihaknya kembali mengirimkan tim ke Enarotali.
Tanpa bantuan masyarakat, kata Irjen Pol Mende, polisi sulit mengungkap kasus yang menewaskan empat warga sipil itu.
Apalagi dari laporan yang diterima insiden tersebut berawal dari masalah lalu lintas dimana saat tanggal 7 Desember 2014 malam lewat mobil yang tidak menyalakan lampunya sehingga ditegur oleh warga yang berada di Pondok Natal.
Tidak berapa lama kemudian dua orang berpakaian preman dengan membawa senjata mendatangi pondok tersebut dan menganiaya dua warga dengan menggunakan gagang atau popor senjata.
Setelah itu korban sempat melapor ke polisi, namun saat hendak dimintai keterangannya lebih lanjut mereka tidak pernah memenuhi panggilan.
Ketika ditanya tentang dugaan keterlibatan anggota polisi dalam peristiwa itu, Kapolda Papua dengan tegas mengatakan, hingga saat ini belum ada indikasi anggotanya terlibat.
Memang saat tanggal 8 Desember 2014 saat massa menyerang, anggota Polri sempat mengeluarkan tembakan karena massa sudah brutal dengan menyerang koramil yang berada di dekat Polsek Paniai Timur. Namun dari hasil pemeriksaan terhadap anggota polisi tembakan diarahkan ke atas.
"Dari hasil penyelidikan yang dilakukan tim yang turun ke Enarotali, baik itu dari Polda Papua maupun Mabes Polri tidak ditemukan adanya anggota yang menembak mendatar," kata Irjen Pol Mende.
Namun demikian, katanya, bila nantinya ternyata ada anggota yang terlibat pihaknya tidak segan-segan menindaknya karena apa yang dilakukan tidak sesuai prosedur.
Kapolda Papua berharap masyarakat yang benar-benar mengetahui atau menjadi korban dalam insiden tersebut mau kooperatif sehingga kasus tersebut segera terungkap.
Keempat korban yang tewas akibat timah panas itu adalah Simon Degei (18), Alpius Gobai (17), Alpius You (17) dan Yulian Yeimo (17). [Antara]