Yunus Wonda akan Posisikan Rakyat Papua Sebagai Tuan di Negeri Sendiri
pada tanggal
Tuesday, 23 December 2014
KOTA JAYAPURA - “Mungkin tidak semua kami lakukan akan tetapi paling tidak ada niat untuk siap melakukan yang terbaik. Apapun konsekuensinya itu sudah menjadi resiko kami di lembaga ini”.
Itulah ungkapan hati dari Yunus Wonda SH.MH setelah dirinya dipilih dan dipercayakan sebagai Ketua DPR Papua periode 2014-2019 pada, 17 Desember lalu.
“Sebab kami dipercayakan sebagai anggota DPR Papua yang mewakili hak-hak mereka. Kami tau konsekuensi yang harus dilakukan kepada rakyat. Kita harus siap dimaki, dibenci, diludahi dan siap apa saja yang terburuk,” sambung Yunus Wonda yang menyampaikan banyak terimakasih kepada keluarga besar Partai Demokrat dan kepada masyarakat Papua, khususnya di daerah pegunungan yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk duduk di kursi terhormat itu.
Atas tugas dan tanggungjawab menjadi nomor 1 di DPR Papua itu, pihaknya akan berusaha menata semua administrasi di lembaga DPR Papua. Baik dalam hak dan kewajiban Dewan, kewajiban tugas dan tanggungjawab sebagai anggota Dewan bisa melekat di dalam lembaga ini.
“Dengan kepercayaan ini, maka saya berusaha bagaimana menjaga nama baik lembaga DPR Papua sampai masa akhir jabatannya. Kita boleh berbeda pendapat dalam menyampaikan suatu pendapat, tapi korps DPR Papua harus dijaga dengan baik, karena wibawa lembaga adalah membawa rakyat,” tuturnya.
Yunus mengakui, dengan kepercayaan jabatan yang diberikan sebelumnya sebagai Wakil Ketua I DPR Papua, banyak hal-hal kekurangan yang dilakukan selama ini. Apalagi keinginan masyarakat tidak terpenuhi secara sempurna, sehingga kedepannya bisa lebih disempurnakan apa yang menjadi kekurangan tersebut.
Dalam menuju kesempurnaan itu, maka diharapkan kepada anggota DPR Papua yang baru saja dilantik masa jabatan 2014-2019 bisa menjalankan tugasnya dengan baik demi membangun kebersamaan dalam pencapaian pembangunan di tanah Papua.
“Tanpa rekan-rekan di dewan kami dari pimpinan tidak bisa melakukan apa-apa sesuai dengan keinginan masyarakat itu,” harapnya.
Yunus menyadari banyak hal yang belum dilakukan selama berada di DPR Papua dan selama kepemimpinannya kedepan tidak bisa membuat segala sesuatu jadi. Akan tetapi proses mengarah pada perubahan itu harus dilakukan, dengan cara mulai melakukan pembenahan-pembenahan di dalam lembaga itu sendiri.
Namun yang paling terpenting baginya adalah, akan membuat format bagaimana DPRP memposisikan rakyat sehingga merasa menjadi tuan diatas negerinya sendiri, meski membutuhkan perjuangan yang panjang.
“Jadi kita hadir ini untuk menyempurnakan, dimana 5 tahun lalu kita melakukan 10 persen dan kedepan kita bangkit meningkat dari 10 persen untuk menuju kesempurnaan itu. Sebab, kita menyadari bahwa kesempurnaan itu merupakan hal yang luar biasa tapi untuk mencapai disana kita harus berjuang,” cetus Yunus Wonda.
Tidak hanya itu, kata Yunus, menyampaikan bagaimana lembaga DPR Papua ini mengamankan kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur di dalam membangun Papua ini. “Tugas saya sebagai pimpinan DPRP tetap mengawal dan terus memberikan dukungan kepada pemerintah daerah menjadi mitra terutama bagaiman bisa membuat Papua berubah,” tandasnya.
Bahkan menurutnya, tidak bisa merubah Papua dalam waktu cepat tapi paling tidak membuat hal-hal yang baru terutama membuat perlindungan terhadap kepentingan orang Papua itu sendiri.
“Belum secara keseluruhan anggota DPRP terpilih memiliki satu visi misi karena karakter orang Papua berbeda-beda, tetapi DPR Papua yang lalu kami sangat paham da nada kebersamaan walaupun ada seringkali pro dan kontra akan tetapi lebih menjaga kebersamaan, keberpihakkan didalam menjaga hubungan kepada pemerintah daerah dan rakyat berjalan dengan baik,” ucapnya.
Diakuinya, semangat kerja teman-teman DPR Papua yang lalu sangat luar biasa kebersamaan mereka.
Pasalnya, setiap persoalan yang mereka hadapi secara bersama-sama menghadapinya, sehingga diharapkan ketika ada kekurangan di DPRP bisa disampaikan untuk diselesaikan secara bersama-sama agar lembaga ini benar-benar tercermin didalam lembaga ini untuk melayani semua masyarakat Papua.
“Siapapun masyarakat yang ada di rumah perwakilan rakyat, itu merupakan rakyat kita untuk bisa dilayani dengan baik untuk melihat persoalan-persoalan mereka. Kita di sini lebih menjaga kebijakan tapi yang melaksanakan kebijakan itu adalah Pemerintah daerah dan tugas kita mengawal pemerintahan Provinsi Papua untuk pembangunan di Papua,” katanya.
“Kepercayaan ini saya berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya. Saya akan berusaha untuk membuat situasi di lembaga ini menjadi harmonis dan bagaimana kita bisa menciptakan bahwa lembaga ini benar-benar tempat rakyat,” katanya.
Bahkan lanjut dia, tugas anggota DPR Papua yang paling utama adalah bagaimana memperjuangkan aspirasi rakyat. Entah aspirasi yang mengarah pada kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, politik. Semua harus terakomodir, apapun aspirasinya. Sebab tugas anggota DPR Papua untuk melanjutkan semua aspirasi masyarakat dalam menyampaikan keluhan mereka.
“Mungkin tidak semua kami lakukan akan tetapi paling tidak ada niat untuk siap membuat itu. Apapun konsekuensinya itu sudah menjadi resiko kami di lembaga. Sebab kami dipercayakan sebagai anggota DPR Papua yang mewakili hak-hak mereka. Kami tau konsekuensi yang harus dilakukan kepada rakyat. Kita harus siap dimaki, dibenci, diludahi dan siap apa saja yang terburuk,” ujarnya.
Karir
Yunus menuturkan, sebelumnya masuk didunia penerbangan dirinya bekerja sebagai karyawan di PT. Air Fast Indonesia sejak tahun 1993 Indonesia. Kemudian tahun 2001 pindah di suatu penerbangan di Papua sebagai teknis penerbangan.
“Saya sudah cukup lama berkecipung di dunia penerbangan kurang lebih 14 tahun. Saya sudah mengabdi diseluruh pedalaman Papua,” ujarnya
Selanjutnya pada tahun 2002, Yunus Wonda mengalami kecelakaan pesawat sertelah mengangkut 19 penumpang.
“Dari peristiwa itu, hanya sekitar 6-7 orang selamat termasuk saya. Karena kemurahan Tuhan saya selamat dari peristiwa Maut itu,” paparnya.
Namun sebelumnya, ia dipercayakan oleh Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya sebagai Kepala Perwakilan Puncak Jaya di Jayapura tahun 1995-1996. Namun pada tahun setelah mengalami kecalakaan itu, tepatnya tahun 2004 ingin coba-coba terjun di dunia politik dan masuk di partai PDS.
Sejak berada pada Partai Damai Sejahtera, mencalonkan diri menjadi Calon Legislatif DPR Papua namun tidak lolos karena tidak memenuhi suara yang didapatkan sejak itu.
“Alasan terjun ke dunia politik, saya hanya ingin belajar tentang politik dan tahun 2008 pindah ke Partai Demokrat lalu mencalon diri sebagai Anggota DPRP, kemudian tahun 2009 saya terpilih sebagai anggota DPR Papua,” katanya.
Namun karena Yunus Wonda merebut suara terbanyak di daerah Pegunungan, akhirnya ia dipercayakan sebagai Wakil Ketua I di DPR Papua periode 2009-2014. “Memang banyak tantangan yang saya hadapi selama itu, namun karena saya selalu berada dalam nauangan Tuhan segala sesuatu yang dihdapi Tuhan bisa menyelesaikannya sehingga saya dipercayakan kembali menjadi anggota DPR Papua periode 2014-2019. [BintangPapua]
Itulah ungkapan hati dari Yunus Wonda SH.MH setelah dirinya dipilih dan dipercayakan sebagai Ketua DPR Papua periode 2014-2019 pada, 17 Desember lalu.
“Sebab kami dipercayakan sebagai anggota DPR Papua yang mewakili hak-hak mereka. Kami tau konsekuensi yang harus dilakukan kepada rakyat. Kita harus siap dimaki, dibenci, diludahi dan siap apa saja yang terburuk,” sambung Yunus Wonda yang menyampaikan banyak terimakasih kepada keluarga besar Partai Demokrat dan kepada masyarakat Papua, khususnya di daerah pegunungan yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk duduk di kursi terhormat itu.
Atas tugas dan tanggungjawab menjadi nomor 1 di DPR Papua itu, pihaknya akan berusaha menata semua administrasi di lembaga DPR Papua. Baik dalam hak dan kewajiban Dewan, kewajiban tugas dan tanggungjawab sebagai anggota Dewan bisa melekat di dalam lembaga ini.
“Dengan kepercayaan ini, maka saya berusaha bagaimana menjaga nama baik lembaga DPR Papua sampai masa akhir jabatannya. Kita boleh berbeda pendapat dalam menyampaikan suatu pendapat, tapi korps DPR Papua harus dijaga dengan baik, karena wibawa lembaga adalah membawa rakyat,” tuturnya.
Yunus mengakui, dengan kepercayaan jabatan yang diberikan sebelumnya sebagai Wakil Ketua I DPR Papua, banyak hal-hal kekurangan yang dilakukan selama ini. Apalagi keinginan masyarakat tidak terpenuhi secara sempurna, sehingga kedepannya bisa lebih disempurnakan apa yang menjadi kekurangan tersebut.
Dalam menuju kesempurnaan itu, maka diharapkan kepada anggota DPR Papua yang baru saja dilantik masa jabatan 2014-2019 bisa menjalankan tugasnya dengan baik demi membangun kebersamaan dalam pencapaian pembangunan di tanah Papua.
“Tanpa rekan-rekan di dewan kami dari pimpinan tidak bisa melakukan apa-apa sesuai dengan keinginan masyarakat itu,” harapnya.
Yunus menyadari banyak hal yang belum dilakukan selama berada di DPR Papua dan selama kepemimpinannya kedepan tidak bisa membuat segala sesuatu jadi. Akan tetapi proses mengarah pada perubahan itu harus dilakukan, dengan cara mulai melakukan pembenahan-pembenahan di dalam lembaga itu sendiri.
Namun yang paling terpenting baginya adalah, akan membuat format bagaimana DPRP memposisikan rakyat sehingga merasa menjadi tuan diatas negerinya sendiri, meski membutuhkan perjuangan yang panjang.
“Jadi kita hadir ini untuk menyempurnakan, dimana 5 tahun lalu kita melakukan 10 persen dan kedepan kita bangkit meningkat dari 10 persen untuk menuju kesempurnaan itu. Sebab, kita menyadari bahwa kesempurnaan itu merupakan hal yang luar biasa tapi untuk mencapai disana kita harus berjuang,” cetus Yunus Wonda.
Tidak hanya itu, kata Yunus, menyampaikan bagaimana lembaga DPR Papua ini mengamankan kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur di dalam membangun Papua ini. “Tugas saya sebagai pimpinan DPRP tetap mengawal dan terus memberikan dukungan kepada pemerintah daerah menjadi mitra terutama bagaiman bisa membuat Papua berubah,” tandasnya.
Bahkan menurutnya, tidak bisa merubah Papua dalam waktu cepat tapi paling tidak membuat hal-hal yang baru terutama membuat perlindungan terhadap kepentingan orang Papua itu sendiri.
“Belum secara keseluruhan anggota DPRP terpilih memiliki satu visi misi karena karakter orang Papua berbeda-beda, tetapi DPR Papua yang lalu kami sangat paham da nada kebersamaan walaupun ada seringkali pro dan kontra akan tetapi lebih menjaga kebersamaan, keberpihakkan didalam menjaga hubungan kepada pemerintah daerah dan rakyat berjalan dengan baik,” ucapnya.
Diakuinya, semangat kerja teman-teman DPR Papua yang lalu sangat luar biasa kebersamaan mereka.
Pasalnya, setiap persoalan yang mereka hadapi secara bersama-sama menghadapinya, sehingga diharapkan ketika ada kekurangan di DPRP bisa disampaikan untuk diselesaikan secara bersama-sama agar lembaga ini benar-benar tercermin didalam lembaga ini untuk melayani semua masyarakat Papua.
“Siapapun masyarakat yang ada di rumah perwakilan rakyat, itu merupakan rakyat kita untuk bisa dilayani dengan baik untuk melihat persoalan-persoalan mereka. Kita di sini lebih menjaga kebijakan tapi yang melaksanakan kebijakan itu adalah Pemerintah daerah dan tugas kita mengawal pemerintahan Provinsi Papua untuk pembangunan di Papua,” katanya.
“Kepercayaan ini saya berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya. Saya akan berusaha untuk membuat situasi di lembaga ini menjadi harmonis dan bagaimana kita bisa menciptakan bahwa lembaga ini benar-benar tempat rakyat,” katanya.
Bahkan lanjut dia, tugas anggota DPR Papua yang paling utama adalah bagaimana memperjuangkan aspirasi rakyat. Entah aspirasi yang mengarah pada kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, politik. Semua harus terakomodir, apapun aspirasinya. Sebab tugas anggota DPR Papua untuk melanjutkan semua aspirasi masyarakat dalam menyampaikan keluhan mereka.
“Mungkin tidak semua kami lakukan akan tetapi paling tidak ada niat untuk siap membuat itu. Apapun konsekuensinya itu sudah menjadi resiko kami di lembaga. Sebab kami dipercayakan sebagai anggota DPR Papua yang mewakili hak-hak mereka. Kami tau konsekuensi yang harus dilakukan kepada rakyat. Kita harus siap dimaki, dibenci, diludahi dan siap apa saja yang terburuk,” ujarnya.
Karir
Yunus menuturkan, sebelumnya masuk didunia penerbangan dirinya bekerja sebagai karyawan di PT. Air Fast Indonesia sejak tahun 1993 Indonesia. Kemudian tahun 2001 pindah di suatu penerbangan di Papua sebagai teknis penerbangan.
“Saya sudah cukup lama berkecipung di dunia penerbangan kurang lebih 14 tahun. Saya sudah mengabdi diseluruh pedalaman Papua,” ujarnya
Selanjutnya pada tahun 2002, Yunus Wonda mengalami kecelakaan pesawat sertelah mengangkut 19 penumpang.
“Dari peristiwa itu, hanya sekitar 6-7 orang selamat termasuk saya. Karena kemurahan Tuhan saya selamat dari peristiwa Maut itu,” paparnya.
Namun sebelumnya, ia dipercayakan oleh Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya sebagai Kepala Perwakilan Puncak Jaya di Jayapura tahun 1995-1996. Namun pada tahun setelah mengalami kecalakaan itu, tepatnya tahun 2004 ingin coba-coba terjun di dunia politik dan masuk di partai PDS.
Sejak berada pada Partai Damai Sejahtera, mencalonkan diri menjadi Calon Legislatif DPR Papua namun tidak lolos karena tidak memenuhi suara yang didapatkan sejak itu.
“Alasan terjun ke dunia politik, saya hanya ingin belajar tentang politik dan tahun 2008 pindah ke Partai Demokrat lalu mencalon diri sebagai Anggota DPRP, kemudian tahun 2009 saya terpilih sebagai anggota DPR Papua,” katanya.
Namun karena Yunus Wonda merebut suara terbanyak di daerah Pegunungan, akhirnya ia dipercayakan sebagai Wakil Ketua I di DPR Papua periode 2009-2014. “Memang banyak tantangan yang saya hadapi selama itu, namun karena saya selalu berada dalam nauangan Tuhan segala sesuatu yang dihdapi Tuhan bisa menyelesaikannya sehingga saya dipercayakan kembali menjadi anggota DPR Papua periode 2014-2019. [BintangPapua]