Murid SD Agustinus Bampel Mengaku Disuntik Penderita HIV/AIDS
pada tanggal
Wednesday, 9 October 2013
MERAUKE – SD Agustinus Bampel yang beralamat di Jalan Raya Mandala Merauke, Selasa (08/10/2013) sekitar pukul 10.00 WIT digemparkan setelah seorang murid atas nama Mike yang kini di bangku kelas dua mengaku dirinya disuntik salah seorang penderita HIV/AIDS, tatkala bersama tiga teman lain sedang menuju ke kamar mandi.
Setelah ada pengakuan korban, para guru langsung membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke guna pemeriksaan lebih lanjut. Namun, tidak ditemukan di bagian tubuh jika ada bekas suntikan. Hanya ada bintik merah pada betis bagian kiri.
Pantauan tabloidjubi.com, ratusan masyarakat datang, termasuk juga orangtua dari anak-anak yang sekolah di SD Agustinus Bampel. Bahkan, Kapolres Merauke, AKBP Patrige Renwarin ikut turun ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekaligus berdialog bersama anak itu.
Salah satu orangtua murid SD Agustinus Bampel, Berti Patipelohi meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke bersama aparat dari Polres setempat segera menindaklanjuti kasus tersebut. Bagi dia, kasus ini telah meresahkan masyarakat luas. “Terus terang, kami sebagai orangtua merasa takut dan kawatir dengan anak-anak saat ke sekolah,” katanya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SD Agustinus Bampel, Sr. Rusnayu Siregar mengatakan, mencuatnya kasus itu setelah salah seorang anak di sekolahnya, menyampaikan jika ia disuntik seorang ODHA. Para guru pun menjadi kaget dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan, kata dia, tidak ditemukan ada bekas jarum suntik. “Saya juga bingung, karena pintu pagar dalam keadaan tertutup rapat. Lalu darimana orang masuk ke halaman sekolah. Kalau menurut pengakuan korban, saat itu bersama tiga teman lain ke kamar mandi di dalam area sekolah juga dan katanya disuntik,” ujarnya.
Dengan kejadian dimaksud, jelas Suster Siregar, anak didik terpaksa harus dipulangkan. Padahal, kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung dan bersamaan dengan ulangan kelas.
Kapolres Merauke, AKBP Patrige Renwarin menambahkan, dirinya sudah sempat berbicara dengan anak kecil itu. Hanya saja, pengakuan yang disampaikan berbeda-beda. Awalnya, dia mengaku disuntik. Beberapa saat kemudian, dia mengaku hanya melihat ODHA sedang berdiri di luar pagar sekolah dan menunjuk jarum.
“Memang kami tidak bisa dengan serta merta mengatakan bahwa pengakuan anak kecil itu salah. Tentunya dari pengakuannya, akan tetap didalami lebih lanjut oleh polisi. Sehingga tidak membuat masyarakat menjadi panik,” katanya. [TabloidJubi]
Setelah ada pengakuan korban, para guru langsung membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke guna pemeriksaan lebih lanjut. Namun, tidak ditemukan di bagian tubuh jika ada bekas suntikan. Hanya ada bintik merah pada betis bagian kiri.
Pantauan tabloidjubi.com, ratusan masyarakat datang, termasuk juga orangtua dari anak-anak yang sekolah di SD Agustinus Bampel. Bahkan, Kapolres Merauke, AKBP Patrige Renwarin ikut turun ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekaligus berdialog bersama anak itu.
Salah satu orangtua murid SD Agustinus Bampel, Berti Patipelohi meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke bersama aparat dari Polres setempat segera menindaklanjuti kasus tersebut. Bagi dia, kasus ini telah meresahkan masyarakat luas. “Terus terang, kami sebagai orangtua merasa takut dan kawatir dengan anak-anak saat ke sekolah,” katanya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SD Agustinus Bampel, Sr. Rusnayu Siregar mengatakan, mencuatnya kasus itu setelah salah seorang anak di sekolahnya, menyampaikan jika ia disuntik seorang ODHA. Para guru pun menjadi kaget dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan, kata dia, tidak ditemukan ada bekas jarum suntik. “Saya juga bingung, karena pintu pagar dalam keadaan tertutup rapat. Lalu darimana orang masuk ke halaman sekolah. Kalau menurut pengakuan korban, saat itu bersama tiga teman lain ke kamar mandi di dalam area sekolah juga dan katanya disuntik,” ujarnya.
Dengan kejadian dimaksud, jelas Suster Siregar, anak didik terpaksa harus dipulangkan. Padahal, kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung dan bersamaan dengan ulangan kelas.
Kapolres Merauke, AKBP Patrige Renwarin menambahkan, dirinya sudah sempat berbicara dengan anak kecil itu. Hanya saja, pengakuan yang disampaikan berbeda-beda. Awalnya, dia mengaku disuntik. Beberapa saat kemudian, dia mengaku hanya melihat ODHA sedang berdiri di luar pagar sekolah dan menunjuk jarum.
“Memang kami tidak bisa dengan serta merta mengatakan bahwa pengakuan anak kecil itu salah. Tentunya dari pengakuannya, akan tetap didalami lebih lanjut oleh polisi. Sehingga tidak membuat masyarakat menjadi panik,” katanya. [TabloidJubi]