Pastor John Djonga Nilai KKR Benny Hinn Lecehkan Hamba Tuhan
pada tanggal
Saturday, 2 August 2014
KOTA JAYAPURA - Pastor John Djonga, Pegiat HAM sekaligus hamba Tuhan di Tanah Papua, menilai Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang dilakukan di Papua beberapa waktu terakhir dengan mendatangkan pengkhotbah dari luar merupakan pelecehan terhadap keberadaan hamba Tuhan lainnya di Tanah Papua.
“KKR seperti ini akan berdampak pada kami, hamba Tuhan yang menjalankan misi Tuhan di Tanah Papua,” ungkap Pastor John Djonga kepada tabloidjubi.com melalui seluler, Rabu (30/07/2014).
Kalau hanya untuk sekadar KKR dan mendatangkan pengkhotbah dari luar, kata John Djonga, itu sama saja dengan pelecehan terhadap tugas dan kerja-kerja dirinya dan sesama hamba Tuhan di Tanah Papua.
Pastor John Djonga juga menilai, kondisi seperti ini juga akan membuat umat tidak lagi menghargai hamba Tuhan yang melayani jemaatnya.
Hal lain yang juga disinggung Pastor John adalah penggunaan dana hingga miliaran rupiah dalam pelaksanaan KKR tersebut.
“Ini pemborosan menurut saya. Sebab, dengan dana sedemikian banyak seharusnya dapat digunakan untuk hal yang lebih riil di tengah umat. Misalnya untuk pembangunan gedung gereja di pelosok tanah Papua yang memprihatinkan,” kata penerima Penghargaan Yap Thian Hiem 2009 itu.
Pastor John menilai, uang dalam jumlah banyak itu juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan jemaat di daerah terpencil yang butuh pendidikan dan kesehatan yang dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga milik gereja.
Seperti dirilis tabloidjubi.com sebelumnya, sejumlah tokoh dan aktivis Papua menuding Benny Hinn, seorang pastor dari Amerika Serikat yang baru -baru ini menggelar KKR dan pengobatan massal lewat acara bertajuk “Transformasi Papua”, di Sentani, Kabupaten Jayapura, hanyalah mencari keuntungan atas penderitaan orang Papua.
“Nabi palsu yang menari-nari di atas penderitaan dan tanggisan rakyat Papua,”tulis Steven Itlay, aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dalam akun Facebooknya, (25/07/2014).
Menurutnya, tarian Benny Hinn itu bagian dari bisnis, bukan pewartaan kebenaran dan keselamatan. Benny Hinn hanyalah hamba yangmenjadikan Firman sebagai Bisnis. [TabloidJubi]
“KKR seperti ini akan berdampak pada kami, hamba Tuhan yang menjalankan misi Tuhan di Tanah Papua,” ungkap Pastor John Djonga kepada tabloidjubi.com melalui seluler, Rabu (30/07/2014).
Kalau hanya untuk sekadar KKR dan mendatangkan pengkhotbah dari luar, kata John Djonga, itu sama saja dengan pelecehan terhadap tugas dan kerja-kerja dirinya dan sesama hamba Tuhan di Tanah Papua.
Pastor John Djonga juga menilai, kondisi seperti ini juga akan membuat umat tidak lagi menghargai hamba Tuhan yang melayani jemaatnya.
Hal lain yang juga disinggung Pastor John adalah penggunaan dana hingga miliaran rupiah dalam pelaksanaan KKR tersebut.
“Ini pemborosan menurut saya. Sebab, dengan dana sedemikian banyak seharusnya dapat digunakan untuk hal yang lebih riil di tengah umat. Misalnya untuk pembangunan gedung gereja di pelosok tanah Papua yang memprihatinkan,” kata penerima Penghargaan Yap Thian Hiem 2009 itu.
Pastor John menilai, uang dalam jumlah banyak itu juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan jemaat di daerah terpencil yang butuh pendidikan dan kesehatan yang dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga milik gereja.
Seperti dirilis tabloidjubi.com sebelumnya, sejumlah tokoh dan aktivis Papua menuding Benny Hinn, seorang pastor dari Amerika Serikat yang baru -baru ini menggelar KKR dan pengobatan massal lewat acara bertajuk “Transformasi Papua”, di Sentani, Kabupaten Jayapura, hanyalah mencari keuntungan atas penderitaan orang Papua.
“Nabi palsu yang menari-nari di atas penderitaan dan tanggisan rakyat Papua,”tulis Steven Itlay, aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dalam akun Facebooknya, (25/07/2014).
Menurutnya, tarian Benny Hinn itu bagian dari bisnis, bukan pewartaan kebenaran dan keselamatan. Benny Hinn hanyalah hamba yangmenjadikan Firman sebagai Bisnis. [TabloidJubi]