Prada Maulana Malik Ditembak di Pintu Lintas Batas Wutung
pada tanggal
Wednesday, 4 June 2014
KOTA JAYAPURA - Setelah sempat ditutup sementara akibat terjadi penembakan di pintu lintas batas antara RI-PNG di Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura beberapa bulan lalu, kini pintu lintas batas tersebut dibuka secara resmi oleh kedua negara pada Selasa (03/06/2014) sekitar pukul 13.00 WIT siang kemarin.
Namun sayang, acara pembukaan pintu lintas batas tersebut diwarnai aksi penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata dari arah zona netral. Akibat penembakan itu, seorang anggota TNI bernama Prada Maulana Malik dilaporkan terkena serempet peluru di bagian paha kanannya sehingga harus dilarikan ke Puskesmas Koya Barat dan selanjutnya dievakuasi menuju RS Marthen Indey Jayapura dengan pengawalan ketat hingga wartawan tidak diperbolehkan masuk ke rumah sakit tersebut.
Dari informasi yang didapat koran ini, kejadian tersebut bermula ketika Pos Perbatasan mulai dibuka kembali setelah terjadi penutupan sejak terjadinya kontak senjata pada 8 April 2014 yang lalu, yang menyebabkan kelompok kriminal bersenjata marah dan langsung memberondong anggota TNI yang ada di sana dengan peluru.
Anggota kemudian siaga dan terjadi kontak senjata beberapa kali, namun kelompok kriminal tersebut langsung menyeberang ke PNG sehingga anggota TNI tidak bisa melakukan balasan meskipun beberapa kali kelompok tersebut melakukan serbuan peluru ke arah anggota yang ada di wilayah RI.
Kepala Penerangan (Kapendam) Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf. Riskas Hidayatullah ketika dikonfirmasi melalui selulernya pada Selasa (3/6) kemarin mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan rapat tertutup sehingga belum bisa memberikan keterangan terkait kronologis kejadiannya.
“Kejadiannya siang sekitar pukul 13.00 WIT terjadi penembakan oleh OTK bersenjata di Perbatasan Skouw. Satu personel Pamtas (Pengaman Batas -red) dari Yonif 623 atas nama Prada Malik terserempet peluru di paha kanannya, kondisi stabi. Pasukan Pamtas langsung melakukan penyisiran dan pengejaran, situasi di TKP terkendali,” jelasnya singkat melalui sms.
Sementara itu, Kasrem 172/PWY Letkol Inf. Rano Tilaar ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos kemarin membenarkan kejadian tersebut. Dijelaskan Kasrem, kejadian penembakan itu bermula saat acara sedang berlangsung, kemudian sekitar 45 menit acara berlangsung tiba-tiba terdengar suara tembakan dan diprediksi arah tembakan datangnya dari PNG.
Diakui Kasrem, seorang anggota TNI dari patroli reaksi cepat dilaporkan terkena serempet peluru dan mengenai bagian bokongnya kemudian langsung dievakuasi ke rumah sakit. “Langkah yang kami lakukan adalah patroli mobile dan statis ditingkatkan, artinya membuat posko yang statis kemudian patroli mobile seperti Anoa. Termasuk patroli reaksi cepat disiagakan,”ungkapnya.
“Tidak ada penambahan pasukan tapi pengawasan semakin diperketat dan koordinasi dengan tentara PNG,”bebernya lagi.
Pihaknya menambahkan, pasca penembakan itu situasi dan aktivitas masyarakat di perbatasan baik itu masyarakat Indonesia maupun PNG tetap normal bahkan sudah kembali melakukan aktivitasnya sebagaimana biasanya. Termasuk aksi penembakan itu sama sekali tidak mengganggu acara pembukaan pintu lintas batas.
“Jadi hadir dalam acara itu dari Indonesia diwakilkan oleh Kepala Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua Ibu Suzana Wanggai kemudian Konsul RI di PNG, Korem 172/PWY, Danyon dan Kapolsek Muara Tami. Sedangkan dari PNG dihadiri Ketua Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan, Sekda Provinsi Sandauw,”tandasnya.[CenderawasihPos]
Namun sayang, acara pembukaan pintu lintas batas tersebut diwarnai aksi penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata dari arah zona netral. Akibat penembakan itu, seorang anggota TNI bernama Prada Maulana Malik dilaporkan terkena serempet peluru di bagian paha kanannya sehingga harus dilarikan ke Puskesmas Koya Barat dan selanjutnya dievakuasi menuju RS Marthen Indey Jayapura dengan pengawalan ketat hingga wartawan tidak diperbolehkan masuk ke rumah sakit tersebut.
Dari informasi yang didapat koran ini, kejadian tersebut bermula ketika Pos Perbatasan mulai dibuka kembali setelah terjadi penutupan sejak terjadinya kontak senjata pada 8 April 2014 yang lalu, yang menyebabkan kelompok kriminal bersenjata marah dan langsung memberondong anggota TNI yang ada di sana dengan peluru.
Anggota kemudian siaga dan terjadi kontak senjata beberapa kali, namun kelompok kriminal tersebut langsung menyeberang ke PNG sehingga anggota TNI tidak bisa melakukan balasan meskipun beberapa kali kelompok tersebut melakukan serbuan peluru ke arah anggota yang ada di wilayah RI.
Kepala Penerangan (Kapendam) Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf. Riskas Hidayatullah ketika dikonfirmasi melalui selulernya pada Selasa (3/6) kemarin mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan rapat tertutup sehingga belum bisa memberikan keterangan terkait kronologis kejadiannya.
“Kejadiannya siang sekitar pukul 13.00 WIT terjadi penembakan oleh OTK bersenjata di Perbatasan Skouw. Satu personel Pamtas (Pengaman Batas -red) dari Yonif 623 atas nama Prada Malik terserempet peluru di paha kanannya, kondisi stabi. Pasukan Pamtas langsung melakukan penyisiran dan pengejaran, situasi di TKP terkendali,” jelasnya singkat melalui sms.
Sementara itu, Kasrem 172/PWY Letkol Inf. Rano Tilaar ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos kemarin membenarkan kejadian tersebut. Dijelaskan Kasrem, kejadian penembakan itu bermula saat acara sedang berlangsung, kemudian sekitar 45 menit acara berlangsung tiba-tiba terdengar suara tembakan dan diprediksi arah tembakan datangnya dari PNG.
Diakui Kasrem, seorang anggota TNI dari patroli reaksi cepat dilaporkan terkena serempet peluru dan mengenai bagian bokongnya kemudian langsung dievakuasi ke rumah sakit. “Langkah yang kami lakukan adalah patroli mobile dan statis ditingkatkan, artinya membuat posko yang statis kemudian patroli mobile seperti Anoa. Termasuk patroli reaksi cepat disiagakan,”ungkapnya.
“Tidak ada penambahan pasukan tapi pengawasan semakin diperketat dan koordinasi dengan tentara PNG,”bebernya lagi.
Pihaknya menambahkan, pasca penembakan itu situasi dan aktivitas masyarakat di perbatasan baik itu masyarakat Indonesia maupun PNG tetap normal bahkan sudah kembali melakukan aktivitasnya sebagaimana biasanya. Termasuk aksi penembakan itu sama sekali tidak mengganggu acara pembukaan pintu lintas batas.
“Jadi hadir dalam acara itu dari Indonesia diwakilkan oleh Kepala Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua Ibu Suzana Wanggai kemudian Konsul RI di PNG, Korem 172/PWY, Danyon dan Kapolsek Muara Tami. Sedangkan dari PNG dihadiri Ketua Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan, Sekda Provinsi Sandauw,”tandasnya.[CenderawasihPos]