Para Finalis Miss Universitas Cenderawasih Dilatih Membatik
pada tanggal
Thursday, 20 November 2014
KOTA JAYAPURA - Puluhan finalis Miss Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, 2014, dilatih membatik.
Para finalis itu dilatih oleh Jimmy Afarr, pemilik batik port numbay (Jayapura-red). Jimmy kepada Antara di Jayapura, Kamis mengatakan, pelatihan baru saja berakhir."Pelatihan baru saja berakhir," tuturnya.
Menurut dia,bagi seorang finalis dan calon model, harus tahu gaung dan model baju yang akan dikenakan. "Khusus orang Papua, jangan asal pake baju batik ciri khas Papua, tetapi dia harus tahu lukisan apa yang termuat dalam baju itu," ujarnya.
Selain tahu, kata dia, seorang model juga harus tahu membatik, jangan hanya tahu memakai batik. Para peserta finalis yang dilatih diharapkan bisa membatik.
Sementara itu, Putri Papua tahun 2013, Maria Fransiska Tambingon yang ditemui secara terpisah mengatakan, generasi muda Papua harus mempertahankan apa yang sudah ada, lebih khusus untuk dunia batik. "Anak-anak muda di Papua perlu kembangkan batik berciri khas daerahnya guna mempertahankan budaya membatik," katanya.
Delince Gobay, Peserta Miss Uncen 2014 mengaku, dirinya bersyukur bisa mendapat ilmu membatik. Ia juga mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan membatik.
Peserta lain, Monalisa Lia Rumbekwan, mengatakan, belajar membatik merupakan pengalaman pertamanya. Sebab membatik unik karena mengambarkan ciri khas budayanya.
Dia mengatakan, dirinya siap mengajar orang lain dari pengetahuan yang didapat selama pelatihan. "Saya siap membagikan ilmu yang di dapat kepada orang lain," ujarnya. [Antara]
Para finalis itu dilatih oleh Jimmy Afarr, pemilik batik port numbay (Jayapura-red). Jimmy kepada Antara di Jayapura, Kamis mengatakan, pelatihan baru saja berakhir."Pelatihan baru saja berakhir," tuturnya.
Menurut dia,bagi seorang finalis dan calon model, harus tahu gaung dan model baju yang akan dikenakan. "Khusus orang Papua, jangan asal pake baju batik ciri khas Papua, tetapi dia harus tahu lukisan apa yang termuat dalam baju itu," ujarnya.
Selain tahu, kata dia, seorang model juga harus tahu membatik, jangan hanya tahu memakai batik. Para peserta finalis yang dilatih diharapkan bisa membatik.
Sementara itu, Putri Papua tahun 2013, Maria Fransiska Tambingon yang ditemui secara terpisah mengatakan, generasi muda Papua harus mempertahankan apa yang sudah ada, lebih khusus untuk dunia batik. "Anak-anak muda di Papua perlu kembangkan batik berciri khas daerahnya guna mempertahankan budaya membatik," katanya.
Delince Gobay, Peserta Miss Uncen 2014 mengaku, dirinya bersyukur bisa mendapat ilmu membatik. Ia juga mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan membatik.
Peserta lain, Monalisa Lia Rumbekwan, mengatakan, belajar membatik merupakan pengalaman pertamanya. Sebab membatik unik karena mengambarkan ciri khas budayanya.
Dia mengatakan, dirinya siap mengajar orang lain dari pengetahuan yang didapat selama pelatihan. "Saya siap membagikan ilmu yang di dapat kepada orang lain," ujarnya. [Antara]