Anggota DPR Papua Terima Materi Tujuan Reses
pada tanggal
Wednesday, 18 February 2015
KOTA JAYAPURA - Sejumlah anggota dan staf ahli DPR Papua menerima materi mengenai tujuan reses atau ketika para legislator melakukan kunjungan kerja ke Daerah Pemilihan (Dapil) nya, Selasa(17/2/2015).
Anggota DPR Papua Natan Pahabol mengatakan, pemateri dari Lembaga Kajian dan Penelitian Ekonomi Keuangan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura. Tujuannya, ketika anggota DPR Papua reses benar-benar menggunakan kesempatan itu untuk dialog dengan konstituen guna mendapat informasi mengenai perkembangan di Dapilnya.
Menurutnya, pada prinsipnya, materi yang diberikan agar para legislator ketika reses tak hanya bagi-bagi uang dan janji. Tapi berdiskusi, menerima saran dan kritik dari konstituennya.
“Juga bagaimana para anggota DPR setelah reses membuat laporan cepat, tepat, dan efektif. Tak hanya memperkaya diri sendiri. Tapi melanjutkan laporan kunjungannya ke fraksi, komisi, dan SKPD terkait untuk ditindaklanjuti,” kata Natan, Selasa (17/2/2015).
Katanya, selama ini di Papua, reses kadang tak tepat. Salah satunya masalah dana. Misalnya saja dana reses Rp 100 juta, jumlah itu tak cukup untuk wilayah Papua. Apalagi reses tak hanya ke satu kabupeten, tapi minimal tiga.
“Itu tak efektif dengan kebutuhan yang ada. Akomodasi, transportasi, dan kebutuhan di daerah. Kumpul masyarakat dan bicara harus dikasi makan. Tapi memang kadang ada anggota yang salah gunakan uang,” katanya.
Hal yang sama dikatakan anggota DPR Papua lainnya, Orgenes Wanimbo. Katanya, banyak anggota DPR yang tak paham reses, hingga membuat laporan.
“Selain itu, waktu reses singkat. Kadang hanya seminggu. Padahal kondisi di Papua beda. Cuaca dan faktor lainnya jadi penentu,” kata Orgnes. [Jubi]
Anggota DPR Papua Natan Pahabol mengatakan, pemateri dari Lembaga Kajian dan Penelitian Ekonomi Keuangan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura. Tujuannya, ketika anggota DPR Papua reses benar-benar menggunakan kesempatan itu untuk dialog dengan konstituen guna mendapat informasi mengenai perkembangan di Dapilnya.
Menurutnya, pada prinsipnya, materi yang diberikan agar para legislator ketika reses tak hanya bagi-bagi uang dan janji. Tapi berdiskusi, menerima saran dan kritik dari konstituennya.
“Juga bagaimana para anggota DPR setelah reses membuat laporan cepat, tepat, dan efektif. Tak hanya memperkaya diri sendiri. Tapi melanjutkan laporan kunjungannya ke fraksi, komisi, dan SKPD terkait untuk ditindaklanjuti,” kata Natan, Selasa (17/2/2015).
Katanya, selama ini di Papua, reses kadang tak tepat. Salah satunya masalah dana. Misalnya saja dana reses Rp 100 juta, jumlah itu tak cukup untuk wilayah Papua. Apalagi reses tak hanya ke satu kabupeten, tapi minimal tiga.
“Itu tak efektif dengan kebutuhan yang ada. Akomodasi, transportasi, dan kebutuhan di daerah. Kumpul masyarakat dan bicara harus dikasi makan. Tapi memang kadang ada anggota yang salah gunakan uang,” katanya.
Hal yang sama dikatakan anggota DPR Papua lainnya, Orgenes Wanimbo. Katanya, banyak anggota DPR yang tak paham reses, hingga membuat laporan.
“Selain itu, waktu reses singkat. Kadang hanya seminggu. Padahal kondisi di Papua beda. Cuaca dan faktor lainnya jadi penentu,” kata Orgnes. [Jubi]