Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Keerom Terkendala Akses Transportasi
pada tanggal
Thursday, 20 November 2014
KOTA JAYAPURA - Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Keerom, Papua, Yuliana Ratna Anderi menyatakan, pihaknya terkendalan akses transportasi untuk melakukan pelayanan perpustakaan keliling ke wilayah perbatasan.
Menurutnya, akibat terkendala sulitnya akses transportasi, pihak Perpustakaan dan Arsip Daerah setempat akhirnya bekerjasama dengan perpustakaan sekolah yang ada di daerah perbatasan.
"Kami belum bisa melayani ke wilayah III yakni wilayah perbatasan. Itu masalahnya transportasi dan sarana di sana belum memadai. Perhatian kami lebih ke sekolah- sekolah yang ada di wilayah itu. Misalnya SMA, SMP dan SD yang paling terjauh yang kami jangkau adalah Distrik Web. Kami harus sewa kendaraan ke sana untuk melakukan perpustakaan keliling," kata Yuliana Anderi, Selasa (18/11).
Kata Yuliana, harusnya setiap tahun, pihaknya minimal tiga kali ke wilayah perbatasan. Namun karena kendala sulitnya transportasi, mereka hanya setahun sekali ke daerah itu.
"Saya sudah sampaikan ke Kepala Badan Perpusatkaan dan Arsip Daerah Papua, kalau kami tidak bisa secara berkesinambungan ke wilayah perbatasan, karena masalah transportasi. Sewa kendaraan ke wilayah itu mahal. Tapi kalau masalah buku tidak ada masalah," ucapnya.
Selain itu kata Yuliana, minta baca siswa di wilayah perbatasan juga masih masih minim. Hal itu menjasi pekerjaan rumah pihaknya untuk membuat terobosan agar anak bisa termotivasi membaca.
"Upaya kami dengan Dinas P dan P Kabupaten Keerom, kami membuka taman bacaan di wilayah perbatasan. Ada guru-guru yang mengelola. Kami kerjasama dengan sekolah di daerah itu. Kami drop buku ke sana. Buku dari kami, buku umum. Klau dari perpustakaan sekolah, kurikulum. Ada juga buku cerita rakyat khusus Papua. Banyak kami siapkan," katanya. [SalamPapua]
Menurutnya, akibat terkendala sulitnya akses transportasi, pihak Perpustakaan dan Arsip Daerah setempat akhirnya bekerjasama dengan perpustakaan sekolah yang ada di daerah perbatasan.
"Kami belum bisa melayani ke wilayah III yakni wilayah perbatasan. Itu masalahnya transportasi dan sarana di sana belum memadai. Perhatian kami lebih ke sekolah- sekolah yang ada di wilayah itu. Misalnya SMA, SMP dan SD yang paling terjauh yang kami jangkau adalah Distrik Web. Kami harus sewa kendaraan ke sana untuk melakukan perpustakaan keliling," kata Yuliana Anderi, Selasa (18/11).
Kata Yuliana, harusnya setiap tahun, pihaknya minimal tiga kali ke wilayah perbatasan. Namun karena kendala sulitnya transportasi, mereka hanya setahun sekali ke daerah itu.
"Saya sudah sampaikan ke Kepala Badan Perpusatkaan dan Arsip Daerah Papua, kalau kami tidak bisa secara berkesinambungan ke wilayah perbatasan, karena masalah transportasi. Sewa kendaraan ke wilayah itu mahal. Tapi kalau masalah buku tidak ada masalah," ucapnya.
Selain itu kata Yuliana, minta baca siswa di wilayah perbatasan juga masih masih minim. Hal itu menjasi pekerjaan rumah pihaknya untuk membuat terobosan agar anak bisa termotivasi membaca.
"Upaya kami dengan Dinas P dan P Kabupaten Keerom, kami membuka taman bacaan di wilayah perbatasan. Ada guru-guru yang mengelola. Kami kerjasama dengan sekolah di daerah itu. Kami drop buku ke sana. Buku dari kami, buku umum. Klau dari perpustakaan sekolah, kurikulum. Ada juga buku cerita rakyat khusus Papua. Banyak kami siapkan," katanya. [SalamPapua]