Sekolah Tinggi Ilmu Peguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) PGRI Serui akan Tingkatkan SDM Kepulauan Yapen
pada tanggal
Saturday, 29 November 2014
SERUI (YAPEN) - Sejak diresmikan pada 17 Mei 2013 Sekolah Tinggi Ilmu Peguruan dan Ilmu Pendidikan STIKIP PGRI Serui yang merupakan salah satu sekolah kejuruan yang berada di Kabupaten Kepulauan Yapen dengan harapan hadirnya Sekolah Tinggi itu dapat menjawab tuntutan dan tantangan peningkatan SDM pendidikan Papua secara khusus di Yapen.
Dikatakan Rektor STIKIP PGRI Serui,Drs Oregenes Runtuboi,MSi bahwa mendirikan lembaga pendidikan sekolah tinggi merupakan suatu tantangan yang tidak semudah membalik telapak tangan karena membutuhkan komitmen dan kerja keras.
“ Mendirikan sekolah atau perguruan tinggi merupakan hal yang rumit khususnya di Papua, dan itu terbukti dengan sampai saat ini rasio perguruan tinggi berbanding kelulusan sangat tidak seimbang, hal ini juga mengakibatkan banyak output dari SMA khususnya anak asli Papua tidak memiliki akses untuk menikmati jenjang perguruan tinggi, “ katanya kepada Wartawan belum lama ini.
Ia menjelaskan, secara khusus untuk mahasiwa angkatan I dan II STIKIP PGRI Serui, pada saat akan kelulusan bakal mengantngi ijazah Universitas Cenderawasih (Uncen) di mana sebelumnya telah dilakukan kerja sama untuk pelaksanaan wisuda dan ujian.
“ Kita punya beberapa kekuatan untuk mendirikan perguruan tinggi diantaranya lahan, legalitas badan, tenaga pengajar, yang telah diproses sejak tahun 2010 dan telah mendapatkan rekomendasi dari Kopertis Wilayah 12 dan saat ini sampai ke Dikti. Sedangkan bagi mahasiswa angkatan I dan II akan di luluskan menggunakan Ijazah Uncen yang bentukannya dari STKIP PGRI,”tandasnya
Lebih jauh ia mengemukakan sambil menunggu hasil Akreditasi kejuruan, agar lulusan-lulusan dari sekolah tingginya memiliki legalitas pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Uncen di Jayapura dan saat ini ada 509 mahasiswa yang mengikuti kelas jauh dari sana.
“ mereka sudah memiliki Nim dan telah ikut seminar dan legalitas sekolah ini kita lagi menunggu tim dari dikti beberapa hari kedepan kita akan ada pertemuan di biak masalah sosialisasi pendirian untuk sekolah tinggi “ ucapnya .
Ia juga mengatakan sekarang ini tidak segampang tahun –tahun sebelumnya dalam mendirikan suatu sekolah tinggi karena harus memiliki tenaga S2 satu prodi minimal enam orang sedanglan untuk mencari enam master sesuai dengan kualifikasi pendidikannya di Tanah Papua tidaklah mudah , untuk itu pihaknya mencoba memenuhi segala persyaratannya dengan menjalin kerjasma beberapa perguruan tinggi agar dapat berdirinya sekolah tinggi yang terakreditasi dan sambil menunggu hasil evaluasi dari Dikti. [SuluhPapua]
Dikatakan Rektor STIKIP PGRI Serui,Drs Oregenes Runtuboi,MSi bahwa mendirikan lembaga pendidikan sekolah tinggi merupakan suatu tantangan yang tidak semudah membalik telapak tangan karena membutuhkan komitmen dan kerja keras.
“ Mendirikan sekolah atau perguruan tinggi merupakan hal yang rumit khususnya di Papua, dan itu terbukti dengan sampai saat ini rasio perguruan tinggi berbanding kelulusan sangat tidak seimbang, hal ini juga mengakibatkan banyak output dari SMA khususnya anak asli Papua tidak memiliki akses untuk menikmati jenjang perguruan tinggi, “ katanya kepada Wartawan belum lama ini.
Ia menjelaskan, secara khusus untuk mahasiwa angkatan I dan II STIKIP PGRI Serui, pada saat akan kelulusan bakal mengantngi ijazah Universitas Cenderawasih (Uncen) di mana sebelumnya telah dilakukan kerja sama untuk pelaksanaan wisuda dan ujian.
“ Kita punya beberapa kekuatan untuk mendirikan perguruan tinggi diantaranya lahan, legalitas badan, tenaga pengajar, yang telah diproses sejak tahun 2010 dan telah mendapatkan rekomendasi dari Kopertis Wilayah 12 dan saat ini sampai ke Dikti. Sedangkan bagi mahasiswa angkatan I dan II akan di luluskan menggunakan Ijazah Uncen yang bentukannya dari STKIP PGRI,”tandasnya
Lebih jauh ia mengemukakan sambil menunggu hasil Akreditasi kejuruan, agar lulusan-lulusan dari sekolah tingginya memiliki legalitas pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Uncen di Jayapura dan saat ini ada 509 mahasiswa yang mengikuti kelas jauh dari sana.
“ mereka sudah memiliki Nim dan telah ikut seminar dan legalitas sekolah ini kita lagi menunggu tim dari dikti beberapa hari kedepan kita akan ada pertemuan di biak masalah sosialisasi pendirian untuk sekolah tinggi “ ucapnya .
Ia juga mengatakan sekarang ini tidak segampang tahun –tahun sebelumnya dalam mendirikan suatu sekolah tinggi karena harus memiliki tenaga S2 satu prodi minimal enam orang sedanglan untuk mencari enam master sesuai dengan kualifikasi pendidikannya di Tanah Papua tidaklah mudah , untuk itu pihaknya mencoba memenuhi segala persyaratannya dengan menjalin kerjasma beberapa perguruan tinggi agar dapat berdirinya sekolah tinggi yang terakreditasi dan sambil menunggu hasil evaluasi dari Dikti. [SuluhPapua]