Oesman Sapta Oedang Saran Pembangunan Smelter dari Dana Otsus Papua
pada tanggal
Tuesday, 18 November 2014
TIMIKA (MIMIKA) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Oesman Sapta Oedang mengatakan, dana Otonomi Khusus (Otsus) yang ada di Papua sebaiknya digunakan menjadi nilai atau modal untuk membangun Smelter di Papua.
Saat menunjungi kawasan Freeport, Jumat (14/11) pekan lalu, Oesman Sapta Oedang sempat menyinggung soal penggunaan dana Otsus yang hingga saat ini boleh dianggap belum memberi dampak yang begitu signifikan terhadap pembangunan di Papua.
Menurutnya, besaran anggaran Otsus yang diberikan pemerintah pusat hilang tanpa meninggalkan jejak maupun manfaat terhadap masyarakat Papua secara umum. Dengan demikian, terkait dengan pembangunan pabrik Smelter di Papua, mengapa dana Otsus yang ada tidak dijadikan sebuah nilai atau modal sebagai penunjang pembangunan Smelter di Papua.
Dana Otsus bisa saja digunakan pemerintah Papua sebagai modal untuk bekerjasama dengan investor guna membangun Papua sebagai kawasan industrial, lanjutnya. Contohnya pembangunan pabrik semen maupun pabrik pupuk dan sebagainya, yang dapat menunjang pembangunan Smelter di Papua ini.
“Otsus inikan dananya besar, dari pada uangnya hilang tidak jelas kemana, kenapa tidak konsentrasikan dana Otsus jadi nilai atau modal untuk membangun Smelter,” kata Oesman saat makan malam bersama di Rimba Papua Hotel, Jumat malam usai kunjungannya.
Diterangkan, karena modal penunjang utama pembangunan Smelter di Papua harus memiliki kawasan industrial, seperti pabrik-pabrik penunjang guna pengoperasian Smelter.Salah satu, contoh adanya kecukupan tenaga listrik sehingga perlu dibangun pembangkit tenaga listrik yang memadai. Adanya hasil atau produk dari Smelter, sehingga perlu adanya investor untuk sebuah pabrik yang khusus mengolah hasil atau produk yang dihasilkan Smelter, yakni CO2 yang bisa menjadi polusi jika tidak diolah, seperti yang ditangani oleh Petro Kimia pada Smelter di Gresik. Bahkan perlu juga ada pabrik pupuk, sehingga segala macam yang ditimbulkan dari pabrik Smelter, dapat diolah dan tidak menimbulkan polusi.
Maksud baik ini dikatakan Oesman, akan ia sampaikan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura. “Nanti kita bicarakan ke Gubernur,” ujarnya. [SalamPapua]
Saat menunjungi kawasan Freeport, Jumat (14/11) pekan lalu, Oesman Sapta Oedang sempat menyinggung soal penggunaan dana Otsus yang hingga saat ini boleh dianggap belum memberi dampak yang begitu signifikan terhadap pembangunan di Papua.
Menurutnya, besaran anggaran Otsus yang diberikan pemerintah pusat hilang tanpa meninggalkan jejak maupun manfaat terhadap masyarakat Papua secara umum. Dengan demikian, terkait dengan pembangunan pabrik Smelter di Papua, mengapa dana Otsus yang ada tidak dijadikan sebuah nilai atau modal sebagai penunjang pembangunan Smelter di Papua.
Dana Otsus bisa saja digunakan pemerintah Papua sebagai modal untuk bekerjasama dengan investor guna membangun Papua sebagai kawasan industrial, lanjutnya. Contohnya pembangunan pabrik semen maupun pabrik pupuk dan sebagainya, yang dapat menunjang pembangunan Smelter di Papua ini.
“Otsus inikan dananya besar, dari pada uangnya hilang tidak jelas kemana, kenapa tidak konsentrasikan dana Otsus jadi nilai atau modal untuk membangun Smelter,” kata Oesman saat makan malam bersama di Rimba Papua Hotel, Jumat malam usai kunjungannya.
Diterangkan, karena modal penunjang utama pembangunan Smelter di Papua harus memiliki kawasan industrial, seperti pabrik-pabrik penunjang guna pengoperasian Smelter.Salah satu, contoh adanya kecukupan tenaga listrik sehingga perlu dibangun pembangkit tenaga listrik yang memadai. Adanya hasil atau produk dari Smelter, sehingga perlu adanya investor untuk sebuah pabrik yang khusus mengolah hasil atau produk yang dihasilkan Smelter, yakni CO2 yang bisa menjadi polusi jika tidak diolah, seperti yang ditangani oleh Petro Kimia pada Smelter di Gresik. Bahkan perlu juga ada pabrik pupuk, sehingga segala macam yang ditimbulkan dari pabrik Smelter, dapat diolah dan tidak menimbulkan polusi.
Maksud baik ini dikatakan Oesman, akan ia sampaikan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura. “Nanti kita bicarakan ke Gubernur,” ujarnya. [SalamPapua]