Badan Perencanaan Pembangunan Kawasan Papua (BP2KP) Nilai Pembangunan Masih Terkendala Berbagai Persoalan
pada tanggal
Tuesday, 18 November 2014
TIMIKA (MIMIKA) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kawasan Papua (BP2KP) Ir. Omar Laduani Ladamay, M.Si mengatakan, pembangunan wilayah Papua cukup kompleks karena ada beberapa persoalan yang hingga saat ini belum juga dituntaskan oleh pemerintah.
“Persoalan yang tidak pernah tuntas diselesaikan di Papua ini antara lain menyangkut kesejahteraan masyarakat, akses transportasi, kesiapan sumber daya manusia, hak ulayat tanah, dan pengolahan alih fungsi lahan. Untuk itu, dengan Papua yang luas ini sebenarnya coba kita persempit seperti apa yang telah direncanakan oleh pak gubernur kita Lukas Enembe, S.Ip MH melalui langkah-langkah percepatan pembangunan,” katanya saat diwawancarai Salam Papua di Kantor Bappeda, Jumat (14/11).
Ia mencontohkan, seperti yang saat ini direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Papua yakni peningkatan akses transportasi darat seperti perencangan sarana kereta api di Papua yang direncanakan tahun 2015 mendatang akan dicanangkan di Kabupaten Mimika sebagai salah satu daerah terpilih untuk dijadikan central awal pembangunan jalur transportasi tersebut dengan wilayah-wilayah kabupaten/kota lainnya.
“Pak gubernur mau percepatan pembangunan sarana transportasi di Papua melalui kereta api karena sudah menjadi komitmen beliau sejak lama, dan juga kenapa bisa dipusatkan di Timika? karena Timika akses utama untuk ke wilayah-wilayah kabupaten tetangga lainnya itu lebih dekat dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Papua, dan disamping itu Timika juga punya daya tarik tersendiri dengan keberadaan perusahaan dunia seperti PT Freeport Indonesia jadi beliau mau pusatkan di Timika untuk pembangunannya,” kata Laduani.
Disamping percepatan perbaikan sarana transportasi, gubernur juga melihat dari sisi kesejahteraan masyarakat asli Papua yang hingga saat ini masih berada dibawah garis kemiskinan, sehingga pemerintah provinsi semakin mempersempit ruang gerak pembangunan dengan memperbaiki sector-sektor pangan masyarakat melalui peningkatan produk-produk olahan masyarakat.
“Kita saat ini berupaya agar masyarakat punya hasil-hasil usaha itu harus bisa menjadi suatu hasil komoditi yang bernilai tinggi, sehingga tentunya kita terus mendapingi masyarakat agar dapat mengetahui lebih pasti mengenai produk-produk usaha rakyat yang diunggulkan Papua. Hal ini juga tidak terlepas dari upaya kita juga untuk memperkenalkan alat-alat tehnologi yang dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya sambil kita selaku pemerintah daerah terus membimbing,” katanya.
Laduani berharap, upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukan dalam percepatan pembangunan di seluruh Papua tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah baik ditingkat provinsi maupun daerah tetapi juga kepada seluruh stake holder baik yang sifatnya sementara ataupun menetap juga harus betul-betul berada di Papua untuk kepentingan membangun papua.
“Jangan mau lakukan penanaman modal di Papua hanya untuk mencari ataupun memperoleh keuntungan semata kemudian pergi tinggalkan puing-puing kerusakan, tetapi coba kita sama-sama jalin sinergitas untuk membangun Papua betul-betul untuk setara dengan daerah lain yang ada di seluruh Indonesia saat ini. Karena pembangunan Papua ini sudah cukup lama berjalan hingga 42 tahun lamanya, sehingga sudah saatnya kita bekerja dengan hati untuk melihat tanah ini kedepan seperti apa nantinya.” ucapnya. [Salam Papua]
“Persoalan yang tidak pernah tuntas diselesaikan di Papua ini antara lain menyangkut kesejahteraan masyarakat, akses transportasi, kesiapan sumber daya manusia, hak ulayat tanah, dan pengolahan alih fungsi lahan. Untuk itu, dengan Papua yang luas ini sebenarnya coba kita persempit seperti apa yang telah direncanakan oleh pak gubernur kita Lukas Enembe, S.Ip MH melalui langkah-langkah percepatan pembangunan,” katanya saat diwawancarai Salam Papua di Kantor Bappeda, Jumat (14/11).
Ia mencontohkan, seperti yang saat ini direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Papua yakni peningkatan akses transportasi darat seperti perencangan sarana kereta api di Papua yang direncanakan tahun 2015 mendatang akan dicanangkan di Kabupaten Mimika sebagai salah satu daerah terpilih untuk dijadikan central awal pembangunan jalur transportasi tersebut dengan wilayah-wilayah kabupaten/kota lainnya.
“Pak gubernur mau percepatan pembangunan sarana transportasi di Papua melalui kereta api karena sudah menjadi komitmen beliau sejak lama, dan juga kenapa bisa dipusatkan di Timika? karena Timika akses utama untuk ke wilayah-wilayah kabupaten tetangga lainnya itu lebih dekat dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Papua, dan disamping itu Timika juga punya daya tarik tersendiri dengan keberadaan perusahaan dunia seperti PT Freeport Indonesia jadi beliau mau pusatkan di Timika untuk pembangunannya,” kata Laduani.
Disamping percepatan perbaikan sarana transportasi, gubernur juga melihat dari sisi kesejahteraan masyarakat asli Papua yang hingga saat ini masih berada dibawah garis kemiskinan, sehingga pemerintah provinsi semakin mempersempit ruang gerak pembangunan dengan memperbaiki sector-sektor pangan masyarakat melalui peningkatan produk-produk olahan masyarakat.
“Kita saat ini berupaya agar masyarakat punya hasil-hasil usaha itu harus bisa menjadi suatu hasil komoditi yang bernilai tinggi, sehingga tentunya kita terus mendapingi masyarakat agar dapat mengetahui lebih pasti mengenai produk-produk usaha rakyat yang diunggulkan Papua. Hal ini juga tidak terlepas dari upaya kita juga untuk memperkenalkan alat-alat tehnologi yang dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya sambil kita selaku pemerintah daerah terus membimbing,” katanya.
Laduani berharap, upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukan dalam percepatan pembangunan di seluruh Papua tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah baik ditingkat provinsi maupun daerah tetapi juga kepada seluruh stake holder baik yang sifatnya sementara ataupun menetap juga harus betul-betul berada di Papua untuk kepentingan membangun papua.
“Jangan mau lakukan penanaman modal di Papua hanya untuk mencari ataupun memperoleh keuntungan semata kemudian pergi tinggalkan puing-puing kerusakan, tetapi coba kita sama-sama jalin sinergitas untuk membangun Papua betul-betul untuk setara dengan daerah lain yang ada di seluruh Indonesia saat ini. Karena pembangunan Papua ini sudah cukup lama berjalan hingga 42 tahun lamanya, sehingga sudah saatnya kita bekerja dengan hati untuk melihat tanah ini kedepan seperti apa nantinya.” ucapnya. [Salam Papua]