Pemalangan Jalan Raya Waena-Sentani Terkait 14 Kursi DPR Papua
pada tanggal
Saturday, 15 November 2014
KOTA JAYAPURA - Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, tepatnya di jalan raya Waena-Sentani, Sabtu (1/10/2014) pagi oleh sekelompok masyarakat adat, erat kaitannya dengan kursi DPR Papua dari jalur otonomi khusus (otsus).
Blokade jalan raya Waena-Sentani oleh masyarakat adat itu mengakibatkan kemacetan panjang, baik dari arah Sentani Kabupaten Jayapura dan dari pusat Kota Jayapura, ibu Kota Provinsi Papua.
Sejumlah kendaraan roda dua, empat dan enam nampak berhenti dikiri-kanan jalan, sejumlah warga pun ada yang memilih berjalan kaki.
Ramses Ohee, tokoh masyarakat adat Waena yang juga ketua Barisan Merah Putih (BMP) ketika dihubungi di Jayapura, membenarkan aksi blokade jalan itu karena lamanya proses pengisian 14 kursi Otsus di DPR Papua oleh pemerintah.
"Hak kami belum diberikan oleh pemerintah, sehingga masyarakat adat melakukan pemalangan (blokade) jalan," katanya.
Salah satu tokoh Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 itu mengatakan, masyarakat adat memblokade jalan raya itu dengan harapan agar pemerintah bisa mendengarkan aspirasi mereka terkait 14 kursi Otsus.
"Kami harapkan aspirasi bisa secepatnya didengar. Saat ini saya lagi di TKP bersama Pak Kapolres," katanya.
Sementara itu, salah satu warga Waena yakni Rita mengatakan, blokade jalan itu terkait pengisian 14 kursi Otsus yang belum terealissi, padahal 55 caleg terpilih sudah dilantik pada Jumat (31/10) siang menjadi anggota DPR Papua.
"Dari obrolan mereka (pihak yang blokade jalan) aksi pemalangan itu karena 14 kursi Otsus belum dilakukan. Masyarakat adat kecewa dengan pemerintah provinsi yang terkesan lamban," katanya. [Antara]
Blokade jalan raya Waena-Sentani oleh masyarakat adat itu mengakibatkan kemacetan panjang, baik dari arah Sentani Kabupaten Jayapura dan dari pusat Kota Jayapura, ibu Kota Provinsi Papua.
Sejumlah kendaraan roda dua, empat dan enam nampak berhenti dikiri-kanan jalan, sejumlah warga pun ada yang memilih berjalan kaki.
Ramses Ohee, tokoh masyarakat adat Waena yang juga ketua Barisan Merah Putih (BMP) ketika dihubungi di Jayapura, membenarkan aksi blokade jalan itu karena lamanya proses pengisian 14 kursi Otsus di DPR Papua oleh pemerintah.
"Hak kami belum diberikan oleh pemerintah, sehingga masyarakat adat melakukan pemalangan (blokade) jalan," katanya.
Salah satu tokoh Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 itu mengatakan, masyarakat adat memblokade jalan raya itu dengan harapan agar pemerintah bisa mendengarkan aspirasi mereka terkait 14 kursi Otsus.
"Kami harapkan aspirasi bisa secepatnya didengar. Saat ini saya lagi di TKP bersama Pak Kapolres," katanya.
Sementara itu, salah satu warga Waena yakni Rita mengatakan, blokade jalan itu terkait pengisian 14 kursi Otsus yang belum terealissi, padahal 55 caleg terpilih sudah dilantik pada Jumat (31/10) siang menjadi anggota DPR Papua.
"Dari obrolan mereka (pihak yang blokade jalan) aksi pemalangan itu karena 14 kursi Otsus belum dilakukan. Masyarakat adat kecewa dengan pemerintah provinsi yang terkesan lamban," katanya. [Antara]