DPR-RI Tuding CIA Dibalik Penembakan di Papua
pada tanggal
Thursday, 11 December 2014
JAKARTA - Komisi III DPR meminta kepada pemerintah untuk mengusut secara serius kasus penembakan anggota Brimob di puncak Jayawijaya, Papua, beberapa waktu yang lalu.
Pasalnya ini bukan pertama kali terjadi karena dilakukan oleh kelompok yang diduga dari gerakan Papua merdeka.
"Ini bukan perkara kriminal biasa, gerakan bersenjata di sana lebih mengarah pada upaya pemberontakan. Ini adalah bagian dari gerakan organisasi Papua merdeka," ujar Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS, Aboe Bakar AL Habsyi kepada INILAHCOM, Selasa (9/12/2014).
Menurutnya, kasus penembakan di Papua dapat diartikan sebagai ancaman bagi Indonesia karena korbannya berasal dari aparat penegak hukum.
" Apa yang mereka lakukan itu bisa dikategorikan sebagai tindakan yang membahayakan negara, yang biasanya disebut dengan makar atau pemberontakan," katanya.
Aboe Bakar menyebut aksi penembakan yang terjadi di Papua sangat kuat melibatkan pihak asing. Sebab beberapa waktu yang lalu pihak TNI-Polri mengamankan salah seorang yang diduga bagian dari kelompok tersebut.
Namun hal yang mengejutkan, orang tersebut ternyata bagian dari intelijen asing. Meski begitu keterlibatan pihak luar negeri dalam insiden ini patut diselidiki lebih lanjut.
"Adanya informasi bahwa salah satu pelaku yang ditangkap adalah anggota CIA semakin menguatkan indikasi makar di sini. Apabila informasi ini benar, presiden harus bertindak secara tegas," katanya.
Sebelumnya, dua anggota Brimob Polri ditembak mati di Ilaga, Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Papua. Keduanya menjadi korban keganasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di sana.
Penembakan terjadi ketika sejumlah anggota Kepolisian Daerah Papua, sedang membantu kegiatan gereja GKII. Mereka diberondong tembakan ketika tengah mengangkat kursi dan tenda.[Inilah]
Pasalnya ini bukan pertama kali terjadi karena dilakukan oleh kelompok yang diduga dari gerakan Papua merdeka.
"Ini bukan perkara kriminal biasa, gerakan bersenjata di sana lebih mengarah pada upaya pemberontakan. Ini adalah bagian dari gerakan organisasi Papua merdeka," ujar Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS, Aboe Bakar AL Habsyi kepada INILAHCOM, Selasa (9/12/2014).
Menurutnya, kasus penembakan di Papua dapat diartikan sebagai ancaman bagi Indonesia karena korbannya berasal dari aparat penegak hukum.
" Apa yang mereka lakukan itu bisa dikategorikan sebagai tindakan yang membahayakan negara, yang biasanya disebut dengan makar atau pemberontakan," katanya.
Aboe Bakar menyebut aksi penembakan yang terjadi di Papua sangat kuat melibatkan pihak asing. Sebab beberapa waktu yang lalu pihak TNI-Polri mengamankan salah seorang yang diduga bagian dari kelompok tersebut.
Namun hal yang mengejutkan, orang tersebut ternyata bagian dari intelijen asing. Meski begitu keterlibatan pihak luar negeri dalam insiden ini patut diselidiki lebih lanjut.
"Adanya informasi bahwa salah satu pelaku yang ditangkap adalah anggota CIA semakin menguatkan indikasi makar di sini. Apabila informasi ini benar, presiden harus bertindak secara tegas," katanya.
Sebelumnya, dua anggota Brimob Polri ditembak mati di Ilaga, Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Papua. Keduanya menjadi korban keganasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di sana.
Penembakan terjadi ketika sejumlah anggota Kepolisian Daerah Papua, sedang membantu kegiatan gereja GKII. Mereka diberondong tembakan ketika tengah mengangkat kursi dan tenda.[Inilah]