-->

Keluarga Besar Mahasiswa Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (KABISMA) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Uncen Minta Penembakan di Paniai Ditindak Lanjuti

KOTA JAYAPURA - Sedikitnya 50 orang masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa  Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (KABISMA) dan Badan Eksekutif Mahasiswa  Uncen melakukan demo damai  di halaman Kantor DPR Papua,  Rabu (18/2).

Aksi ini dalam rangka meminta kepada  Pangdam XVII/Cenderawasih, Kapolda, Gubernur  dan juga  DPR Papua untuk segera menindaklanjuti  tim investigasi kasus  penembakan di Paniai pada tanggal 8 desember 2014 lalu yang menewaskan 4 orang warga sipil.

Ditengah-tengan unjuk rasa, sebagian mahasiswa membentangkan spanduk  yang bertuliskan, KABISMA Uncen menuntut Presiden RI untuk segera menyelesaikan kasus penembakan di Kabupaten Paniai yang menewaskan 4 orang warga sipil, Presiden RI TNI/Polri  untuk segera mengungkap kasus penembakan di Paniai.

“Kami datang kesini untuk menyampaikan aspirasi.  Kami masyarakat asli Papua khususnya masyarakat Paniai habis di bantai diatas tanah kami sendiri. Jadi kami mohon kepada bapak dan ibu anggota dewan, kami dianggap dan segera tindak lanjuti kasus ini agar kami tahu pemerintah  itu adil. Dan kalau tidak bisa memihak kepada rakyat, jangan menjadi anggota dewan, karena masih banyak masyarakat Papua yang bisa menjadi  dewan dan mau memperhatikan rakyat Papua, “ kata Septi Meidogda  selaku
Koordinator demo dan juga sebagai Ketua Komisi D MPM Uncen.

Septi  dalam orasinya juga mengatakan, kami ingin berkarya di negeri kami sendiri, tapi nyatanya kami di bunuh dan ditindas diatas tanah kami sendiri.  “Jadi tidak salah kalau sebagaian masyarakat Papua meminta merdeka karena hal-hal seperti ini, “ tandasnya.

Dikatakan, TNI/Polri punya mekanisme dalam menembak bukan asal menembak.  Kami ini manusia, bukan hewan yang dengan sembarang bisa di tembak begitu saja.

Salah satu pendemo dalam orasinya mengatakan,  pembunuhan yang terjadi diatas tanan ini, itu karena di sengaja yang telah di rekayasa oleh orang-orang tertentu yang bermain diatas tanah ini.  Jika ada ada kasusu pembunuhan,  mereka selalu mengatasnamakan OTK. Padahal yang memproduksi senjata adalah Negara Indonesia.

“Mana pertanggungjawaban kalian hari ini.   Jika negara sudah tidak menganggap kami labih baik kami tidak usah  jadi warga Indoensia. Kami berharap kepada anggota DPR Papua, jangan hanya diam di tempat duduk tapi ketika masyarakat berteriak di depan gedung putih ini atau di rumah rakyat ini kalian harus keluar dan merespon aspirasi kami. Harus sampaikan  sesuatu yang membuat kami puas. Tidak boleh berdiam diri saja, kalian harus bantu rakyat yang sudah ditindas oleh oknum-oknum, “tandasnya.

Lanjutnya, rakyat punya hak dan kewenangan, namun aparat kemanan yang ada di atas tanah ini melakukan kejahatan, kami selalu diintimidasi dan di bunuh. Padahal kami punya hak hidup yang sama diatas negeri ini.

“Kami hanya mau tahu sampai dimana kinerja TNI/Polri dalam menangani kasus ini, kenapa sampai sekarang kasus ini belum di usut juga pelakunya, “ ujarnya.

Setelah melakukan orasi,  para pendemo ditemui oleh beberapa anggota DPRP, diantaranya;  Tang Wie Long, H. Samsunar Rasyid, Sinut Busup, Diky Nawipa,  dan Laurensus Kadepa.  

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan Septi Meidogda, meminta kepada Pangdam XVII/Cenderawasih, Kapolda Papua, Gubernur dan DPR Papua untuk segera menyelesaikan kasus penembakan yang menewaskan 4 orang warga sipil di Kabupaten Paniai.

“Semua tim investigasi yang telah dibentuk oleh legislative dan eksekutif  segera mempertanggung jawabkan hasil investigasi di hadapan keluarga korban penembakan dan rakyat Papua.  Para pelaku penembakan tersebut juga harus di proses secara mekanisme dalam  UU yang berlaku di NKRI, “ tegasnya.

Sementara itu,  Anggota Komisi I DPRP yang juga sebagai  Ketua Tim Investigasi kasus Paniai, Dicky Nawipa mengatakan, hasil yang pihaknya sampaikan di hadapan massa prndemo adalah hasil resmi dari penyelidikan investigasi di lapangan.

“Tim investigasi dari Provinsi Papua sudah turun ke lapangan  tapi belum ada realisasi dari kasus tersebut dan saya akan terus memperjuangkan untuk mengungkap kasus ini  karena saya juga anak dari suku Mee, “ ucapnya.

Kata Dicky, pada aat penjelasan dari institusi  TNI/Polri  harus ada mahasiswa yang mendengarkan dan menanggapi penjelasan tersebut agar semua tahu hasilnya seperti apa.
H. Samsunar Rasyid yang juga sebagai anggota di Komisi I DPR Papua menambahkan, bahwa penembakan tersebut sengaja dilakukan dan kejadian tersebut bukan ditengah hutan tetapi kejadian itu di depan Koramil dan Polsek  Kabupaten Paniai.

“Kami juga sudah melihat secara langsung di lapangan dan telah menemukan banyak kejanggalan dalam kejadian tersebut, “ ungkapnya. [PasificPost]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah