Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan Diminta Mundur sebagai Kandidat Tuan Rumah PON XX 2020
pada tanggal
Sunday, 16 February 2014
KOTA JAYAPURA - Ketua Komisi C DPR Papua bidang anggaran yang juga Ketua Departeman Hubungan Luar Negeri KONI Papua, Yan Ayomi, meminta lima provinsi lain yakni Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan, untuk mundur dari pencalonan tuan rumah PON XX 2020.
Permintaan itu dilontarkannya ketika DPR Papua bertemu tim KONI Pusat yang dipimpin Wakil Ketua I KONI Pusat , Suwarno, Majelis Rakyat Papua (MRP), pengurus KONI Papua dan pihak eksekutif di ruang rapat Badan Anggaran DPR Papua, Selasa (11/02/2014).
“Saya minta KONI Pusat sampaikan kepada provinsi lain yang ingin jadi tuan rumah agar mundur. Cukup Timor-Timur yang lepas dari NKRI. Jangan cari yang kedua. Berikan peluang ke Papua jangan selalu anggap kami tidak bisa. Jangan lihat kami karena isu politik,” tegas politisi dari partai Golkar itu .
Menurutnya, semua provinsi yang didatangi pihaknya tempo lalu, tidak menolak Papua jadi tuan rumah PON 2020, sehingga sudah saatnya kesempatan diberikan ke Papua untuk momentum yang berskala inetrnasional maupun nasional.
“PON sudah waktunya dilaksanakan di Papua. Soekarno pernah bilang Indonesia tanpa Papua dan Aceh bukan Indonesia. Jadi para pendiri negara ini sudah meletakkan dasar itu. Anggaran kami cukup tapi kepastian jadi tuan rumah itu yang penting. Loloskan Papua masuk ke tiga. Saya minta KONI Pusat menyampaikan kepada provinsi lain kalau ini saatnya Papua. Papua adalah batas Indonesia paling timur,” ujarnya.
Hal tak jauh berbeda dikatakan Ketua Komisi E DPR Papua yang membidangi olahraga, Kenius Kogoya. Karena itu dari sisi politik, tak ada kata lain, Indonesia adalah Papua dan Papua adalah Indonesia.
“Kalau selama ini kami selalu ke Barat, kenapa saudara kita yang dari Barat tidak bisa datang ke Papua. Suka tidak suka pelaksanaan PON pasti akan memberi dampak ekonomi terhadap daerah ini. Kami mendukung penuh program PON 2020 ini. Harapan kami KONI Pusat mendukung semua perjuangan Papua menjadi tuan rumah PON 2020. PON di Papua sangat penting terutama dari sisi politiknya,” ucap Kenius Kogoya.
Sementara Waket I Koni Pusat, Suwarno yang memimpin rombongan KONI Pusat serta Kementerian Pemuda dan Olahraga mengatakan, pihaknya mulai melakukan penjaringan jelang PON 2020.
“Ada enam provinsi yang mengajukan tuan rumah yakni Aceh, Sumut, Jateng, Bali, Sulsel dan Papua. Satu hal yang kami petik adalah Papua sangat berkeinginan jadi tuan rumah PON 2020 dengan satu semboyan Papua untuk Indonesia. Itu yang kami tangkap saat menyimpulkan hasil verifikasi dari enam provinsi,” kata Suwarno.
Menurutnya, ada 16 poin untuk jadi tuan rumah diantaranya kesiapan pertandingan paling tidak 50 persen. Kesiapan akomodasi atlet, sarana transportasi, konsumsi itu tidak penting tapi pokok, sarana prasarana juga jadi pertimbangan serta fasilitas pendukung berkaitan dengan kesehatan.
“Itu beberapa hal pokok yang perlu kami verifikasi. Kami ingin melihat apa yang sudah ada berikut rencananya ke depan. Misalnya sekarang lokasi pertandingan sudah selesai 55 persen berarti masih ada 45 persen yang akan diselesaikan ke depan, “katanya.
Dia berharap DPR Papua memberikan dukungan dalam hal penganggaran.
”Kami ingin mendengar komitmen membangun yang dianggap kurang. Tapi kami optimis karena setiap kali datang ke Papua, selalu ada perubahan,” ujarnya. [TabloidJubi]
Permintaan itu dilontarkannya ketika DPR Papua bertemu tim KONI Pusat yang dipimpin Wakil Ketua I KONI Pusat , Suwarno, Majelis Rakyat Papua (MRP), pengurus KONI Papua dan pihak eksekutif di ruang rapat Badan Anggaran DPR Papua, Selasa (11/02/2014).
“Saya minta KONI Pusat sampaikan kepada provinsi lain yang ingin jadi tuan rumah agar mundur. Cukup Timor-Timur yang lepas dari NKRI. Jangan cari yang kedua. Berikan peluang ke Papua jangan selalu anggap kami tidak bisa. Jangan lihat kami karena isu politik,” tegas politisi dari partai Golkar itu .
Menurutnya, semua provinsi yang didatangi pihaknya tempo lalu, tidak menolak Papua jadi tuan rumah PON 2020, sehingga sudah saatnya kesempatan diberikan ke Papua untuk momentum yang berskala inetrnasional maupun nasional.
“PON sudah waktunya dilaksanakan di Papua. Soekarno pernah bilang Indonesia tanpa Papua dan Aceh bukan Indonesia. Jadi para pendiri negara ini sudah meletakkan dasar itu. Anggaran kami cukup tapi kepastian jadi tuan rumah itu yang penting. Loloskan Papua masuk ke tiga. Saya minta KONI Pusat menyampaikan kepada provinsi lain kalau ini saatnya Papua. Papua adalah batas Indonesia paling timur,” ujarnya.
Hal tak jauh berbeda dikatakan Ketua Komisi E DPR Papua yang membidangi olahraga, Kenius Kogoya. Karena itu dari sisi politik, tak ada kata lain, Indonesia adalah Papua dan Papua adalah Indonesia.
“Kalau selama ini kami selalu ke Barat, kenapa saudara kita yang dari Barat tidak bisa datang ke Papua. Suka tidak suka pelaksanaan PON pasti akan memberi dampak ekonomi terhadap daerah ini. Kami mendukung penuh program PON 2020 ini. Harapan kami KONI Pusat mendukung semua perjuangan Papua menjadi tuan rumah PON 2020. PON di Papua sangat penting terutama dari sisi politiknya,” ucap Kenius Kogoya.
Sementara Waket I Koni Pusat, Suwarno yang memimpin rombongan KONI Pusat serta Kementerian Pemuda dan Olahraga mengatakan, pihaknya mulai melakukan penjaringan jelang PON 2020.
“Ada enam provinsi yang mengajukan tuan rumah yakni Aceh, Sumut, Jateng, Bali, Sulsel dan Papua. Satu hal yang kami petik adalah Papua sangat berkeinginan jadi tuan rumah PON 2020 dengan satu semboyan Papua untuk Indonesia. Itu yang kami tangkap saat menyimpulkan hasil verifikasi dari enam provinsi,” kata Suwarno.
Menurutnya, ada 16 poin untuk jadi tuan rumah diantaranya kesiapan pertandingan paling tidak 50 persen. Kesiapan akomodasi atlet, sarana transportasi, konsumsi itu tidak penting tapi pokok, sarana prasarana juga jadi pertimbangan serta fasilitas pendukung berkaitan dengan kesehatan.
“Itu beberapa hal pokok yang perlu kami verifikasi. Kami ingin melihat apa yang sudah ada berikut rencananya ke depan. Misalnya sekarang lokasi pertandingan sudah selesai 55 persen berarti masih ada 45 persen yang akan diselesaikan ke depan, “katanya.
Dia berharap DPR Papua memberikan dukungan dalam hal penganggaran.
”Kami ingin mendengar komitmen membangun yang dianggap kurang. Tapi kami optimis karena setiap kali datang ke Papua, selalu ada perubahan,” ujarnya. [TabloidJubi]