Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua Akui Semangat dan Tekat Besar Menjadi Tuan Rumah PON XX 2020
pada tanggal
Sunday, 16 February 2014
KOTA JAYAPURA - Sekertaris Umum (Sekum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, Yusuf Yambeyabdi mengatakan, meski ada lima provinsi selain Provinsi Papua yang ingin menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 mendantang, namun Papua optimis bisa menggelar iven empat tahunan itu.
“Kalau melihat perkembangan kota di setiap provinsi, kami akui mungkin Papua di belakang. Tapi yang tak dimiliki provinsi lain adalah tekad dan semangat. KONI pusat tidak membutuhkan kesiapan fisik, tapi tekad dan semangat. Semangat yang membedakan Papua dari provinsi lain,” kata Yusuf di Kota Jayapura, Papua, Rabu (12/02/2014).
Menurutnya, Papua sudah mendaftar dan kini sudah ada tim verifiaksi factual yang berjumlah 20 orang dari KONI pusat untuk menverifikasi kesiapan provinsi paling timur Indonesia itu.
“Secara adminstrasi, Papua sudah lolos. Tinggal masalah fisik. Kami juga sudah ada konsep rencana pembangunan setiap klaster. Jika Papua jadi tuan rumah PON XX 2020 mendatang, rencananya akan ada 40 pertandingan cabang olahraga (cabor) yang diselenggarakan dan butuh 27 venue atau arena pertandingan. Di Papua saat ini sudah ada 18 venue yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Biak, Merauke, Jayawijaya, Timika dan Jayapura,” ujarnya.
Namun kata Yusuf, memang venue yang ada itu masih butuh pembenahan karena belum sesuai standar yang ditentukan KONI Pusat. Namun secara perencanaan Papua sudah siap. “Secara perencanaan Papua lebih siap. Ketika kami siap, barulah provinsi lain mencari cara untuk menjadi tuan rumah,” singkatnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad mengatakan, Papua tuan rumah PON XX 2020 sudah dituangkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mulai tahun 2014 telah dialokasikan anggaran untuk mempersiapkan itu.
“Tahapan berikutnya dalam proses perencanaan. Tahun 2014 menjadi tahun perencanaan untuk sarana dan prasarana di Papua. Juga akan menginventarisir sarana yang sudah ada,” ujar Musa’ad.
Lanjutnya, guna menunjang itu semua, pemerintah dan dewan telah menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) tentang struktur lembaga kepemerintahan dan dibentuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
“Lazimnya kan Dinas Pemuda dan Olahraga disatukan dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Tapi sekarang tidak lagi. Dinas Pemuda dan Olahraga sudah terpisah. Ini hanya ada di tiga provinsi di Indonesia yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Papua. Dan Dispora sudah melakukan hal teknis bersama dengan KONI Papua,” kata Musa’ad. [TabloidJubi]
“Kalau melihat perkembangan kota di setiap provinsi, kami akui mungkin Papua di belakang. Tapi yang tak dimiliki provinsi lain adalah tekad dan semangat. KONI pusat tidak membutuhkan kesiapan fisik, tapi tekad dan semangat. Semangat yang membedakan Papua dari provinsi lain,” kata Yusuf di Kota Jayapura, Papua, Rabu (12/02/2014).
Menurutnya, Papua sudah mendaftar dan kini sudah ada tim verifiaksi factual yang berjumlah 20 orang dari KONI pusat untuk menverifikasi kesiapan provinsi paling timur Indonesia itu.
“Secara adminstrasi, Papua sudah lolos. Tinggal masalah fisik. Kami juga sudah ada konsep rencana pembangunan setiap klaster. Jika Papua jadi tuan rumah PON XX 2020 mendatang, rencananya akan ada 40 pertandingan cabang olahraga (cabor) yang diselenggarakan dan butuh 27 venue atau arena pertandingan. Di Papua saat ini sudah ada 18 venue yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Biak, Merauke, Jayawijaya, Timika dan Jayapura,” ujarnya.
Namun kata Yusuf, memang venue yang ada itu masih butuh pembenahan karena belum sesuai standar yang ditentukan KONI Pusat. Namun secara perencanaan Papua sudah siap. “Secara perencanaan Papua lebih siap. Ketika kami siap, barulah provinsi lain mencari cara untuk menjadi tuan rumah,” singkatnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad mengatakan, Papua tuan rumah PON XX 2020 sudah dituangkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mulai tahun 2014 telah dialokasikan anggaran untuk mempersiapkan itu.
“Tahapan berikutnya dalam proses perencanaan. Tahun 2014 menjadi tahun perencanaan untuk sarana dan prasarana di Papua. Juga akan menginventarisir sarana yang sudah ada,” ujar Musa’ad.
Lanjutnya, guna menunjang itu semua, pemerintah dan dewan telah menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) tentang struktur lembaga kepemerintahan dan dibentuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
“Lazimnya kan Dinas Pemuda dan Olahraga disatukan dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Tapi sekarang tidak lagi. Dinas Pemuda dan Olahraga sudah terpisah. Ini hanya ada di tiga provinsi di Indonesia yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Papua. Dan Dispora sudah melakukan hal teknis bersama dengan KONI Papua,” kata Musa’ad. [TabloidJubi]