Sekolah Tinggi Seni Papua (STSP) Gelar Pameran Lukisan di Museum Expo Waena
pada tanggal
Wednesday, 9 October 2013
WAENA (KOTA JAYAPURA) - Tomas May (29) berharap ilmu yang dimilikinya bisa bermanfaat bagi orang lain.”Kenal dengan lukisan sewaktu masih di sekolah minggu. ”Itulah kata yang diungkapkan oleh salah satu alumni mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Papua (STSP) ini.
Pada pameran lukisan yang dilangsungkan oleh para lulusan STSP dan juga mahasiswa STSP di Museum Expo, Waena tidak lama ini, Tomas juga merupakan salah satu peserta yang ikut mengambil bagian dalam memamerkan hasil karya seninya.
Untuk menjadikan sebuah gambar di atas kertas foto yang sudah dirancang khusus, Tomas mengatakan bahwa alat yang digunakan tidaklah sulit untuk diperoleh. Alat yang dimaksudkan adalah kawat berukuran sedang dan bolpen – bolpen macet.
“Biasanya bolpen – bolpen macet ini kita asah dia berbentuk plat atau pahat,”jelasnya di sela - sela aktifitasnya.
Kata dia, pada awalnya dia tidak tahu melukis, namun setelah mengikuti sekolah minggu semenjak masih kecil dirinya diajarkan untuk menggambar. Dan pada saat itulah ada keyakinan dalam dirinya bahwa, pasti bisa.
Kemauan itu akhirinya mendorong dirinya untuk mencoba belajar melukis dengan melanjutkan studi di STSP Papua. Nahkan dirinya Sering melukis di dipinggiran jalan, kampus dan beberapa tempat ainnya atau di tempat – tempat umum.
Dia mengharapkan agar pemerintah terus mendukung seniman – seniman Papua yang ada untuk terus mengangkat nilai - nilai budaya tanah Papua. “Walalupun karya anak Papua kecil, tapi pemerintah jangan menyepelehkan karya itu tetapi marilah kita saling mendukung untuk kemajuan budaya di tanah Papua,”ujarnya.
Dan kepada para mahasiswa, dirinya meminta agar lebih giat dalam belajar dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya untuk terus mengangkat budaya Papua melalui ukiran. [PapuaPos]
Pada pameran lukisan yang dilangsungkan oleh para lulusan STSP dan juga mahasiswa STSP di Museum Expo, Waena tidak lama ini, Tomas juga merupakan salah satu peserta yang ikut mengambil bagian dalam memamerkan hasil karya seninya.
Untuk menjadikan sebuah gambar di atas kertas foto yang sudah dirancang khusus, Tomas mengatakan bahwa alat yang digunakan tidaklah sulit untuk diperoleh. Alat yang dimaksudkan adalah kawat berukuran sedang dan bolpen – bolpen macet.
“Biasanya bolpen – bolpen macet ini kita asah dia berbentuk plat atau pahat,”jelasnya di sela - sela aktifitasnya.
Kata dia, pada awalnya dia tidak tahu melukis, namun setelah mengikuti sekolah minggu semenjak masih kecil dirinya diajarkan untuk menggambar. Dan pada saat itulah ada keyakinan dalam dirinya bahwa, pasti bisa.
Kemauan itu akhirinya mendorong dirinya untuk mencoba belajar melukis dengan melanjutkan studi di STSP Papua. Nahkan dirinya Sering melukis di dipinggiran jalan, kampus dan beberapa tempat ainnya atau di tempat – tempat umum.
Dia mengharapkan agar pemerintah terus mendukung seniman – seniman Papua yang ada untuk terus mengangkat nilai - nilai budaya tanah Papua. “Walalupun karya anak Papua kecil, tapi pemerintah jangan menyepelehkan karya itu tetapi marilah kita saling mendukung untuk kemajuan budaya di tanah Papua,”ujarnya.
Dan kepada para mahasiswa, dirinya meminta agar lebih giat dalam belajar dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya untuk terus mengangkat budaya Papua melalui ukiran. [PapuaPos]