Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asmat Telah Lakukan 14.000 lebih Perekaman KTP Elektronik
pada tanggal
Friday, 28 February 2014
AGATS (ASMAT) – Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Asmat, Agustinus Ohoitimur, S.Sos mengatakan, tahun 2013 Dukcapil Asmat hanya bisa melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) (sudah diganti nama menjadi KTP-el) 14.000 lebih saja.
Sementara target nasional mengharuskan perekaman KTP-el mencapai 25.000 lebih. Banyak kendala yang terjadi dilapangan sehingga perekaman yang semula di anggap akan mencapai target sesuai rencana terhambat. Ini dikarenakan medan yang dilalui sangat berat.
Di Asmat sendiri, ketika melakukan perjalanan ke distrik harus melalui jalur laut atau sungai dan biaya yang dikeluarkan sangat mahal. Belum lagi kalau sampai ke kampung, masyarakat setempat tidak pernah ada karena mereka sedang mencari makan dihutan.
“Mempelajari masalah dan kendala yang terjadi dilapangan tahun lalu, maka kami sendiri mempunyai strategi khusus untuk mencapai target nasional. Strategi yang kami pakai adalah, ketika sedang ada event pemerintah dimana masyarakat berkumpul maka petugas perekaman akan membawa alat perekaman dan melakukan perekaman KTP-el. Atau kami tempatkan petugas di rumah sakit sehingga ketika masyarakat datang untuk memeriksa maka petugas akan menawarkan perekaman KTP-el,” kata Agustinus Ohoitimur, Sabtu (01/02/2014).
Agustinus Ohoitimur menambahkan, cara ini dirasakan sangat efektif walaupun sedikit kerepotan karena petugas harus membawa alat kemana-mana. Tetapi jika berdiam diri di kantor dan menunggu masyarakat untuk datang melakukan perekaman, maka itu sama saja tidak akan berhasil.
Dukcapil menurut Agustinus Ohoitimur telah bekerjasama dengan beberapa dinas dan kepala distrik untuk menyukseskan proses perekaman KTP-el tersebut.
“Ya, kami akan berusaha untuk memberikan pengertian kepada masyarakat agar mengerti apa itu KTP-el dan kami bukan mengejar target,” bilang Agustinus Ohoitimur. [SuluhPapua]
Sementara target nasional mengharuskan perekaman KTP-el mencapai 25.000 lebih. Banyak kendala yang terjadi dilapangan sehingga perekaman yang semula di anggap akan mencapai target sesuai rencana terhambat. Ini dikarenakan medan yang dilalui sangat berat.
Di Asmat sendiri, ketika melakukan perjalanan ke distrik harus melalui jalur laut atau sungai dan biaya yang dikeluarkan sangat mahal. Belum lagi kalau sampai ke kampung, masyarakat setempat tidak pernah ada karena mereka sedang mencari makan dihutan.
“Mempelajari masalah dan kendala yang terjadi dilapangan tahun lalu, maka kami sendiri mempunyai strategi khusus untuk mencapai target nasional. Strategi yang kami pakai adalah, ketika sedang ada event pemerintah dimana masyarakat berkumpul maka petugas perekaman akan membawa alat perekaman dan melakukan perekaman KTP-el. Atau kami tempatkan petugas di rumah sakit sehingga ketika masyarakat datang untuk memeriksa maka petugas akan menawarkan perekaman KTP-el,” kata Agustinus Ohoitimur, Sabtu (01/02/2014).
Agustinus Ohoitimur menambahkan, cara ini dirasakan sangat efektif walaupun sedikit kerepotan karena petugas harus membawa alat kemana-mana. Tetapi jika berdiam diri di kantor dan menunggu masyarakat untuk datang melakukan perekaman, maka itu sama saja tidak akan berhasil.
Dukcapil menurut Agustinus Ohoitimur telah bekerjasama dengan beberapa dinas dan kepala distrik untuk menyukseskan proses perekaman KTP-el tersebut.
“Ya, kami akan berusaha untuk memberikan pengertian kepada masyarakat agar mengerti apa itu KTP-el dan kami bukan mengejar target,” bilang Agustinus Ohoitimur. [SuluhPapua]