Kodam Cenderawasih Sita 44 Pucuk Senjata dan 1522 Amunisi
pada tanggal
Saturday, 9 August 2014
KOTA JAYAPURA - Sebanyak 44 pucuk senjata api dan 1522 amunisi serta sejumlah dokumen Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berhasil disita dalam kontak tembak serta penggalangan dari kelompok kriminal bersenjata selama enam bulan terakhir ini, digelar Kodam XVII/Cenderawasih di Koridor Makodam XVII/Cenderawasih, Kamis (7/8) kemarin.
Senjata dan amunisi serta dokumentasi tersebut diantaranya, 44 pucuk senjata api masing-masing 1 pucuk senpi M 16 A1 (COLT AR15), 1 pucuk senpi SS1 V1, 1 pucuk senpi Mouser, 12 pucuk senpi Pistol rakitan, 22 pucuk senpi Senapan rakitan, 1 pucuk senpi Pistol Revolver, 2 pucuk senpi SS1 V5, 1 pucuk senpi Air Soft Gun, 2 pucuk senpi Engkel Loop, 1 pucuk senpi Pistol TT-33. Empat buah Magazen M 16 A1, 3 buah Magazen SS1 V1, 2 buah Magazen TT-33, 120 butir munisi 5,56 MM., 29 butir munisi 7,67 MM, 4 butir munisi 3,8 MM., 9 butir munisi 9 MM, 13 butir munisi TT-33, 1344 butir amunisi Camp dan 3 buah Mortir., parang 3 buah, tas Noken 2 buah dan dokumen TPN-OPM 6 Lembar.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M., selaku Panglima Komando Operasi (Pangkoops) menyampaikan, senjata dan amunisi yang diperoleh itu merupakan hasil operasi penggalangan yang dilakukan oleh TNI berkerjasama dengan aparat kepolisian, dalam rangka menegakkan hukum bagi kelompok kriminal bersenjata.
“Selama satu semester ini, kami mendapat 44 pucuk senjata dan ribuan butir amunisi serta dokumen lainnya. Kita dapatkan ini melalui kontak tembak. Bahkan sebagian diserahkan langsung oleh masyarakat dengan cara melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial,” ungkap Pangdam Zebua didampingi Kasdam dan seluruh Pejabat Utama Kodam XVII/Cenderawasih kemarin.
Pangdam mengungkapkan, penyitaan senjata dan amunisi dari kelompok kriminal besenjata yang dilakukan selama satu semester atau enam bulan terakhir ini, bertujuan untuk menangani permasalahan yang terjadi di daerah Papua dan Papua Barat melalui pendekatan kesejahteraan serta membantu aparat kepolisian dalam penegakkan hukum.
“Penegakkan hukum yang dilakukan selama ini, kami berhasil merebut kembali senjata api yang dimiliki kelompok kriminal bersenjata baik melalui rampasan maupun hasil rakitan itu sendiri,” ungkapnya.
Pangdam Zebua menegaskan, bahwa Kodam XVII/Cenderawasih tidak ingin kelompok yang berseberangan ini dilukai dan juga tidak ingin mereka melukai masyarakat yang ingin membangun daerahnya sendiri.
Namun jika mereka mengganggu maka TNI bersama Polri tetap berusaha melumpuhkan mereka. “Kami berusaha melindungi mereka dan kami berusaha mereka bisa menyerahkan diri dan bertanggung jawab dihadapan hukum atas apa yang mereka lakukan selama ini,” tandasnya.
Dia mengungkapkan, Kodam XVII/Cenderawasih terus berusaha melakukan pendekatan dengan kelompok yang berbeda paham dengan melakukan kerjasama terhadap para tokoh yang berada di suatu wilayah’ agar kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama ini diberhentikan dan menyerahkan senjata kepada TNI/Polri.
“Kami juga meminta kepada masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam membantu aparat dalam menciptakan keamanan di Papua ini, termasuk rekan-rekan media sehingga Papua tetap tercipta kedamaian, aman dan sejahtera,” paparnya.
Disinggung wilayah-wilayah gangguan bersenjata yang cukup tinggi?, Pangdam Zebua menyatakan, dari informasi terkahir yang dilihat selama ini adalah, yang paling besar potensi dan hasil senjata yang dimiliki kelompok Kriminal Bersenjata ini di daerah Puncak dan di daerah pegunungan lainnya.
“Di daerah pegunungan tidak cukup besar namun kita tetap melakukan tindakan-tindakan penegakkan hukum,” jawabnya. Pangdam Zebua meminta kepada kelompok kriminal bersenjata tersebut untuk berhenti mengganggu rakyat apalagi mengganggu aparat keamanan.
“Kalau membangun Papua bukan di hutan. Bagaimana mau membangun Papua kalau dia berada di hutan terus. Turun kesini supaya kita sama-sama membangun Papua dan ikut memberikan kontribusi,” tekannya. Lebih lanjut disampaikan Pangdam Zebua bahwa, ia bersama seluruh pejabat di jajaran Kodam XVII/Cenderawasi siap menegakkan hukum dan membantu pihak kepolisian supaya daerah aman dan kondusif serta pembangunan berjalan normal, masyarakat tentram, tidak terganggu dan tidak dalam keadaan cemas.
Mengenai jumlah aparat TNI yang gugur dalam merebut kembali Senjata yang berhasil dirampas tersebut, Pangdam Zebua tidak berani memberikan komentar berapa jumlah prajurit TNI dan siapa-siapa kelompok kriminal besenjata tewas.
“Saya rasa jumlah korban TNI yang gugur dalam penyerangan terhadap Kelompok Kriminal bersenjata tersebut, tidak perlu lagi disampaikan karena kondisi moril dan juga masyarakat tidak merasa cemas,” ucap dia.
Hanya saja, Pangdam Zebua mengakui bahwa dalam kontak tembak selama ini ada beberapa prajurit TNI yang mengalami luka dan ada juga yang gugur karena melaksanakan tugas. Hal seperti ini merupakan bagian pengabdian bagian bangsa dan Negara. “Semua ini terjadi karena wujud kecintaan TNI kepada masyarakat Papua,” tukasnya.
Pada kesempatan itu juga, Pangdam menegaskan bahwa TNI dan Polri terus berupaya mengambil kembali senjata api dari tangan kelompok kriminal bersenjata yang merupakan hasil rampasan maupun hasil rakitan.
“Percaya TNI dan Polri akan bekerja keras untuk menghadapi mereka dan melumpuhkan mereka. Kalau memang mereka tidak mau menyerahkan diri maka, kita akan melakukan penegakkan hukum,” pungkasnya. [BintangPapua]
Senjata dan amunisi serta dokumentasi tersebut diantaranya, 44 pucuk senjata api masing-masing 1 pucuk senpi M 16 A1 (COLT AR15), 1 pucuk senpi SS1 V1, 1 pucuk senpi Mouser, 12 pucuk senpi Pistol rakitan, 22 pucuk senpi Senapan rakitan, 1 pucuk senpi Pistol Revolver, 2 pucuk senpi SS1 V5, 1 pucuk senpi Air Soft Gun, 2 pucuk senpi Engkel Loop, 1 pucuk senpi Pistol TT-33. Empat buah Magazen M 16 A1, 3 buah Magazen SS1 V1, 2 buah Magazen TT-33, 120 butir munisi 5,56 MM., 29 butir munisi 7,67 MM, 4 butir munisi 3,8 MM., 9 butir munisi 9 MM, 13 butir munisi TT-33, 1344 butir amunisi Camp dan 3 buah Mortir., parang 3 buah, tas Noken 2 buah dan dokumen TPN-OPM 6 Lembar.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M., selaku Panglima Komando Operasi (Pangkoops) menyampaikan, senjata dan amunisi yang diperoleh itu merupakan hasil operasi penggalangan yang dilakukan oleh TNI berkerjasama dengan aparat kepolisian, dalam rangka menegakkan hukum bagi kelompok kriminal bersenjata.
“Selama satu semester ini, kami mendapat 44 pucuk senjata dan ribuan butir amunisi serta dokumen lainnya. Kita dapatkan ini melalui kontak tembak. Bahkan sebagian diserahkan langsung oleh masyarakat dengan cara melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial,” ungkap Pangdam Zebua didampingi Kasdam dan seluruh Pejabat Utama Kodam XVII/Cenderawasih kemarin.
Pangdam mengungkapkan, penyitaan senjata dan amunisi dari kelompok kriminal besenjata yang dilakukan selama satu semester atau enam bulan terakhir ini, bertujuan untuk menangani permasalahan yang terjadi di daerah Papua dan Papua Barat melalui pendekatan kesejahteraan serta membantu aparat kepolisian dalam penegakkan hukum.
“Penegakkan hukum yang dilakukan selama ini, kami berhasil merebut kembali senjata api yang dimiliki kelompok kriminal bersenjata baik melalui rampasan maupun hasil rakitan itu sendiri,” ungkapnya.
Pangdam Zebua menegaskan, bahwa Kodam XVII/Cenderawasih tidak ingin kelompok yang berseberangan ini dilukai dan juga tidak ingin mereka melukai masyarakat yang ingin membangun daerahnya sendiri.
Namun jika mereka mengganggu maka TNI bersama Polri tetap berusaha melumpuhkan mereka. “Kami berusaha melindungi mereka dan kami berusaha mereka bisa menyerahkan diri dan bertanggung jawab dihadapan hukum atas apa yang mereka lakukan selama ini,” tandasnya.
Dia mengungkapkan, Kodam XVII/Cenderawasih terus berusaha melakukan pendekatan dengan kelompok yang berbeda paham dengan melakukan kerjasama terhadap para tokoh yang berada di suatu wilayah’ agar kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama ini diberhentikan dan menyerahkan senjata kepada TNI/Polri.
“Kami juga meminta kepada masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam membantu aparat dalam menciptakan keamanan di Papua ini, termasuk rekan-rekan media sehingga Papua tetap tercipta kedamaian, aman dan sejahtera,” paparnya.
Disinggung wilayah-wilayah gangguan bersenjata yang cukup tinggi?, Pangdam Zebua menyatakan, dari informasi terkahir yang dilihat selama ini adalah, yang paling besar potensi dan hasil senjata yang dimiliki kelompok Kriminal Bersenjata ini di daerah Puncak dan di daerah pegunungan lainnya.
“Di daerah pegunungan tidak cukup besar namun kita tetap melakukan tindakan-tindakan penegakkan hukum,” jawabnya. Pangdam Zebua meminta kepada kelompok kriminal bersenjata tersebut untuk berhenti mengganggu rakyat apalagi mengganggu aparat keamanan.
“Kalau membangun Papua bukan di hutan. Bagaimana mau membangun Papua kalau dia berada di hutan terus. Turun kesini supaya kita sama-sama membangun Papua dan ikut memberikan kontribusi,” tekannya. Lebih lanjut disampaikan Pangdam Zebua bahwa, ia bersama seluruh pejabat di jajaran Kodam XVII/Cenderawasi siap menegakkan hukum dan membantu pihak kepolisian supaya daerah aman dan kondusif serta pembangunan berjalan normal, masyarakat tentram, tidak terganggu dan tidak dalam keadaan cemas.
Mengenai jumlah aparat TNI yang gugur dalam merebut kembali Senjata yang berhasil dirampas tersebut, Pangdam Zebua tidak berani memberikan komentar berapa jumlah prajurit TNI dan siapa-siapa kelompok kriminal besenjata tewas.
“Saya rasa jumlah korban TNI yang gugur dalam penyerangan terhadap Kelompok Kriminal bersenjata tersebut, tidak perlu lagi disampaikan karena kondisi moril dan juga masyarakat tidak merasa cemas,” ucap dia.
Hanya saja, Pangdam Zebua mengakui bahwa dalam kontak tembak selama ini ada beberapa prajurit TNI yang mengalami luka dan ada juga yang gugur karena melaksanakan tugas. Hal seperti ini merupakan bagian pengabdian bagian bangsa dan Negara. “Semua ini terjadi karena wujud kecintaan TNI kepada masyarakat Papua,” tukasnya.
Pada kesempatan itu juga, Pangdam menegaskan bahwa TNI dan Polri terus berupaya mengambil kembali senjata api dari tangan kelompok kriminal bersenjata yang merupakan hasil rampasan maupun hasil rakitan.
“Percaya TNI dan Polri akan bekerja keras untuk menghadapi mereka dan melumpuhkan mereka. Kalau memang mereka tidak mau menyerahkan diri maka, kita akan melakukan penegakkan hukum,” pungkasnya. [BintangPapua]