Bentrok Antara Suku Dani dan Moni di Timika, 1 Meninggal Dunia dan 91 Orang Luka
pada tanggal
Sunday, 9 March 2014
Akibat perang suku tersebut, 1 orang dari Suku Dani meninggal dunia atas nama, Abeneben Wenda alias Mendinus Wenda. Ia meninggal, lantaran luka panah ada bagian dada, wajah dan muka serta lemparan batu dari kelompok Suku Moni, sedangkan untuk luka-luka dari kedua kelompok tersebut tercatat sebanyak 91 orang luka-luka.
Juru Bicara Polda Papua. Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono, S.Ik., saat dikonfirmasi Bintang Papua membenarkan terjadinya pertikaian antara kedua kelompok warga di Kabupaten Mimika tersebut.
“Ya ada pertikaian itu dan dari laporan yang kami terma ada 1 orang meninggal dunia dan luka-luka sebanyak 91 orang,” katanya kemarin lewat telephone selulernya.
Dijelaskan, peristiwa itu terjadi, Selasa (04/03/2014) sore sekitar pukul 17.00 WIT terjadi pertikaian antara kelompok masyarakat Suku Dani dan Suku Moni di Kampung Jayanti Mimika Gunung Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika.
Awalnya pukul 16.00 WIT, kedua kelompok masyarakat masih melakukan bakar batu di masing masing tenda dan setelah prosesi adat patah panah yang dilakukan, Senin (03/03/2014) lalu, tiba terjadi kesalahpahaman antara kedua kelompok tersebut.
Di mana, salah satu masyarakat atas naman Yulius Miagoni berlari mendekati bendera Merah Putih, tepatnya di tengah lokasi pembatas kedua kelompok masyarakat saat melakukan prosesi patah panah. Disaat bersamaan masyarakat Suku Dani yang melihat hal itu menganggap bahwa Suku Moni telah berusaha menyerang Kelompok Suku Dani, sehingga kedua kelompok tersebut kembali bertikai.
Pasca terjadi pertikaian itu, Pudjo menyampaikan, bahwa teridentifikasi sebanyak 8 orang mengalami luka-luka suku Dani yang dilarikan ke RSUD dan satu orang dari suku dani meninggal dunia, akibat luka panah di dada dan lemparan batu yang selanjutnya jenazah korban dibakar, sedangkan untuk korban dari suku Moni belum diketahui identitasnya.
Pudjo mengemukakan, bahwa ke delapan orang yang diketahui luka-luka itu masing-masing, , Herman Wanimbo (35) luka pada bagian kepala akibat terkena panah, Simon Wanimbo (40) luka pada bahu kanan, Miran (17) luka pada pantat, Timia Murib (40) luka pada bagian leher, Weinus Murib (40) luka panah dibagian dada, Stakiman Tinal (20) luka panah dibagian punggung belakang, Donius Kogoya (26) luka dibagian kaki kanan, Yunus Kogoya (16) luka pada rusuk sebelah kiri, dan kini mereka masih mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mimika.
Usai bentrokan pecah, lanjut Pudjo, anggota langsung melakukan pengecekan korban dari suku Moni di RSMM, namun masih belum ada yang di evakuasi karena sulitnya medan dari arah Iwaka, sehingga evakuasi baru dilaksanakan esok harinya.
Kemudian, sambung Pudjo, berdasarkan laporan dari Polres Mimika, bentrokan antara kedua kelompok tersebut kembali terjadi, Rabu (05/03/2014) kemarin hingga mengakibatkan sebanyak 85 orang mengalami luka-luka, akibat terkena senapaan angin dan anak panah dari kedua kelompok tersebut.
Namun sementara, seluruh korban di dua kelompok tersebut dibawa ke rumah sakit berbeda untuk mencegah kembali terjadi bentrokan. “Sampai sekarang korban luka-luka sudah mencapai 91 dan mereka dirawat di RSUD dan RSMM Mimika,” katanya.
Untuk situasi saat ini, Pudjo kembali menegaskan bahwa, pasca terjadi pertikaian itu, mendapat laporan pada sore harinya, situasi sudah kembali normal, dengan dijaga ketat oleh aparat kepolisian Polres Mimika bersama anggota Brimob dibantu aparat TNI guna menghindari kembali terjadi pertikaian. [BintangPapua]