Isaias Douw Siap Pimpin Kabupaten Nabire
pada tanggal
Saturday, 10 January 2015
ENAROTALI (NABIRE) - Bupati Nabire Isaias Douw menyatakan, siap memimpin kembali daerah itu jika masih dipercayakan oleh seluruh masyarakat Nabire.
"Saya siap maju apabila masyarakat masih menghendaki saya untuk memimpin mereka di periode kedua. Tapi kalau masyarakat Nabire sudah tidak menghendaki saya lagi, yah saya siap terima karena semua ini sudah diatur oleh Tuhan," kata Isaias Douw kepada Antara di Nabire, Kamis.
Bupati Douw mengakui selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Mesak Magai sejak 2010 hingga kini memang masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
Pada periode 2010 hingga 2012, katanya, Pemkab Nabire memprioritaskan anggaran untuk pembangunan kampung kampung dan distrik-distrik wilayah pedalaman yang jauh dari kota.
Alokasi anggaran tersebut, katanya, digunakan untuk membangun infrastruktur jalan raya dan jembatan sampai ke kampung-kampung pelosok dan terpencil.
Pembangunan infrastruktur di kampung-kampung pedalaman itu, katanya, semata-mata untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya ekonomi masyarakat setempat yang selama ini kurang mendapat perhatian.
"Sekarang ini perekonomian masyarakat di kampung-kampung mulai bergerak dan orang-orang yang tadinya tinggal di kota memilih pulang ke kampung untuk membangun desa mereka. Dengan adanya akses jalan yang lancar dari kampung ke kota maka masyarakat bisa membawa hasil bumi mereka untuk dipasarkan di Nabire," jelas Bupati Douw.
Sedangkan mulai 2013 hingga 2015, katanya, Pemkab Nabire memprioritaskan pembangunan di dalam dan sekitar Kota Nabire sehingga ibukota kabupaten itu bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Teluk Cenderawasih dan wilayah Pegunungan Tengah bagian Barat Papua.
Salah satu program Bupati Isaias Douw yang hingga kini belum dapat dirampungkan yaitu pembangunan Bandara Internasional Nabire yang berlokasi di SP C Nabire.
Bupati Douw mengaku bahwa Pemkab setempat telah menggelontorkan anggaran ratusan miliar untuk pembangunan lokasi bandara baru tersebut.
Selama empat tahun berjalan, Pemkab setempat telah membuka dan menimbun lahan seluas 2,5 kilometer dari rencana sekitar empat hingga lima kilometer untuk pembangunan landas pacu (apron), terminal, apron (tempat parkir pesawat) dan fasilitas pendukung lainnya.
Seluruh dana untuk pembangunan lokasi bandara baru Nabire tersebut bersumber dari APBD dan APBD-Perubahan Nabire dan hingga kini belum ada sedikitpun bantuan dari APBD Provinsi Papua maupun APBN.
"Kami sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perhubungan, namun belum ada yang terealisasi sampai saat ini. Kami akan memasukan semua persyaratan yang diminta Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, termasuk dokumen AMDAL. Kalau semua persyaratan sudah lengkap maka Kemenhub siap membangun bandara baru tersebut," jelasnya.
Bupati Douw mengatakan kehadiran Bandara internasional di Nabire sangat penting mengingat Nabire merupakan sentra utama pembangunan di kawasan Teluk Cenderawasih dan Wilayah Pegunungan Tengah Papua bagian barat.
"Kehadiran bandara internasional di Nabire akan memacu pertumbuhan ekonomi hingga wilayah pedalaman Papua karena Nabire merupakan sentra utama untuk akses ke kabupaten-kabupaten di wilayah pedalaman baik melalui jalur darat, udara maupun laut," jelas Bupati Douw. [Antara]
"Saya siap maju apabila masyarakat masih menghendaki saya untuk memimpin mereka di periode kedua. Tapi kalau masyarakat Nabire sudah tidak menghendaki saya lagi, yah saya siap terima karena semua ini sudah diatur oleh Tuhan," kata Isaias Douw kepada Antara di Nabire, Kamis.
Bupati Douw mengakui selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Mesak Magai sejak 2010 hingga kini memang masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
Pada periode 2010 hingga 2012, katanya, Pemkab Nabire memprioritaskan anggaran untuk pembangunan kampung kampung dan distrik-distrik wilayah pedalaman yang jauh dari kota.
Alokasi anggaran tersebut, katanya, digunakan untuk membangun infrastruktur jalan raya dan jembatan sampai ke kampung-kampung pelosok dan terpencil.
Pembangunan infrastruktur di kampung-kampung pedalaman itu, katanya, semata-mata untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya ekonomi masyarakat setempat yang selama ini kurang mendapat perhatian.
"Sekarang ini perekonomian masyarakat di kampung-kampung mulai bergerak dan orang-orang yang tadinya tinggal di kota memilih pulang ke kampung untuk membangun desa mereka. Dengan adanya akses jalan yang lancar dari kampung ke kota maka masyarakat bisa membawa hasil bumi mereka untuk dipasarkan di Nabire," jelas Bupati Douw.
Sedangkan mulai 2013 hingga 2015, katanya, Pemkab Nabire memprioritaskan pembangunan di dalam dan sekitar Kota Nabire sehingga ibukota kabupaten itu bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Teluk Cenderawasih dan wilayah Pegunungan Tengah bagian Barat Papua.
Salah satu program Bupati Isaias Douw yang hingga kini belum dapat dirampungkan yaitu pembangunan Bandara Internasional Nabire yang berlokasi di SP C Nabire.
Bupati Douw mengaku bahwa Pemkab setempat telah menggelontorkan anggaran ratusan miliar untuk pembangunan lokasi bandara baru tersebut.
Selama empat tahun berjalan, Pemkab setempat telah membuka dan menimbun lahan seluas 2,5 kilometer dari rencana sekitar empat hingga lima kilometer untuk pembangunan landas pacu (apron), terminal, apron (tempat parkir pesawat) dan fasilitas pendukung lainnya.
Seluruh dana untuk pembangunan lokasi bandara baru Nabire tersebut bersumber dari APBD dan APBD-Perubahan Nabire dan hingga kini belum ada sedikitpun bantuan dari APBD Provinsi Papua maupun APBN.
"Kami sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perhubungan, namun belum ada yang terealisasi sampai saat ini. Kami akan memasukan semua persyaratan yang diminta Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, termasuk dokumen AMDAL. Kalau semua persyaratan sudah lengkap maka Kemenhub siap membangun bandara baru tersebut," jelasnya.
Bupati Douw mengatakan kehadiran Bandara internasional di Nabire sangat penting mengingat Nabire merupakan sentra utama pembangunan di kawasan Teluk Cenderawasih dan Wilayah Pegunungan Tengah Papua bagian barat.
"Kehadiran bandara internasional di Nabire akan memacu pertumbuhan ekonomi hingga wilayah pedalaman Papua karena Nabire merupakan sentra utama untuk akses ke kabupaten-kabupaten di wilayah pedalaman baik melalui jalur darat, udara maupun laut," jelas Bupati Douw. [Antara]