Komunitas Pemuda dan Mahasiswa Papua Unjuk Rasa Dukung Kenaikan Harga BBM
pada tanggal
Friday, 21 November 2014
KOTA JAYAPURA - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Pemuda dan Mahasiswa Papua melakukan unjuk rasa mendukung kenaikan harga BBM. Massa yang membentangkan spanduk di depan Jalan Raya Abepura, Jayapura ini mendukung kenaikan harga BBM, dengan syarat agar pemerintah memberantas mafia minyak dan gas (migas).
Selain memberantas mafia migas, mereka juga menuntut agar pemerintah menuntaskan pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi dengan sasaran perampingan insfrastruktur dan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan.
"Dengan desakan ini kami berharap tidak terjadi pemborosan anggaran negara. Kami juga berharap pemerintah segera menetapkan harga transportasi umum, agar tidak terjadi aksi mogok dari sopir angkutan umum," kata Koordinator unjuk rasa, Kaleb Woisiri, Jayapura, Rabu (19/11).
Kaleb berharap, pengalihan anggaran subsidi BBM dapat dianggarkan untuk pembangunan sektor riil seperti industri swasembada pangan, kesehatan, infastruktur dan program kesejahteraan masyarakat.
Antisipasi Mogok MassalSementara Pemerintah Kabupaten Jayapura menyiapkan belasan bus, guna mengangkut penumpang angkutan umum trayek tujuan Waena-Sentani, menyusul mogok massal yang dilakukan ratusan sopir angkutan umum di daerah setempat.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Jayapura Elby Uneputy mengatakan, antisipasi bus dan truk dari sejumlah instansi ini, akan dilakukan hingga ada penyesuaian tarif dan sopir angkot kembali beraktifitas seperti biasanya. "Bus dan truk akan tetap melayani para pengguna kendaraan umum. Masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Elby ketika ditemui di Terminal Expo, Waena, Jayapura.
Sementara pantuan Liputan6.com, selain bus milik Pemkab Jayapura, kepolisian bersama TNI dan Dinas Perhubungan Kota Jayapura juga ikut mengantisipasi dengan menyiapkan puluhan armadanya, di sejumlah titik terminal yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Sejak pagi hingga sore ini, tidak terlihat terjadi penumpukan penumpang di sejumlah titik pemberhentian angkutan. Masyarakat pengguna angkutan umum langsung naik bus dan truk yang disediakan Pemerintah Jayapura bersama instansi terkait lainnya.
Pada Selasa malam 18 November, ruas jalan Sentani-Abepura dan sebaliknya diblokir ratusan penumpang angkutan umum. Massa membakar ban bekas di jalan satu-satunya penghubung Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Dalam aksinya, mereka sempat menghadang kendaraan yang melintas.
Sejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi Senin malam 17 November, gelombang unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM dari mahasiswa terus bergulir di berbagai kota. Bahkan tidak sedikit unjuk rasa berlangsung anarkis. [Liputan6]
Selain memberantas mafia migas, mereka juga menuntut agar pemerintah menuntaskan pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi dengan sasaran perampingan insfrastruktur dan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan.
"Dengan desakan ini kami berharap tidak terjadi pemborosan anggaran negara. Kami juga berharap pemerintah segera menetapkan harga transportasi umum, agar tidak terjadi aksi mogok dari sopir angkutan umum," kata Koordinator unjuk rasa, Kaleb Woisiri, Jayapura, Rabu (19/11).
Kaleb berharap, pengalihan anggaran subsidi BBM dapat dianggarkan untuk pembangunan sektor riil seperti industri swasembada pangan, kesehatan, infastruktur dan program kesejahteraan masyarakat.
Antisipasi Mogok MassalSementara Pemerintah Kabupaten Jayapura menyiapkan belasan bus, guna mengangkut penumpang angkutan umum trayek tujuan Waena-Sentani, menyusul mogok massal yang dilakukan ratusan sopir angkutan umum di daerah setempat.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Jayapura Elby Uneputy mengatakan, antisipasi bus dan truk dari sejumlah instansi ini, akan dilakukan hingga ada penyesuaian tarif dan sopir angkot kembali beraktifitas seperti biasanya. "Bus dan truk akan tetap melayani para pengguna kendaraan umum. Masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Elby ketika ditemui di Terminal Expo, Waena, Jayapura.
Sementara pantuan Liputan6.com, selain bus milik Pemkab Jayapura, kepolisian bersama TNI dan Dinas Perhubungan Kota Jayapura juga ikut mengantisipasi dengan menyiapkan puluhan armadanya, di sejumlah titik terminal yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Sejak pagi hingga sore ini, tidak terlihat terjadi penumpukan penumpang di sejumlah titik pemberhentian angkutan. Masyarakat pengguna angkutan umum langsung naik bus dan truk yang disediakan Pemerintah Jayapura bersama instansi terkait lainnya.
Pada Selasa malam 18 November, ruas jalan Sentani-Abepura dan sebaliknya diblokir ratusan penumpang angkutan umum. Massa membakar ban bekas di jalan satu-satunya penghubung Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Dalam aksinya, mereka sempat menghadang kendaraan yang melintas.
Sejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi Senin malam 17 November, gelombang unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM dari mahasiswa terus bergulir di berbagai kota. Bahkan tidak sedikit unjuk rasa berlangsung anarkis. [Liputan6]