Polda Papua Tindak Tegas Kelompok Kriminal Bersenjata di Puncak
pada tanggal
Thursday, 11 December 2014
KOTA JAYAPURA – Polda Papua akan melakukan tindakan tegas kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) pelaku penembakan terhadap Aipda Thomson Siahaan dan Bripda Everson anggota Brimob Den A Polda Papua, di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (03/12).
Kapolda Papua memberikan waktu 3 hari kepada pelaku untuk menyerahkan diri.
“ JIka dalam 3 hari pelaku tidak menyerahkan diri, kita akan memburu dan menangkap hidup atau mati. Itu kesepakatan kita dalam rapat bersama Kodam dan Bupati Puncak,” kata Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende kepada wartawan usai memimpin rapat terkait pelaksaan operasi di Puncak, Papua yang berlangsung di Mapolda Papua, Jumat (05/12).
Menurut Yotje Mende, Dalam rapat yang dihadiri Kasdam XVII/Cenderawasih, Brijen TNI Deliaman Tony Damanik, Wakapolda Papua Brigjen Pol. Paulus Waterpauw, Bupati Puncak, Williem Wandik, Kapolres Puncak Jaya dan para pejabat teras Polda dan Kodam XVII/Cenderawasih telah sepakat dan mengutuk perbuatan KKB ini, telah melanggar HAM, karena melakukan melakukan penembakan dan pembunuhan secara sadis ( setelah ditembak, kaki dan tangan korban dipotong).
Kapolda dengan rasa emosi mengatakan, palaku pembunuhan itu tidak gentlemen, sebagai laki-laki melakukan penembakan dari belakang disaat anggota membantu pemuda dan masyarakat yang akan merayakan natal di Gereja GKII.
“ Ketika merek mengangkat kursi dari kantor bupati untuk keperluan masyarakat yang merayakan natal, tetapi ditembak dari belakang. Apa itu gentlemen ?. Kita apara dan pemerintah mengutuk perlakukan mereka itu,” ujarnya.
Atas perbuatan mereka itu, Kapolda selaku kepala operasi Hamkatibmas di Papua, memerintahkan dilaksanakan operasi dalam rangkat cipta kondisi Natal dan tahun baru , dengan memerintahkan Polda dan Polres Puncak Jaya untuk melakukan kegiatan operasional yang ditingkatkan dengan focus operasi mencari, mengejar dan penangkapan pelaku penembakan dan jaringannya, hidup atau mati.
“ Itu kesepakatan kita dalam rapat Polda dengan para pihak yang dihadiri Kodam, Bupati Puncak, Kapolres dan masyarakat yang pro,” tegasnya.
Dalam rangka pelaksanaan operasi itu, Polda Papua akan menambah pasukan ke wilayah Puncak dari Brimob 1 SSK menambah pasukan yang sudah ada disana 2 SSK, kemudian personil dari Kodam hanya saja jumlahnya masih akan dikoordinasikan dengan Kodam. “ Saat ini baru dari Polri saja, dari TNI belum bisa disebutkan jumlahnya karena masih akan dikoordinasikan, tugas khusus pasukan ini mencari dan menangkap pelaku penembakan anggota Brimob dan perampas senjata,” katanya.
Kapolda Yotje memberikan kesemapatan berdamai, dalam waktu 3 hari mereka (pelaku) harus menyerahkan diri, jika tidak, kita akan melakukan tindakan mencari dan menangkap mereka hidup atau mati. “ Itu komitmen saya dan kesepatan bersama,” tegas Kapolda.
Bahkan pihak kepolisian tidak akan menunggu , tetapi akan mencari mereka. “ Ini komitmen saya dan akan dilakukan mulai minggu depan setelah tiga hari dari sekarang. Dan tolong kembalikan senjata-senjata yang dirampas. Jika ingin damai,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Puncak, Willem Wandik menegaskan bahwa pada prinsipnya, Pemerintah Kabupaten Puncak mendukung kebijakan dan progRam dari Polda Papua terkait meningkatkan operasi di IIaga, Puncak guna menangkap dan mengejar pelaku penembakan dua anggota Brimob sebab sebelumnya, telah ditempuh upaya perdamaian. “ Kami dukung Polda kejar para pelaku dan itu harus dilakukan sebab bila tak dilakukan akan mempengaruhi Pemerintahan Puncak, apalagi kejadian aksi penembakan sudah dua kali terjadi di Ibukota Puncak dalam beberap hari belakangan ini.
“ Prinsipnya, masyarakat disana sudah sangat merindukan kedamaian apalagi ini bulan Desember. Apa yang dilakukan para pelaku bisa disebut dia sebenarnya tak memiliki Tuhan dan kedamaian dalam hidupnya. Pemerintah dan masyarakat sepakat tak setuju dengan apa yang dilakukan para pelaku penembakan tersebut. Diharapkan Polda bisa menangkap para pelakunya segera mungkin,” ujarnya.
Soal asal para pelaku, Willem membeberkan sebagian dari warga dari luar bersama warga didaerah itu. Mereka itu gabungan,” tandasnya. [PapuaPos]
Kapolda Papua memberikan waktu 3 hari kepada pelaku untuk menyerahkan diri.
“ JIka dalam 3 hari pelaku tidak menyerahkan diri, kita akan memburu dan menangkap hidup atau mati. Itu kesepakatan kita dalam rapat bersama Kodam dan Bupati Puncak,” kata Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende kepada wartawan usai memimpin rapat terkait pelaksaan operasi di Puncak, Papua yang berlangsung di Mapolda Papua, Jumat (05/12).
Menurut Yotje Mende, Dalam rapat yang dihadiri Kasdam XVII/Cenderawasih, Brijen TNI Deliaman Tony Damanik, Wakapolda Papua Brigjen Pol. Paulus Waterpauw, Bupati Puncak, Williem Wandik, Kapolres Puncak Jaya dan para pejabat teras Polda dan Kodam XVII/Cenderawasih telah sepakat dan mengutuk perbuatan KKB ini, telah melanggar HAM, karena melakukan melakukan penembakan dan pembunuhan secara sadis ( setelah ditembak, kaki dan tangan korban dipotong).
Kapolda dengan rasa emosi mengatakan, palaku pembunuhan itu tidak gentlemen, sebagai laki-laki melakukan penembakan dari belakang disaat anggota membantu pemuda dan masyarakat yang akan merayakan natal di Gereja GKII.
“ Ketika merek mengangkat kursi dari kantor bupati untuk keperluan masyarakat yang merayakan natal, tetapi ditembak dari belakang. Apa itu gentlemen ?. Kita apara dan pemerintah mengutuk perlakukan mereka itu,” ujarnya.
Atas perbuatan mereka itu, Kapolda selaku kepala operasi Hamkatibmas di Papua, memerintahkan dilaksanakan operasi dalam rangkat cipta kondisi Natal dan tahun baru , dengan memerintahkan Polda dan Polres Puncak Jaya untuk melakukan kegiatan operasional yang ditingkatkan dengan focus operasi mencari, mengejar dan penangkapan pelaku penembakan dan jaringannya, hidup atau mati.
“ Itu kesepakatan kita dalam rapat Polda dengan para pihak yang dihadiri Kodam, Bupati Puncak, Kapolres dan masyarakat yang pro,” tegasnya.
Dalam rangka pelaksanaan operasi itu, Polda Papua akan menambah pasukan ke wilayah Puncak dari Brimob 1 SSK menambah pasukan yang sudah ada disana 2 SSK, kemudian personil dari Kodam hanya saja jumlahnya masih akan dikoordinasikan dengan Kodam. “ Saat ini baru dari Polri saja, dari TNI belum bisa disebutkan jumlahnya karena masih akan dikoordinasikan, tugas khusus pasukan ini mencari dan menangkap pelaku penembakan anggota Brimob dan perampas senjata,” katanya.
Kapolda Yotje memberikan kesemapatan berdamai, dalam waktu 3 hari mereka (pelaku) harus menyerahkan diri, jika tidak, kita akan melakukan tindakan mencari dan menangkap mereka hidup atau mati. “ Itu komitmen saya dan kesepatan bersama,” tegas Kapolda.
Bahkan pihak kepolisian tidak akan menunggu , tetapi akan mencari mereka. “ Ini komitmen saya dan akan dilakukan mulai minggu depan setelah tiga hari dari sekarang. Dan tolong kembalikan senjata-senjata yang dirampas. Jika ingin damai,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Puncak, Willem Wandik menegaskan bahwa pada prinsipnya, Pemerintah Kabupaten Puncak mendukung kebijakan dan progRam dari Polda Papua terkait meningkatkan operasi di IIaga, Puncak guna menangkap dan mengejar pelaku penembakan dua anggota Brimob sebab sebelumnya, telah ditempuh upaya perdamaian. “ Kami dukung Polda kejar para pelaku dan itu harus dilakukan sebab bila tak dilakukan akan mempengaruhi Pemerintahan Puncak, apalagi kejadian aksi penembakan sudah dua kali terjadi di Ibukota Puncak dalam beberap hari belakangan ini.
“ Prinsipnya, masyarakat disana sudah sangat merindukan kedamaian apalagi ini bulan Desember. Apa yang dilakukan para pelaku bisa disebut dia sebenarnya tak memiliki Tuhan dan kedamaian dalam hidupnya. Pemerintah dan masyarakat sepakat tak setuju dengan apa yang dilakukan para pelaku penembakan tersebut. Diharapkan Polda bisa menangkap para pelakunya segera mungkin,” ujarnya.
Soal asal para pelaku, Willem membeberkan sebagian dari warga dari luar bersama warga didaerah itu. Mereka itu gabungan,” tandasnya. [PapuaPos]