Yakoba Lokbere dan Lenius Kogoya Temui Presiden Jokowi Bahas Kunjungan ke Papua
pada tanggal
Tuesday, 23 December 2014
KOTA JAYAPURA - Ketua Relawan Bara-JP Papua, Yakoba Lokbere, mengatakan, dirinya didampingi Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua, Lenius Kogoya, pada Kamis, (18/12) bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara. Dalam pertemuan yang berlangsung 4 jam lebih, membahas sejumlah hal penting mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke Papua, dan hal lainnya yang berkaitan dengan Tanah Papua.
Hal itu termasuk situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban di Papua, apalagi terjadi penembakan yang menewaskan 5 warga di Paniai baru-baru ini, turut menjadi perhatian serius Presiden Jokowi.
Dijelaskannya, selama ini orang menilai bahwa Presiden Jokowi berdiam diri terhadap kasus penembakan di Paniai. Anggapan tersebut adalah salah, karena perlu diketahui oleh rakyat Papua, bahwa Presiden Jokowi menyampaikan kepada dirinya bahwa Presiden Jokowi tidak bisa mengeluarkan sebuah statmen dari informasi dari tim yang melakukan penyelidikan terhadap kasus penembakan di Paniai tersebut.
“Bapak Presiden Jokowi sampaikan kepada kami bahwa hasil penyelidikan dan penyidikan dari tim investigasi sudah disampaikan kepada nya (Presiden Jokowi), barulah Bapak Presiden Jokowi sampaikan apa tindakan selanjutnya,” ungkapnya dalam keterangan persnya kepada wartawan di Cafe Phoenam Kotaraja, Sabtu, (20/12).
Baginya, Presiden Jokowi sangatlah berbeda dengan Presiden RI sebelumnya, karena biasanya Presiden RI pada periode lalu, bila ada kasus penembakan di Papua, langsung mengeluarkan statmennya untuk mengambil tindakan.Namun Presiden Jokowi tidak seperti itu, karena Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan di media berdasarkan bukti-bukti yang akurat yang dapat dipercaya.
Namun, harapan Presiden Jokowi bahwa seharusnya bulan Suci bagi orang Kristen seharusnya di rayakan tanpa ada kekerasan/pertumbuhan darah, bahkan harapan Presiden Jokowi bahwa semestinya Papua itu harus aman, tidak boleh ada kekerasan lagi.
Sementara itu, terkait dengan kunjungan Presiden Jokowi dengan Ibu Negara ke Papua. Setiba di Bandara Sentani, Presiden Jokowi akan melakukan blusukan ke Pasar Sentani untuk peletakan batu pertama pembangunan Pasar Sentani, kemudian peletakan batu pertama jembatan penyeberangan di Youtefa, lalu dijadwalkan Presiden Jokowi bertatap muka dengan Relawan Bara-JP di GOR Waringin Kotaraja, setelah itu mengikuti Natal Nasional bersama rakyat Papua di Stadion Mandala Jayapura, dan direncanakan Presiden Jokowi akan ke Wamena.
Lanjutnya, dirinya saat ini sedang mengkoordinasikan ke Mensesneg RI dan Menteri Sekretaris Kabinet RI agar Presiden Jokowi menyempatkan waktunya untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan pasar mama-mama Papua di Jayapura.
Ini sebagai upaya mengobati kekecewaan Mama-Mama Papua saat kampanye Pemilu Presiden lalu, yang mana kedatangan Presiden Jokowi saat itu sudah malam, sehingga tidak sempat bertatap muka dengan Mama-Mama Papua.
“Sesuai dengan hasil pembicaraan kami dengan Mensesneg RI yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai pengatur jadwal Presiden Jokowi di Papua, bahwa pada 28 Desember 2014 Presiden Jokowi direncanakan ke Wamena dengan menggunakan Pesawat Trigana. Sesampai di Wamena Presiden Jokowi ke Museum Wesaput, berikutnya ke Lapangan Pendidikan Wamena untuk bertemu dengan masyarakat, tokoh masyarakat, LMA dan tokoh adat, tokoh gereja. Setelah itu kembali ke Jayapura dan menginap di Jayapura selama 2 malam,” tandasnya.
“Untuk kunjungan langsung ke Papua, itu dikoordinaskan dengan saya dan Mensesneg, karena yang mendampingi Presiden Jokowi ke Papua adalah Mensesneg dan beberapa menteri lainnya,” sambungnya.
Pindahnya tempat perayaan Natal, kata Koordinator Umum Panitia Natal Nasional ini bahwa, ini dikarenakan, kondisi yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan Presiden Jokowi, sehingga untuk keputusan panitia bahwa perayaan Natal Bersama (Pusat dan Daerah) dilaksanakan di Lapangan Mandala yang keamanan dan kenyamanan nya lebih dijamin.
Pada kesempatan ini, dirinya menyampaikan kepada semua relawan di Papua/Papua Barat, bahwa jangan kita melihat dari semua situasi-situasi yang ada misalnya kasus penembakan warga di Paniai yang sedang berduka (bahkan Papua) lalu berasumsi yang bukan-bukan terhadap kehadiran Presiden Jokowi, tetapi harus melihat dari kedatangan Presiden Jokowi ini sebagai momen penting yang dapat kita ambil hikmahnya, yang mana kehadiran Presiden Jokowi membawa berkat bagi rakyat Papua, terkait dengan pembangunan infrastruktur, transportasi, pendidikan, ekonomi kerakyatan, kesehatan dan lainnya.
“Selama ini asa yang ada di rakyat Papua bahwa situasinya kita mungkin ada didalam situasi yang tidak damai, aman dan tidak nyaman, maka tetapi kehadiran Presiden Jokowi ke Papua marilah kita membuka hati menerima kehadiran Presiden Jokowi untuk mengikuti Natal. Dibalik ini saya percaya bahwa ada hikmah yang akan banyak hal terjadi di Tanah Papua, yaitu suatu perubahan besar yang semakin baik bagi rakyat Papua pada 5 tahun mendatang, bahkan 10 tahun mendatang selama Presiden Jokowi memimpin Indonesia,” ujarnya.
Orang dekat Presiden Jokowi ini, menandaskan, ketika dirinya mengantarkan suara kemenangan 2 juta lebih suara ke Presiden Jokowi, yang disela-sela makan malam bersama, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa setelah dilantik menjadi Presiden pertama langsung ke Papua. Artinya, ini suatu persehatian yang serius dari Presiden Jokowi untuk melihat Papua dari dekat, bukan dari Jakarta saja, bahkan rencana pembangunan Istana Negara di Papua.
“Yesus Kristus lahir membawa kedamaian, jadi saya percaya bahwa seperti halnya Presiden Jokowi pasti membawa kedamaian di Tanah Papua,” imbuhnya. [BintangPapua]
Hal itu termasuk situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban di Papua, apalagi terjadi penembakan yang menewaskan 5 warga di Paniai baru-baru ini, turut menjadi perhatian serius Presiden Jokowi.
Dijelaskannya, selama ini orang menilai bahwa Presiden Jokowi berdiam diri terhadap kasus penembakan di Paniai. Anggapan tersebut adalah salah, karena perlu diketahui oleh rakyat Papua, bahwa Presiden Jokowi menyampaikan kepada dirinya bahwa Presiden Jokowi tidak bisa mengeluarkan sebuah statmen dari informasi dari tim yang melakukan penyelidikan terhadap kasus penembakan di Paniai tersebut.
“Bapak Presiden Jokowi sampaikan kepada kami bahwa hasil penyelidikan dan penyidikan dari tim investigasi sudah disampaikan kepada nya (Presiden Jokowi), barulah Bapak Presiden Jokowi sampaikan apa tindakan selanjutnya,” ungkapnya dalam keterangan persnya kepada wartawan di Cafe Phoenam Kotaraja, Sabtu, (20/12).
Baginya, Presiden Jokowi sangatlah berbeda dengan Presiden RI sebelumnya, karena biasanya Presiden RI pada periode lalu, bila ada kasus penembakan di Papua, langsung mengeluarkan statmennya untuk mengambil tindakan.Namun Presiden Jokowi tidak seperti itu, karena Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan di media berdasarkan bukti-bukti yang akurat yang dapat dipercaya.
Namun, harapan Presiden Jokowi bahwa seharusnya bulan Suci bagi orang Kristen seharusnya di rayakan tanpa ada kekerasan/pertumbuhan darah, bahkan harapan Presiden Jokowi bahwa semestinya Papua itu harus aman, tidak boleh ada kekerasan lagi.
Sementara itu, terkait dengan kunjungan Presiden Jokowi dengan Ibu Negara ke Papua. Setiba di Bandara Sentani, Presiden Jokowi akan melakukan blusukan ke Pasar Sentani untuk peletakan batu pertama pembangunan Pasar Sentani, kemudian peletakan batu pertama jembatan penyeberangan di Youtefa, lalu dijadwalkan Presiden Jokowi bertatap muka dengan Relawan Bara-JP di GOR Waringin Kotaraja, setelah itu mengikuti Natal Nasional bersama rakyat Papua di Stadion Mandala Jayapura, dan direncanakan Presiden Jokowi akan ke Wamena.
Lanjutnya, dirinya saat ini sedang mengkoordinasikan ke Mensesneg RI dan Menteri Sekretaris Kabinet RI agar Presiden Jokowi menyempatkan waktunya untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan pasar mama-mama Papua di Jayapura.
Ini sebagai upaya mengobati kekecewaan Mama-Mama Papua saat kampanye Pemilu Presiden lalu, yang mana kedatangan Presiden Jokowi saat itu sudah malam, sehingga tidak sempat bertatap muka dengan Mama-Mama Papua.
“Sesuai dengan hasil pembicaraan kami dengan Mensesneg RI yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai pengatur jadwal Presiden Jokowi di Papua, bahwa pada 28 Desember 2014 Presiden Jokowi direncanakan ke Wamena dengan menggunakan Pesawat Trigana. Sesampai di Wamena Presiden Jokowi ke Museum Wesaput, berikutnya ke Lapangan Pendidikan Wamena untuk bertemu dengan masyarakat, tokoh masyarakat, LMA dan tokoh adat, tokoh gereja. Setelah itu kembali ke Jayapura dan menginap di Jayapura selama 2 malam,” tandasnya.
“Untuk kunjungan langsung ke Papua, itu dikoordinaskan dengan saya dan Mensesneg, karena yang mendampingi Presiden Jokowi ke Papua adalah Mensesneg dan beberapa menteri lainnya,” sambungnya.
Pindahnya tempat perayaan Natal, kata Koordinator Umum Panitia Natal Nasional ini bahwa, ini dikarenakan, kondisi yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan Presiden Jokowi, sehingga untuk keputusan panitia bahwa perayaan Natal Bersama (Pusat dan Daerah) dilaksanakan di Lapangan Mandala yang keamanan dan kenyamanan nya lebih dijamin.
Pada kesempatan ini, dirinya menyampaikan kepada semua relawan di Papua/Papua Barat, bahwa jangan kita melihat dari semua situasi-situasi yang ada misalnya kasus penembakan warga di Paniai yang sedang berduka (bahkan Papua) lalu berasumsi yang bukan-bukan terhadap kehadiran Presiden Jokowi, tetapi harus melihat dari kedatangan Presiden Jokowi ini sebagai momen penting yang dapat kita ambil hikmahnya, yang mana kehadiran Presiden Jokowi membawa berkat bagi rakyat Papua, terkait dengan pembangunan infrastruktur, transportasi, pendidikan, ekonomi kerakyatan, kesehatan dan lainnya.
“Selama ini asa yang ada di rakyat Papua bahwa situasinya kita mungkin ada didalam situasi yang tidak damai, aman dan tidak nyaman, maka tetapi kehadiran Presiden Jokowi ke Papua marilah kita membuka hati menerima kehadiran Presiden Jokowi untuk mengikuti Natal. Dibalik ini saya percaya bahwa ada hikmah yang akan banyak hal terjadi di Tanah Papua, yaitu suatu perubahan besar yang semakin baik bagi rakyat Papua pada 5 tahun mendatang, bahkan 10 tahun mendatang selama Presiden Jokowi memimpin Indonesia,” ujarnya.
Orang dekat Presiden Jokowi ini, menandaskan, ketika dirinya mengantarkan suara kemenangan 2 juta lebih suara ke Presiden Jokowi, yang disela-sela makan malam bersama, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa setelah dilantik menjadi Presiden pertama langsung ke Papua. Artinya, ini suatu persehatian yang serius dari Presiden Jokowi untuk melihat Papua dari dekat, bukan dari Jakarta saja, bahkan rencana pembangunan Istana Negara di Papua.
“Yesus Kristus lahir membawa kedamaian, jadi saya percaya bahwa seperti halnya Presiden Jokowi pasti membawa kedamaian di Tanah Papua,” imbuhnya. [BintangPapua]