Solidaritas Jurnalis Papua Gelar Aksi Solidaritas Korban Intimidasi dan Penganiayaan di Makassar
pada tanggal
Tuesday, 18 November 2014
Puluhan jurnalis Papua mengatas namakan, Solidaritas Jurnalis Papua menggelar aksi di Tugu Bola, Taman Imbi Kota Jayapura pada Jumat (14/11) siang. Dengan membawa sebuah spanduk bertuliskan Solidaritas Jurnalis Papua. Stop kekerasan terhadap jurnalis tanpa jurnalis ko tra hebat.
Kordinator Aksi Solidaritas Jurnalis Papua, Roberth Vanwi, mengatakan Aksi solidaritas ini dilakukan dalam rangka menyampaikan rasa belasungkawa kepada wartawan yang mendapat intimidasi di Makassar saat melakukan peliputan.
”aksi damai ini untuk menyuarakan beberapa hal terkait persoalan di Makasar, Sulawesi Selatan itu. Kita sesama jurnalis itu bersaudara, jika ada jurnalis yang dianiaya, berarti dia juga menganiaya kami”, kata Vanwi juga meminta kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol Drs. Yotje Mende, agar kejadian kekerasan yang dilakukan oleh oknum di Makassar tidak terjadi di Papua.
”hal yang memalukan seperti itu, tidak terulang di Papua. sebab kepolisian dan wartawan merupakan mitra dalam hal pemberitaan sehingga kepolisian bisa dikenal masyarakat.” Katanya.
Sementara pernyataan sikap Soldaritas Jurnalis Papua yang dibacakan oleh Djefri wartawan Associated Press, poin pertama menuntut kepada Kapolri Jenderal Sutarman agar mengusut tuntas kasus penganiayaan dan perampasan alat kerja jurnalis yang terjadi di Makassar.
Poin kedua menghukum seberat-beratnya oknum polisi yang melakukan penganiayaan dan perampasan itu. Poin ketiga, kepolisian wajib melindungi seluruh jurnalis saat melakukan peliputan dalam situasi apapun dan point ke-empat kepolisian harus mengambil hikmah dari persoalan ini sehingga intimidasi terhadap wartawan di Papua tidak terjadi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan sangat paham terhadap kerja wartawan dalam mencari informasi. Kami harap hal serupa tidak terjadi di Papua.
”untuk kasus di Makassar hingga saat ini belum mengetahui peristiwanya seperti apa. Namun jika terjadi chaos maka wartawan harus pintar mengambil posisi tidak menjadi korban aparat saat terjadi bentrok antara kedua kubu”, kata Kabidhumas. [SuluhPapua]