Sehari Empat Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Timika
pada tanggal
Saturday, 21 February 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) sepanjang Minggu (15/2) telah mengakibatkan empat nyawa melayang. Penyebab utama karena para korban sebelumnya mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Lakalantas ini terjadi di lokasi berbeda yaitu kecelakaan tunggal di Kuala Kencana, lakalantas di Jalan Cenderawasih, dan Jalan Pendidikan.
“Korban dipengaruhi alkohol, kemudian memaksakan diri untuk mengendarai kendaraan. Akibatnya tiga yang lain mereka tabrak dan mati sendiri. Sementara satu orang yang mabuk menabrak dan mengakibatkan seorang pejalan kaki meninggal. Pelakunya sedang opname, yang sekarang kita selesaikan ini akibat dari mabuk dan menabrak orang lain itu yang kita urus,” kata Kabag Ops Polres Mimika Kompol A Korowa, saat ditemui di RSUD Mimika, Minggu (15/2).
Korowa mengatakan, pihaknya menangani pelaku tabrakan di Jalan Pendidikan, yang sedang dirawat di RSUD. Kecelakaan itu mengakibatkan SB (35) meninggal dunia. “Keluarga korban meminta bayar kepala. Keluarga minta 300 juta rupiah, sedangkan untuk uang duka sebesar 50 juta rupiah.
Tapi karena ini hari Minggu (kemarin-Red) orang tua pelaku dari Jayapura dengan pesawat Sriwijaya datang ke Timika dan menyerahkan uang duka 20 juta rupiah. Keluarga korban menerima itu untuk persiapan proses pemakaman. Selanjutanya kekurangan uang duka 30 juta itu besok (hari ini-Red) akan dibayar, “ ungkap Korowa.
Korowa mengakui, kepolisian selama ini sering mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar tidak berkendaraan dalam keadaan mabuk. Walau imbauan dan sosialisasi terus dilakukan, namun masih banyak pengendeara kendaraan bermotor tidak mengindahkannya. Akibatnya, hampir setiap hari terjadi lakalantas karena pengendaranya dipengaruhi alkohol.
“Terlalu banyak imbauan yang kita sampaikan, hanya orang-orang ini tidak bisa dengar kita bicara, karena mungkin mereka menganggap saya mati nyawa saya masih dijual di toko. Tapi kalau dengar apa yang kita bicarakan, maka selamat menikmati hak hidupmu tetapi tidak menyebabkan kerugiaan pada dirimu atau orang lain . Dan itu sudah kita lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kaur Bin Ops Satlantas Polres Mimika Ahmad Dahlan mengatakan lakalantas yang mengakibatkan empat nyawa melayang adalah kecelakan tunggal yang terjadi di Kuala kencana, lakalantas di Jalan Cenderawasih, dan kecelakan yang terjadi di Jalan Pendidikan. “Di Kuala Kencana ada laka tunggal, satu pelaku korban itu atasnama Mikel Murib MM yang meninggal di Klinik Kuala Kencana,” ungkapnya.
Lakalantas yang lain, sebut Dahlan, terjadi di Jalan Cenderawasih pada Sabtu (14/2) malam. Saat itu antara modil Ambulance UGD RSUD dengan pengendara sepeda motor berbonceng tiga orang menabrak mobil ambulance dari arah Timika ke Kuala Kencana. “Satu orang meninggal di tempat, satu meninggal di rumah sakit, dan satu masih opname. Korban meninggal atasnama AA 30 tahun dan L usia 10 tahun,” ungkapnya.
Sementara itu, lakalantas berikutnya terjadi di Jalan Pendidikan pada Minggu (15/2) sekitar pukul 07.00 WIT, yang mana pengendara sepeda motor menabrak seorang pejalan kaki, Salina Begau (SB) 35 tahun ketika menyeberang jalan. “Korban kemudian meninggal dunia di rumah sakit,” ungkap Dahlan. [HarianPapua]
Lakalantas ini terjadi di lokasi berbeda yaitu kecelakaan tunggal di Kuala Kencana, lakalantas di Jalan Cenderawasih, dan Jalan Pendidikan.
“Korban dipengaruhi alkohol, kemudian memaksakan diri untuk mengendarai kendaraan. Akibatnya tiga yang lain mereka tabrak dan mati sendiri. Sementara satu orang yang mabuk menabrak dan mengakibatkan seorang pejalan kaki meninggal. Pelakunya sedang opname, yang sekarang kita selesaikan ini akibat dari mabuk dan menabrak orang lain itu yang kita urus,” kata Kabag Ops Polres Mimika Kompol A Korowa, saat ditemui di RSUD Mimika, Minggu (15/2).
Korowa mengatakan, pihaknya menangani pelaku tabrakan di Jalan Pendidikan, yang sedang dirawat di RSUD. Kecelakaan itu mengakibatkan SB (35) meninggal dunia. “Keluarga korban meminta bayar kepala. Keluarga minta 300 juta rupiah, sedangkan untuk uang duka sebesar 50 juta rupiah.
Tapi karena ini hari Minggu (kemarin-Red) orang tua pelaku dari Jayapura dengan pesawat Sriwijaya datang ke Timika dan menyerahkan uang duka 20 juta rupiah. Keluarga korban menerima itu untuk persiapan proses pemakaman. Selanjutanya kekurangan uang duka 30 juta itu besok (hari ini-Red) akan dibayar, “ ungkap Korowa.
Korowa mengakui, kepolisian selama ini sering mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar tidak berkendaraan dalam keadaan mabuk. Walau imbauan dan sosialisasi terus dilakukan, namun masih banyak pengendeara kendaraan bermotor tidak mengindahkannya. Akibatnya, hampir setiap hari terjadi lakalantas karena pengendaranya dipengaruhi alkohol.
“Terlalu banyak imbauan yang kita sampaikan, hanya orang-orang ini tidak bisa dengar kita bicara, karena mungkin mereka menganggap saya mati nyawa saya masih dijual di toko. Tapi kalau dengar apa yang kita bicarakan, maka selamat menikmati hak hidupmu tetapi tidak menyebabkan kerugiaan pada dirimu atau orang lain . Dan itu sudah kita lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kaur Bin Ops Satlantas Polres Mimika Ahmad Dahlan mengatakan lakalantas yang mengakibatkan empat nyawa melayang adalah kecelakan tunggal yang terjadi di Kuala kencana, lakalantas di Jalan Cenderawasih, dan kecelakan yang terjadi di Jalan Pendidikan. “Di Kuala Kencana ada laka tunggal, satu pelaku korban itu atasnama Mikel Murib MM yang meninggal di Klinik Kuala Kencana,” ungkapnya.
Lakalantas yang lain, sebut Dahlan, terjadi di Jalan Cenderawasih pada Sabtu (14/2) malam. Saat itu antara modil Ambulance UGD RSUD dengan pengendara sepeda motor berbonceng tiga orang menabrak mobil ambulance dari arah Timika ke Kuala Kencana. “Satu orang meninggal di tempat, satu meninggal di rumah sakit, dan satu masih opname. Korban meninggal atasnama AA 30 tahun dan L usia 10 tahun,” ungkapnya.
Sementara itu, lakalantas berikutnya terjadi di Jalan Pendidikan pada Minggu (15/2) sekitar pukul 07.00 WIT, yang mana pengendara sepeda motor menabrak seorang pejalan kaki, Salina Begau (SB) 35 tahun ketika menyeberang jalan. “Korban kemudian meninggal dunia di rumah sakit,” ungkap Dahlan. [HarianPapua]