Sejak Tahun 60-an, Pemerintah Amerika Serikat Telah Kucurkan 15 Milliar US$ untuk Tanah Papua
pada tanggal
Sunday, 16 February 2014
KOTA JAYAPURA - Selama berkiprah di Papua dan Papua Barat, Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID telah menggelontorkan dana sebesar 15 milliar US$ dollar.
Acting Mision Direktur for USAID, Derek Brown kepada wartawan di Jayapura, saat ini USAID lebih focus pada tuberculosis (TBC), HIV/AIDS, kesetaraan gender.
“Kami masih ingin melanjutkan kerjasama kami dengan Pemerintah Indonesia maupun masyarakat sipil untuk hal-hal tersebut dan juga seperti keanekaragaman hayati dan perubahan iklim,”katanya baru-baru ini di Jayapura.
Lebih jauh dijelaskannya, pihaknya di Papua dan Papua Barat sudah perdekade. Saat ini telah menuntaskan strategi lima tahun. Dimana sudah ditentukan dan dicanangkan bahwa Papua tetap akan menjadi satu focus bagi kegiatan USAID.
Salah satunya pendidikan, kesehatan dan sebagainya. “Kami melihat hal itu penting yaitu pendidikan, kesehatan, demokratisasi tata kelola pemerintahan. Lalu juga pendidikan dasar dan setahun lalu kami melakukan konsultasi di Jayapura,”akunya.
Dari hasil konsultasi itu, pihaknya sudah mendengar apa yang diinginkan oleh masyarakat Papua. Dimana pendidikan dasar masih perlu dukungan untuk dilanjutkan. Meskipun di wilayah Indonesia lain sudah merupakan satu bidang yang ditinggalkan oleh USAID.
Akan tetapi menurut Derek, di Papua butuh dukungan dan akan melanjutkan itu. “Kami berikan dalam bentuk dukungan dana yang merupakan komitmen kami. USAID di Indonesia sejak tahun 60-an,”ungkapnya.
Kedatangannya ke Papua adalah untuk belajar lebih banyak tentang Gerbangmas Hasrat Papua dan sudah mempunyai mitra kerja. “Kami berharap bisa melanjutkan kinerja tersebut,”harapnya.
Previlensi HIV/AIDS
Sementara itu menjawab pertanyaan wartawan, kendala yang dihadapai dimana sampai saat ini angka previlensi Hiv/Aids, yang sampai saat ini masih sekitar 1000 kasus untuk Papua.
Derek kembali menegaskan Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID mendapat dukungan dari pemerintah dan akan terus terlibat dengan pemerintah untuk semakind memperluas dukungan tersebut.
“Kami melakukan pendidikan untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat. Sehingga tantangan dan kendala yang dihadapi dengan melibatkan masyarakat. Kami ingin masyarakat tidak takut untuk ditest dan tidak takut untuk minum obatnya dan kami akan terus melakukan pelatihan dan peningkatan. Agar masyarakat lebih terlibat untuk menyelesaikan tantangan yang kita hadapi bersama,”pungkasnya. [PapuaPos]
Acting Mision Direktur for USAID, Derek Brown kepada wartawan di Jayapura, saat ini USAID lebih focus pada tuberculosis (TBC), HIV/AIDS, kesetaraan gender.
“Kami masih ingin melanjutkan kerjasama kami dengan Pemerintah Indonesia maupun masyarakat sipil untuk hal-hal tersebut dan juga seperti keanekaragaman hayati dan perubahan iklim,”katanya baru-baru ini di Jayapura.
Lebih jauh dijelaskannya, pihaknya di Papua dan Papua Barat sudah perdekade. Saat ini telah menuntaskan strategi lima tahun. Dimana sudah ditentukan dan dicanangkan bahwa Papua tetap akan menjadi satu focus bagi kegiatan USAID.
Salah satunya pendidikan, kesehatan dan sebagainya. “Kami melihat hal itu penting yaitu pendidikan, kesehatan, demokratisasi tata kelola pemerintahan. Lalu juga pendidikan dasar dan setahun lalu kami melakukan konsultasi di Jayapura,”akunya.
Dari hasil konsultasi itu, pihaknya sudah mendengar apa yang diinginkan oleh masyarakat Papua. Dimana pendidikan dasar masih perlu dukungan untuk dilanjutkan. Meskipun di wilayah Indonesia lain sudah merupakan satu bidang yang ditinggalkan oleh USAID.
Akan tetapi menurut Derek, di Papua butuh dukungan dan akan melanjutkan itu. “Kami berikan dalam bentuk dukungan dana yang merupakan komitmen kami. USAID di Indonesia sejak tahun 60-an,”ungkapnya.
Kedatangannya ke Papua adalah untuk belajar lebih banyak tentang Gerbangmas Hasrat Papua dan sudah mempunyai mitra kerja. “Kami berharap bisa melanjutkan kinerja tersebut,”harapnya.
Previlensi HIV/AIDS
Sementara itu menjawab pertanyaan wartawan, kendala yang dihadapai dimana sampai saat ini angka previlensi Hiv/Aids, yang sampai saat ini masih sekitar 1000 kasus untuk Papua.
Derek kembali menegaskan Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID mendapat dukungan dari pemerintah dan akan terus terlibat dengan pemerintah untuk semakind memperluas dukungan tersebut.
“Kami melakukan pendidikan untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat. Sehingga tantangan dan kendala yang dihadapi dengan melibatkan masyarakat. Kami ingin masyarakat tidak takut untuk ditest dan tidak takut untuk minum obatnya dan kami akan terus melakukan pelatihan dan peningkatan. Agar masyarakat lebih terlibat untuk menyelesaikan tantangan yang kita hadapi bersama,”pungkasnya. [PapuaPos]