Kapolresta Jayapura Nilai Matias Wenda Melarikan Diri ke PNG
pada tanggal
Saturday, 10 January 2015
KOTA JAYAPURA – Kapolres Jayapura Kota, Ajun Komisaris Besar Polisi, Alfred Papare, S.Ik mengungkapkan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Hukum Polres Jayapura Kota tinggal pimpinan Matias Wenda yang kini berdomisili di wilayah Papua New Guinea (PNG)
Menurut Kapolres Alfred, sebelumnya ada dua KKB di wilayah Kota Jayapura ini yakni, Dany Kogoya dan Matias Wenda.
“Kelompok Dany Kogoya sudah tidak ada karena dia (Dany Kogoya) sudah ditangkap dan menyadari atas perbuatannya itu. Kini Matias Wenda, namun dia tinggal di PNG,” kata Kapolres Jayapura Kota, Alfred Papare, S.Ik, Rabu (8/1).
Kapolres Alfred mengemukakan, aksi yang dilakukan kelompok Matias Wenda selalu beraksi di daerah Wutung perbatasan RI-PNG. Mereka selalu melakukan penembakan di daerah itu, baik kepada masyarakat sipil maupun kepada aparat keamanan.
Ia pun jika dirinya menjadi korban penembakan terhadap kelompok Matias Wenda, ketika melakukan pengejaran terhadap mereka yang sempat melakukan penembakan, pada saat Jokowi datang ke Papua, 5 April 2014 lalu.
“Saya sendiri jadi korban penembakan terhadap kelompok itu.Kami tidak bisa kejar lagi karena mereka sudah masuk di daerah Negara tetangga,” kata Kapolres Alfred.
Meski kelompok tersebut berdomisili di daerah PNG, pihaknya akan terus mengantisipasi setiap pergerakan mereka di daerah perbatasan. “Kami minta kelompok ini agar kembali dan bergabung dengan masyarakat yang ada di Papua tanpa menganggu aktifitas masyarakat dan melakukan penembakan kepada orang yang tidak bersalah,” harap dia.
Selain KKB, lanjut Kapolres Alfred, juga menilai ada kelompok politik di daerah Kota Jayapura hingga berujung pada kamtibmas.
Seperti yang terjadi, pada tahun 2014 lalu.”Tahun 2014 merupakan tahun politik, dan disana banyak kelompok-kelompok politik, namun kami selalu menekan meski banyak terjadi kasus kamtibmas, yang akhirnya terjadi penganiayaan, mobilisasi massa, maupun pengrusakan,” ucapnya.
Sementara perampasan senjata di tahun 2014, Kapolres Alfred mengakui, jika di tahun 2014 terjadi kasus perampasan senjata milik polri hingga anggota meninggal karena berusaha membubarkan kasus perjudian di Pasar Youtefa. “Beruntung senjata tersebut berhasil direbut kembali setelah dua minggu melakukan pengejaran,” ujarnya. [BintangPapua]
Menurut Kapolres Alfred, sebelumnya ada dua KKB di wilayah Kota Jayapura ini yakni, Dany Kogoya dan Matias Wenda.
“Kelompok Dany Kogoya sudah tidak ada karena dia (Dany Kogoya) sudah ditangkap dan menyadari atas perbuatannya itu. Kini Matias Wenda, namun dia tinggal di PNG,” kata Kapolres Jayapura Kota, Alfred Papare, S.Ik, Rabu (8/1).
Kapolres Alfred mengemukakan, aksi yang dilakukan kelompok Matias Wenda selalu beraksi di daerah Wutung perbatasan RI-PNG. Mereka selalu melakukan penembakan di daerah itu, baik kepada masyarakat sipil maupun kepada aparat keamanan.
Ia pun jika dirinya menjadi korban penembakan terhadap kelompok Matias Wenda, ketika melakukan pengejaran terhadap mereka yang sempat melakukan penembakan, pada saat Jokowi datang ke Papua, 5 April 2014 lalu.
“Saya sendiri jadi korban penembakan terhadap kelompok itu.Kami tidak bisa kejar lagi karena mereka sudah masuk di daerah Negara tetangga,” kata Kapolres Alfred.
Meski kelompok tersebut berdomisili di daerah PNG, pihaknya akan terus mengantisipasi setiap pergerakan mereka di daerah perbatasan. “Kami minta kelompok ini agar kembali dan bergabung dengan masyarakat yang ada di Papua tanpa menganggu aktifitas masyarakat dan melakukan penembakan kepada orang yang tidak bersalah,” harap dia.
Selain KKB, lanjut Kapolres Alfred, juga menilai ada kelompok politik di daerah Kota Jayapura hingga berujung pada kamtibmas.
Seperti yang terjadi, pada tahun 2014 lalu.”Tahun 2014 merupakan tahun politik, dan disana banyak kelompok-kelompok politik, namun kami selalu menekan meski banyak terjadi kasus kamtibmas, yang akhirnya terjadi penganiayaan, mobilisasi massa, maupun pengrusakan,” ucapnya.
Sementara perampasan senjata di tahun 2014, Kapolres Alfred mengakui, jika di tahun 2014 terjadi kasus perampasan senjata milik polri hingga anggota meninggal karena berusaha membubarkan kasus perjudian di Pasar Youtefa. “Beruntung senjata tersebut berhasil direbut kembali setelah dua minggu melakukan pengejaran,” ujarnya. [BintangPapua]