Pengerahan 1000 Lebih Aparat Keamanan Mengejar Ayub Waker, Timbulkan Antipati
pada tanggal
Wednesday, 14 January 2015
KOTA JAYAPURA - Peraih penghargaan Yap Thiam Hien Award 2009 Pastor Jhon Djonga berpendapat bahwa pengerahan ribuan aparat keamanan untuk mengejar kelompok sipil bersenjata (KSB) Ayub Waker disekitar Kampung Utikini, Kabupaten Mimika sejak Kamis (2/1) menimbulkan sikap antipati masyarakat setempat.
"Ini Kapolda, jangan buat begitu, sekarang rakyat Papua, entah dia di hutan, OPM atau masyarakat, ganas sama polisi, tidak simpati dan antipati," kata Pastor Jhon Djonga ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Minggu (11/1/2015).
"Kelompok-kelompok gerakan Papua merdeka atau masyarakat Papua itu melihat cara-cara polisi jadi ganas. Jadi kalau polisi atau Brimob dapat tembak atau apa, itu karena dendam, sikap kecewa. Itu pertama," ujarnya.
Lalu, kata Pastor Jhon, dalam melakukan penyisiran atau operasi pengejaran di lapangan terhadap KKB Ayub Waker harus terukur.
"Kalau Pak Kapolda mau lakukan penyisiran harus hati-hati, harus tahu peta dan tahu identitas. Jangan lakukan penyisiran, lalu masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa kena dampak (tembak). Nah ini masalah, untuk menambah sikap antipati masyarakat, bisa jadi musuh," katanya.
Lebih lanjut Pastor Jhon menyampaikan bahwa terkait kekerasan di Papua pada umumnya, telah disampaikan oleh Presiden Jokowi pada saat menghadiri perayaan Natal 27 Desember 2014.
"Saya pikir Jokowi sebagai presiden sudah ingatkan bahwa perlu dialog. Ini siapa yang masih takut untuk dialog dengan orang Papua? Itu pertanyaan kita. Perlu diketahui orang Papua itu sejak dahulu kala, segala macam persoalan yang dihadapi mereka selalu dialog," katanya.
"Mengapa pemerintah Indonesia tidak mau dialog dengan orang Papua. Seharusnya hal ini dikedepankan untuk selesaikan berbagai persoalan di Papua," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengaku telah mengerahkan sekitar 1.500 aparat keamanan gabungan Polri yang diback up TNI untuk mengejar KKB Ayub Waker yang telah menewaskan dua anggota Brimob dan seorang security Freeport pada Rabu (1/1) malam disekitar Kampung Utikini, Kabupaten Mimika. [Antara]
"Ini Kapolda, jangan buat begitu, sekarang rakyat Papua, entah dia di hutan, OPM atau masyarakat, ganas sama polisi, tidak simpati dan antipati," kata Pastor Jhon Djonga ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Minggu (11/1/2015).
"Kelompok-kelompok gerakan Papua merdeka atau masyarakat Papua itu melihat cara-cara polisi jadi ganas. Jadi kalau polisi atau Brimob dapat tembak atau apa, itu karena dendam, sikap kecewa. Itu pertama," ujarnya.
Lalu, kata Pastor Jhon, dalam melakukan penyisiran atau operasi pengejaran di lapangan terhadap KKB Ayub Waker harus terukur.
"Kalau Pak Kapolda mau lakukan penyisiran harus hati-hati, harus tahu peta dan tahu identitas. Jangan lakukan penyisiran, lalu masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa kena dampak (tembak). Nah ini masalah, untuk menambah sikap antipati masyarakat, bisa jadi musuh," katanya.
Lebih lanjut Pastor Jhon menyampaikan bahwa terkait kekerasan di Papua pada umumnya, telah disampaikan oleh Presiden Jokowi pada saat menghadiri perayaan Natal 27 Desember 2014.
"Saya pikir Jokowi sebagai presiden sudah ingatkan bahwa perlu dialog. Ini siapa yang masih takut untuk dialog dengan orang Papua? Itu pertanyaan kita. Perlu diketahui orang Papua itu sejak dahulu kala, segala macam persoalan yang dihadapi mereka selalu dialog," katanya.
"Mengapa pemerintah Indonesia tidak mau dialog dengan orang Papua. Seharusnya hal ini dikedepankan untuk selesaikan berbagai persoalan di Papua," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengaku telah mengerahkan sekitar 1.500 aparat keamanan gabungan Polri yang diback up TNI untuk mengejar KKB Ayub Waker yang telah menewaskan dua anggota Brimob dan seorang security Freeport pada Rabu (1/1) malam disekitar Kampung Utikini, Kabupaten Mimika. [Antara]