Supir Angkot Protes Penurunan BBM
pada tanggal
Saturday, 10 January 2015
KOTA JAYAPURA - Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Jayapura memprotes penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah pusat.
"Kami protes dan tidak terima dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak," kata Udin, salah satu sopir angkot jurusan Waena-Abepura, di Jayapura, Jumat.
Menurut dia, penurunan harga minyak itu jelas berdampak pada penurunan tarif yang sudah terlanjur dinaikan oleh pemerintah dan sudah dikenakan kepada penumpang.
Rata-rata, kata dia, para sopir angkot jurusan Waena-Abepura masih mengenakan tarif angkutan yang baru saja dinaikan yakni Rp 5.000 kepada penumpang.
"Kalau harga BBM turun berarti jelas tarif penumpang juga akan turun lagi, kami tidak terima," ujarnya.
Berbeda dengan tanggapan yang disampaikan Rahman, salah satu sopir angkot jurusan Entrop -Jayapura.
Menurutnya, baiknya pemerintah menurunkan harga BBM lagi.
"Kalau bisa turun lagi, subsidi lagi, kita tinggal ikut saja," katanya.
Dia mengaku, memang para sopir merasa rugi karena tarif akan turun, namun itulah kebijakan yang harus dipatuhi.
"Memang kita rasa rugi tapi ya itu karena kebijakan pemerintah jdi ikut saja," ujarnya.
Disisi lain, kata dia, para sopir merasa rugi dan pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Sebenarnya, tidak cukup untuk kebutuhan keluarga, pendapatan sangat kecil, karena hampir angkot yang digunakan, milik orang lain sehingga harus ada uang setoran setiap hari," ujarnya.
Ia mengaku, setoran ke pemilik angkot yang dikemudikannya sebesar Rp 120 ribu per hari, tetapi tidak sama dengan setoran pemilik angkot yang lain.
Dia menambahkan, penurunan tarif mempengaruhi setoran pemilik angkot, tetapi tergantung pemilik angkot, meski demikian, pasti setoran pun akan ikut turun sesuai tarif.
"Tergantung pemilik mobil yang punya hati pasti harga setorannya pasti turun," ujarnya. [Antara]
"Kami protes dan tidak terima dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak," kata Udin, salah satu sopir angkot jurusan Waena-Abepura, di Jayapura, Jumat.
Menurut dia, penurunan harga minyak itu jelas berdampak pada penurunan tarif yang sudah terlanjur dinaikan oleh pemerintah dan sudah dikenakan kepada penumpang.
Rata-rata, kata dia, para sopir angkot jurusan Waena-Abepura masih mengenakan tarif angkutan yang baru saja dinaikan yakni Rp 5.000 kepada penumpang.
"Kalau harga BBM turun berarti jelas tarif penumpang juga akan turun lagi, kami tidak terima," ujarnya.
Berbeda dengan tanggapan yang disampaikan Rahman, salah satu sopir angkot jurusan Entrop -Jayapura.
Menurutnya, baiknya pemerintah menurunkan harga BBM lagi.
"Kalau bisa turun lagi, subsidi lagi, kita tinggal ikut saja," katanya.
Dia mengaku, memang para sopir merasa rugi karena tarif akan turun, namun itulah kebijakan yang harus dipatuhi.
"Memang kita rasa rugi tapi ya itu karena kebijakan pemerintah jdi ikut saja," ujarnya.
Disisi lain, kata dia, para sopir merasa rugi dan pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Sebenarnya, tidak cukup untuk kebutuhan keluarga, pendapatan sangat kecil, karena hampir angkot yang digunakan, milik orang lain sehingga harus ada uang setoran setiap hari," ujarnya.
Ia mengaku, setoran ke pemilik angkot yang dikemudikannya sebesar Rp 120 ribu per hari, tetapi tidak sama dengan setoran pemilik angkot yang lain.
Dia menambahkan, penurunan tarif mempengaruhi setoran pemilik angkot, tetapi tergantung pemilik angkot, meski demikian, pasti setoran pun akan ikut turun sesuai tarif.
"Tergantung pemilik mobil yang punya hati pasti harga setorannya pasti turun," ujarnya. [Antara]