Pemprov Papua akan Bangun Smelter dengan Dana Investor Amerika
pada tanggal
Thursday, 20 November 2014
TIMIKA (MIMIKA) – Gubernur Papua, Lukas Enembe SIP., MH mengungkapkan rencana pembangunan pabrik pemurnian hasil tambang atau smelter yang diinginkan masyarakat Papua sedang dalam proses dan ditangani langsung oleh Pemerintah Provinsi Papua, menggunakan dana milik pemerintah.
“Kita, pemerintah daerah sendiri yang membangun dengan investasi dari perusahaan Amerika,” ujar gubernur saat ditanyai Salam Papua di Rimba Papua Hotel, Rabu (19/11)
Menurutnya, usaha pembangunan ini merupakan responnya dalam mendukung percepatan pembangunan di Tanah Papua termasuk mengusahakan cepatnya pembangunan pabrik-pabrik guna mendukung jalannya operasional PT Freeport Indonesia. “Freeport wajib hukumnya untuk melakukan permunian di smelter yang dibangun pemerintah daerah,” tegasnya.
Enembe menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs sebagai penyalur dana dalam pembangunan smelter yang akan disertai dengan pembangunan pabrik semen, pembangkit listrik, dan pupuk.
“Kita sudah lakukan MoU atau kesepakatan, selanjutnya mereka akan lakukan presentasi didepan kita, kemarin kita sudah ketemu dengan perwakilan Singapura, berikutnya kami akan lakukan pertemuan dengan perwakilan Asia dari Hong-Kong yang akan kami adakan di Jakarta,” ujarnya.
Ditandaskan, pembangunan smelter ini merupakan inisatif pihaknya guna mempercepat pembangunan di Papua khususnya di Mimika yang keseluruhan modalnya tidak berasal dari dana otsus.
“Kami tidak menggunakan dana otonomi khusus, karena dana otonomi khusus bukan digunakan untuk membangun smelter,” tandasnya.
Sebelumnya, gubernur mengungkapkan bahwa pembangunan smelter ini juga sebagai upaya pembangunan industri secara terintegrasi yang merupakan solusi mengangkat Papua keluar dari masalah kemiskinan karena tingginya biaya hidup.
“Meskipun pemerintah pusat mendukung pembangunan smelter di luar Papua, kami akan membangun pabrik itu dengan menggunakan dana sendiri. Freeport wajib menggunakan fasilitas milik kami guna meningkatkan pendapatan pemda dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat," katanya kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (15/11) lalu.
Enembe mengaku telah melakukan koordinasi dengan investor asal Amerika Serikat untuk pembangunan smelter itu. Pembangunannya bersamaan dengan pabrik semen, pembangkit listrik, dan pupuk.
Sebab saat ini APBD Papua lebih banyak dibelanjakan ke Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. "Sekitar 70% APBD dibelanjakan di kedua provinsi itu, jadi dananya hanya mampir di Papua," ujarnya.
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Oedang yang melakukan kunjungan kerja di Papua beberapa waktu lalu untuk sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, telah bertemu dengan Presdir PT Freeport Indonesia dan Gubernur Papua.
Oesman meminta agar Freeport bisa bekerja sama dengan Pemprov untuk segera membangun smelter.
"Hasil kunjungan ke Freeport dan pertemuan dengan gubernur, saya simpulkan smelter harus tetap dibangun di Papua, jangan di tempat lain," ujarnya.
Menurut dia, lebih bagus pembangunannya kerja sama pemprov, bersamaan dengan pabrik semen dan pupuk. Dana otsus pemprov bisa buat modal kerja sama itu," jelasnya. [SalamPapua]
“Kita, pemerintah daerah sendiri yang membangun dengan investasi dari perusahaan Amerika,” ujar gubernur saat ditanyai Salam Papua di Rimba Papua Hotel, Rabu (19/11)
Menurutnya, usaha pembangunan ini merupakan responnya dalam mendukung percepatan pembangunan di Tanah Papua termasuk mengusahakan cepatnya pembangunan pabrik-pabrik guna mendukung jalannya operasional PT Freeport Indonesia. “Freeport wajib hukumnya untuk melakukan permunian di smelter yang dibangun pemerintah daerah,” tegasnya.
Enembe menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs sebagai penyalur dana dalam pembangunan smelter yang akan disertai dengan pembangunan pabrik semen, pembangkit listrik, dan pupuk.
“Kita sudah lakukan MoU atau kesepakatan, selanjutnya mereka akan lakukan presentasi didepan kita, kemarin kita sudah ketemu dengan perwakilan Singapura, berikutnya kami akan lakukan pertemuan dengan perwakilan Asia dari Hong-Kong yang akan kami adakan di Jakarta,” ujarnya.
Ditandaskan, pembangunan smelter ini merupakan inisatif pihaknya guna mempercepat pembangunan di Papua khususnya di Mimika yang keseluruhan modalnya tidak berasal dari dana otsus.
“Kami tidak menggunakan dana otonomi khusus, karena dana otonomi khusus bukan digunakan untuk membangun smelter,” tandasnya.
Sebelumnya, gubernur mengungkapkan bahwa pembangunan smelter ini juga sebagai upaya pembangunan industri secara terintegrasi yang merupakan solusi mengangkat Papua keluar dari masalah kemiskinan karena tingginya biaya hidup.
“Meskipun pemerintah pusat mendukung pembangunan smelter di luar Papua, kami akan membangun pabrik itu dengan menggunakan dana sendiri. Freeport wajib menggunakan fasilitas milik kami guna meningkatkan pendapatan pemda dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat," katanya kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (15/11) lalu.
Enembe mengaku telah melakukan koordinasi dengan investor asal Amerika Serikat untuk pembangunan smelter itu. Pembangunannya bersamaan dengan pabrik semen, pembangkit listrik, dan pupuk.
Sebab saat ini APBD Papua lebih banyak dibelanjakan ke Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. "Sekitar 70% APBD dibelanjakan di kedua provinsi itu, jadi dananya hanya mampir di Papua," ujarnya.
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Oedang yang melakukan kunjungan kerja di Papua beberapa waktu lalu untuk sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, telah bertemu dengan Presdir PT Freeport Indonesia dan Gubernur Papua.
Oesman meminta agar Freeport bisa bekerja sama dengan Pemprov untuk segera membangun smelter.
"Hasil kunjungan ke Freeport dan pertemuan dengan gubernur, saya simpulkan smelter harus tetap dibangun di Papua, jangan di tempat lain," ujarnya.
Menurut dia, lebih bagus pembangunannya kerja sama pemprov, bersamaan dengan pabrik semen dan pupuk. Dana otsus pemprov bisa buat modal kerja sama itu," jelasnya. [SalamPapua]