Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jayapura Libatkan Warga Kaji Dampak Penggunaan Danau Sentani
pada tanggal
Monday 10 November 2014
KOTA JAYAPURA - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jayapura, Provinsi Papua, melibatkan warga untuk mengkaji dampak penggunaan air danau Sentani, Kabupaten Jayapura, yang rencananya digunakan sebagai pengganti air minum untuk kebutuhan masyarakat.
"Yang jelas, saran dan masukan dari masyarakat terkait dampak lingkungan dari danau Sentani, juga diperlukan," kata Kepala BLH Kota Jayapura Ketty Kailola di Jayapura, Selasa.
Menurut Ketty, air Danau Sentani dikabarkan sudah tercemar. Dengan demikian, perlu ada kajian mendalam apakah tetap dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat atau tidak bisa digunakan. Kajian juga dilakukan untuk memastikan penggunaan air danau itu agar tidak terkontaminasi penyakit.
Setelah kajian, kata Ketty, beberapa langkah akan dilakukan agar air danau yang nantinya didistribusikan kepada warga, merupakan air layak untuk digunakan.
"Di Jawa, kualitas air yang kurang baik saja masih bisa direkayasa untuk digunakan, kalau permasalahan untuk mengatasi, upaya pemerintah kota sudah ada, misalnya pembuatan jaringan sampah, dan sosialisasi kepada masyarakat," ujarnya.
Pembangunan jaringan air baku yang direncanakan, menurutnya, perlu melibatkan pakar sosial untuk melihat masalah yang nantinya timbul di masyarakat.
"Peran pakar sosial sangatlah penting, sebab instalasi atau jaringan air baku yang nantinya dipasang akan melalui perumahan warga," ujarnya.
Penduduk Jayapura terdiri dari berbagai latar belakang, suku dan budaya yang berbeda-beda. "Dengan berbagai perbedaan di masyarakat itu, maka BLH akan melibatkan pakar Sosial yang paham seluk beluk masalah sosial di tengah masyarakat," ujarnya.
Pakar sosial dilibatkan untuk mencari solusi pemecahan dan merencanakan langkah untuk menghindari terjadinya masalah yang bakal muncul di kemudian hari. "Untuk mengatur heterogennya masyarakat di Jayapura, maka kita butuh orang sosial," ujarnya.
Dia menambahkan, rencana pembangunan jaringan air baku itu sudah sampai pada tahap konsultasi publik dengan melibatkan sejumlah masyarakat dan para tokoh. Tahap berikutnya yang akan dilakukan adalah menyusun kerangka acuan untuk menjaring isu dampak positif. [Antara]
"Yang jelas, saran dan masukan dari masyarakat terkait dampak lingkungan dari danau Sentani, juga diperlukan," kata Kepala BLH Kota Jayapura Ketty Kailola di Jayapura, Selasa.
Menurut Ketty, air Danau Sentani dikabarkan sudah tercemar. Dengan demikian, perlu ada kajian mendalam apakah tetap dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat atau tidak bisa digunakan. Kajian juga dilakukan untuk memastikan penggunaan air danau itu agar tidak terkontaminasi penyakit.
Setelah kajian, kata Ketty, beberapa langkah akan dilakukan agar air danau yang nantinya didistribusikan kepada warga, merupakan air layak untuk digunakan.
"Di Jawa, kualitas air yang kurang baik saja masih bisa direkayasa untuk digunakan, kalau permasalahan untuk mengatasi, upaya pemerintah kota sudah ada, misalnya pembuatan jaringan sampah, dan sosialisasi kepada masyarakat," ujarnya.
Pembangunan jaringan air baku yang direncanakan, menurutnya, perlu melibatkan pakar sosial untuk melihat masalah yang nantinya timbul di masyarakat.
"Peran pakar sosial sangatlah penting, sebab instalasi atau jaringan air baku yang nantinya dipasang akan melalui perumahan warga," ujarnya.
Penduduk Jayapura terdiri dari berbagai latar belakang, suku dan budaya yang berbeda-beda. "Dengan berbagai perbedaan di masyarakat itu, maka BLH akan melibatkan pakar Sosial yang paham seluk beluk masalah sosial di tengah masyarakat," ujarnya.
Pakar sosial dilibatkan untuk mencari solusi pemecahan dan merencanakan langkah untuk menghindari terjadinya masalah yang bakal muncul di kemudian hari. "Untuk mengatur heterogennya masyarakat di Jayapura, maka kita butuh orang sosial," ujarnya.
Dia menambahkan, rencana pembangunan jaringan air baku itu sudah sampai pada tahap konsultasi publik dengan melibatkan sejumlah masyarakat dan para tokoh. Tahap berikutnya yang akan dilakukan adalah menyusun kerangka acuan untuk menjaring isu dampak positif. [Antara]