Jalan Alternatif dari Kota Jayapura ke Abepura Resmi Dibuka
pada tanggal
Monday, 10 March 2014
KOTA JAYAPURA - Kemacetan lalulitas yang kerap terjadi di jalan poros Entrop-Abepura-Waena-Sentani atau sebaliknya, tampaknya akan segera teratasi . Ini menyusul telah diresmikannya Jalan Alternatif sepanjang 10,68 km, yang menghubungkan tujuh kawasan, yakni Kantor Walikota, Kodam XVII/ Cenderawasih, Skyline, Kampung Buton, Kolam Buaya, Jaya Asri, dan Bhayangkara Furia, Kamis (06/03/2014). Peresmian ini dilakukan langsung oleh Gubernur Papua Lukas Enembe
Jalan alternatif yang dibangun sejak tahun 2002 dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 104 miliar ini, akan digunakan sebagai akses lain guna mengantisipasi terjadinya kemacetan yang semakin intens belakangan ini.
Dalam sambutannya, Lukas memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemkot Jayapura, atas upaya sudah pemkot dalam membangun kota indah di ujung timur Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Salah satu diantaranya adalah jalan alternatif yang baru diresmikan ini,” ungkap Lukas.
Orang nomor satu di Provinsi Papua ini tak menampik bahwa hampir setiap hari Kota Jayapura menunjukkan perubahan yang signifikan. Ia mencontohkan, perubahan itu bisa dilihat dengan bertambahnya jumlah kendaraan dan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat, bahkan pembangunan yang dilakukan itu menyebabkan terjadinya bancana banjir akibat aliran sungai tertutup oleh bangunan – bangunan liar serta akibat dari hutan yang digunduli.
“Perubahan itu sudah terjadi karena itu ditandai dengan kepadatan penduduk, volume kendaraan yang bertambah. Kita sebagai warga kota yang ada di ibu kota provinsi ini, atas nama masyarakat menyampaikan terima kasih kepada walikota betapa besarnya ruas jalan yang dibangun ini,”ungkap Lukas penuh apresiasi.
Menurut Lukas, dana sebesar 104 miliar rupiah lebih yang digunakan untuk pembangunan jalan alternatif itu, kendati dalam jumlah besar namun bila dibandingkan dengan kondisi nyata di Papua, dana tersebut masih dirasa kurang.
“Ini kondisi rill di Papua, apalagi di daerah yang jauh misalnya pedalaman. Mungkin lebih dari 100 miliar. Itu yang kita selalu bersuara bahwa tidak cukup dengan perhitungan yang berlaku secara nasional dengan kondisi rill yang kita hadapi,”katanya.
Ditambahkan Lukas bahwa Pemerintah provinsi pada hakikatnya mendukung program pemerintah Kota Jayapura untuk menjadikan Kota Jayapura sebagai kota terindah di bibir Pantai Pasifik, karena Kota Jayapura sebagai cermin dari Provinsi Papua dan juga cermin dari Negara Kesatuan RI bagi Negara tentangga PNG.
“Kalau kota ini biasa - biasa nanti mereka bilang ah...Indonesia seperti ini. Itu yang kita jaga sehingga kota ini harus berubah dari satu kemajuan ke kemajuan yang lain,”ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala dinas pekerjaan umum Kota Jayapura, Jenny Karinda menyampaikan dalam laporannya bahwa sumber pendanaan jalan alternatif ini berasal dari berbagai sumber baik dari dana Alokasi umum (DAU) Kota Jayapura, Otsus Papua,Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang intrastruktur jalan, Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID ,AdHok, serta dana Hibah Provinsi Papua.
Dari pantauan Bintang Papua, usai peresmian yang dihadiri Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian, Wakil Ketua UP4B E. Fonataba, Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano beserta Forkompimda, rombongan tamu undangan melakukan konvoy melintasi jalan alternatif tersebut. [BintangPapua]
Jalan alternatif yang dibangun sejak tahun 2002 dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 104 miliar ini, akan digunakan sebagai akses lain guna mengantisipasi terjadinya kemacetan yang semakin intens belakangan ini.
Dalam sambutannya, Lukas memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemkot Jayapura, atas upaya sudah pemkot dalam membangun kota indah di ujung timur Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Salah satu diantaranya adalah jalan alternatif yang baru diresmikan ini,” ungkap Lukas.
Orang nomor satu di Provinsi Papua ini tak menampik bahwa hampir setiap hari Kota Jayapura menunjukkan perubahan yang signifikan. Ia mencontohkan, perubahan itu bisa dilihat dengan bertambahnya jumlah kendaraan dan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat, bahkan pembangunan yang dilakukan itu menyebabkan terjadinya bancana banjir akibat aliran sungai tertutup oleh bangunan – bangunan liar serta akibat dari hutan yang digunduli.
“Perubahan itu sudah terjadi karena itu ditandai dengan kepadatan penduduk, volume kendaraan yang bertambah. Kita sebagai warga kota yang ada di ibu kota provinsi ini, atas nama masyarakat menyampaikan terima kasih kepada walikota betapa besarnya ruas jalan yang dibangun ini,”ungkap Lukas penuh apresiasi.
Menurut Lukas, dana sebesar 104 miliar rupiah lebih yang digunakan untuk pembangunan jalan alternatif itu, kendati dalam jumlah besar namun bila dibandingkan dengan kondisi nyata di Papua, dana tersebut masih dirasa kurang.
“Ini kondisi rill di Papua, apalagi di daerah yang jauh misalnya pedalaman. Mungkin lebih dari 100 miliar. Itu yang kita selalu bersuara bahwa tidak cukup dengan perhitungan yang berlaku secara nasional dengan kondisi rill yang kita hadapi,”katanya.
Ditambahkan Lukas bahwa Pemerintah provinsi pada hakikatnya mendukung program pemerintah Kota Jayapura untuk menjadikan Kota Jayapura sebagai kota terindah di bibir Pantai Pasifik, karena Kota Jayapura sebagai cermin dari Provinsi Papua dan juga cermin dari Negara Kesatuan RI bagi Negara tentangga PNG.
“Kalau kota ini biasa - biasa nanti mereka bilang ah...Indonesia seperti ini. Itu yang kita jaga sehingga kota ini harus berubah dari satu kemajuan ke kemajuan yang lain,”ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala dinas pekerjaan umum Kota Jayapura, Jenny Karinda menyampaikan dalam laporannya bahwa sumber pendanaan jalan alternatif ini berasal dari berbagai sumber baik dari dana Alokasi umum (DAU) Kota Jayapura, Otsus Papua,Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang intrastruktur jalan, Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID ,AdHok, serta dana Hibah Provinsi Papua.
Dari pantauan Bintang Papua, usai peresmian yang dihadiri Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian, Wakil Ketua UP4B E. Fonataba, Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano beserta Forkompimda, rombongan tamu undangan melakukan konvoy melintasi jalan alternatif tersebut. [BintangPapua]