Proses Pencoblosan dan Perhitungan Suara Pemulu Legislatif 2014 Berlangsung Aman
pada tanggal
Thursday, 10 April 2014
KOTA JAYAPURA - Proses pencoblosan dan perhitungan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif di sejumlah kota di tanah Papua berdasarkan pantauan wartawan dan sumber majalahselangkah.com siang tadi, Rabu (09/04/2014) berlangsung aman.
Banyak warga datang ke TPS dan mereka mencoblos dengan aman. Sejumlah TPS yang diamati di sepanjang jalan Sentani-Abepura , Sentani dan Waena, Padang Bulan, Abepura, dan Kota Raja terlihat warga antre untuk mencoblos.
Jhonny Lani (24), warga Padang Bulan misalnya mengatakan, ia bersama teman-teman datang ke TPS 16 untuk menyalurkan hak suaranya. "Saya sudah lihat, nama saya ada. Saya ikut memilih," kata dia.
Ketua RT II/ RW 06/ TPS 11 di Perumnas I, Waena, Tinje On mengatakan, masyarakat yang kebanyakan tinggal di RT-nya hampir sebagian besar sudah menyalurkan hak suaranya.
"Kami masih menunggu yang lain datang coblos. Kartu suara sudah dibagikan dari kemarin," kata Tinje.
Sementara, kontributor majalahselangkah.com di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Dogiyai melaporkan hal yang sama atas pantauannya.
Dilaporkan, proses pencoblosan dilangsungkan aman. Namun, kontributor majalahselangkah.com belum memastikan keamanan proses pencoblosan di wilayah-wilyah terisolir di dua kabupaten ini.
Kapolres Nabire AKBP Tagor Hutapea berdasarkan pantauannya memastikan proses pencoblosan dan perhitungan hingga sore ini di dua kabupaten ini berjalan aman.
Kabupaten Deiyai, Paniai, dan Timika juga melaporkan hal yang sama. "Kami baru keliling jadi tidak ada masalah. Semua aman. Tapi, distrik yang jauh dan terisolir kami belum tahu. Kami akan laporkan lagi," kata sumber majalahselangkah.com di Paniai.
M. Tabuni di Puncak Jaya melaporkan hal senada. "Sampai sore ini kami belum dengar ada masalah. Tadi siang, semua sudah coblos. Semua aman-aman saja. Keamanan juga memang banyak to, " tuturnya.
Masalah-masalah Klasik
Pencoblosan dan perhitungan berlangsung aman. Tapi, wartawan menemukan sejumlah masalah yang telah dianggap 'klasik'.
Salah satunya adalah keributan sejumlah warga di TPS 22 Kelurahan Siriwini, Kabupaten Nabire karena sejak pagi tadi belum mendapatkan undangan sebagai pemilih.
"Kami semua ini sudah masuk DPT tapi kenapa undangan kami disembunyikan," kata salah satu warga di TPS 22.
Lain lagi. Sejumlah warga marah-marah di beberapa TPS Kelurahan Morgo Distrik Nabire Kota karena nama mereka tidak ada di DPT walaupun telah memiliki KTP. Mereka tidak diperbolehkan untuk memilih. Di Jayapura, sebanyak 173 orang di Asrama Tunas Harapan misalnya tidak memilih, walaupun nama mereka telah diserahkan di Kelurahan Hedam sejak bulan Septemer 2013.
Sementara di TPS lain di Nabire, warga lain dapat memilih hanya dengan menunjukkan KTP.
Soal lain adalah keterlibatan anak-anak yang belum memenuhi usia pemilih. Anak SD dan SMP tampak antri untuk mencoblos.
Tampak juga sejumlah spanduk, poster, dan stiker masih terlihat. Hal ini terlihat di sejumlah kota yang dipantau.
Dilaporkan juga, surat suara tidak sah di sejumlah TPS di Nabire meningkat. TPS 7 di SMP 5 Nabire misalnya mencapai puluhan hanya untuk DPRD, masih belum untuk DPRP, DPD, dan DPR RI.
Dipastikan surat suara tidak sah dapat saja mencapai ribuan karena banyak pemilih pemula yang melibatkan diri dan belum sempat mendapatkan informasi soal cara mencoblos.
Soal lain yang ditemukan di Jayapura misalnya, TPS 40 di Perumnas III, Waena didapati kotak suara dalam kondisi belum segel.
Salah satu TPS di Kelurahan Argapura Jayapura dilaporkan pencoblosan surat suara dilakukan sejak tadi malam. Sementara di kota lain, dilaporkan di atas kertas nama TPS-nya ada tetapi di lapangan tidak ada TPS-nya. [MajalahSelangkah]
Banyak warga datang ke TPS dan mereka mencoblos dengan aman. Sejumlah TPS yang diamati di sepanjang jalan Sentani-Abepura , Sentani dan Waena, Padang Bulan, Abepura, dan Kota Raja terlihat warga antre untuk mencoblos.
Jhonny Lani (24), warga Padang Bulan misalnya mengatakan, ia bersama teman-teman datang ke TPS 16 untuk menyalurkan hak suaranya. "Saya sudah lihat, nama saya ada. Saya ikut memilih," kata dia.
Ketua RT II/ RW 06/ TPS 11 di Perumnas I, Waena, Tinje On mengatakan, masyarakat yang kebanyakan tinggal di RT-nya hampir sebagian besar sudah menyalurkan hak suaranya.
"Kami masih menunggu yang lain datang coblos. Kartu suara sudah dibagikan dari kemarin," kata Tinje.
Sementara, kontributor majalahselangkah.com di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Dogiyai melaporkan hal yang sama atas pantauannya.
Dilaporkan, proses pencoblosan dilangsungkan aman. Namun, kontributor majalahselangkah.com belum memastikan keamanan proses pencoblosan di wilayah-wilyah terisolir di dua kabupaten ini.
Kapolres Nabire AKBP Tagor Hutapea berdasarkan pantauannya memastikan proses pencoblosan dan perhitungan hingga sore ini di dua kabupaten ini berjalan aman.
Kabupaten Deiyai, Paniai, dan Timika juga melaporkan hal yang sama. "Kami baru keliling jadi tidak ada masalah. Semua aman. Tapi, distrik yang jauh dan terisolir kami belum tahu. Kami akan laporkan lagi," kata sumber majalahselangkah.com di Paniai.
M. Tabuni di Puncak Jaya melaporkan hal senada. "Sampai sore ini kami belum dengar ada masalah. Tadi siang, semua sudah coblos. Semua aman-aman saja. Keamanan juga memang banyak to, " tuturnya.
Masalah-masalah Klasik
Pencoblosan dan perhitungan berlangsung aman. Tapi, wartawan menemukan sejumlah masalah yang telah dianggap 'klasik'.
Salah satunya adalah keributan sejumlah warga di TPS 22 Kelurahan Siriwini, Kabupaten Nabire karena sejak pagi tadi belum mendapatkan undangan sebagai pemilih.
"Kami semua ini sudah masuk DPT tapi kenapa undangan kami disembunyikan," kata salah satu warga di TPS 22.
Lain lagi. Sejumlah warga marah-marah di beberapa TPS Kelurahan Morgo Distrik Nabire Kota karena nama mereka tidak ada di DPT walaupun telah memiliki KTP. Mereka tidak diperbolehkan untuk memilih. Di Jayapura, sebanyak 173 orang di Asrama Tunas Harapan misalnya tidak memilih, walaupun nama mereka telah diserahkan di Kelurahan Hedam sejak bulan Septemer 2013.
Sementara di TPS lain di Nabire, warga lain dapat memilih hanya dengan menunjukkan KTP.
Soal lain adalah keterlibatan anak-anak yang belum memenuhi usia pemilih. Anak SD dan SMP tampak antri untuk mencoblos.
Tampak juga sejumlah spanduk, poster, dan stiker masih terlihat. Hal ini terlihat di sejumlah kota yang dipantau.
Dilaporkan juga, surat suara tidak sah di sejumlah TPS di Nabire meningkat. TPS 7 di SMP 5 Nabire misalnya mencapai puluhan hanya untuk DPRD, masih belum untuk DPRP, DPD, dan DPR RI.
Dipastikan surat suara tidak sah dapat saja mencapai ribuan karena banyak pemilih pemula yang melibatkan diri dan belum sempat mendapatkan informasi soal cara mencoblos.
Soal lain yang ditemukan di Jayapura misalnya, TPS 40 di Perumnas III, Waena didapati kotak suara dalam kondisi belum segel.
Salah satu TPS di Kelurahan Argapura Jayapura dilaporkan pencoblosan surat suara dilakukan sejak tadi malam. Sementara di kota lain, dilaporkan di atas kertas nama TPS-nya ada tetapi di lapangan tidak ada TPS-nya. [MajalahSelangkah]