TNI-AL akan Kembalikan Aktivis Freedom Flotilla ke Australia
pada tanggal
Friday, 13 September 2013
MERAUKE - TNI AL menyatakan akan mengembalikan kapal yang memuat aktivis pro kemerdekaan Papua, Freedom Flotilla kembali ke Australia.
Komandan laut TNI AL di Merauke, Brigjen Edi Rahmayadi pada Rabu (11/09/2013) menyatakan akan mengembalikan kelompok tersebut jika mereka terlihat berada di perairan Indonesia.
"Mereka tidak boleh memasuki wilayah kedaulatan dari negara kami jika mereka tidak memiliki dokumen yang jelas," kata Brigjen Rahmayadi kepada AAP.
Rahmayadi menjelaskan bahwa TNI AL tidak akan membawa para aktivis ke daratan tetapi akan langsung membalikan mereka kembali ke Australia, saat diperairan itu juga.
"Tidak ada kompromi akan hal ini, mereka dipastikan tidak akan dibawah ke daratan."
Kelompok Freedom Flotilla merupakan kelompok aktivis pecinta lingkungan yang mengkampanyekan adanya perubahan lingkungan yang terjadi di Papua, mereka juga menuntut pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi di Tanah Papua.
Juru Bicara kelompok ini, Izzy Brown menyatakan bahwa Freedom Flotilla adalah misi perdamaian dan para aktivisnya tidak melakukan aktivitas yang mengancam, mereka juga mengakui bahwa perjalanan mereka menuju Merauke tidak dilengkapi dengan surat ijin.
Di kapal Freedom Flotilla ini terdapat 30 orang yang berasal dari Australia, Papua, Selandia Baru dan Kenya, mereka berlayar dari Cairns, Australia pada pertengahan Agustus 2013.
Akibat masalah mekanik, pada awal September 2013 kapal ini berhenti di Pulau Thursday di ujung kepulauan Torres untuk diperbaiki, mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju Merauke. [AAP/MSN]
Komandan laut TNI AL di Merauke, Brigjen Edi Rahmayadi pada Rabu (11/09/2013) menyatakan akan mengembalikan kelompok tersebut jika mereka terlihat berada di perairan Indonesia.
"Mereka tidak boleh memasuki wilayah kedaulatan dari negara kami jika mereka tidak memiliki dokumen yang jelas," kata Brigjen Rahmayadi kepada AAP.
Rahmayadi menjelaskan bahwa TNI AL tidak akan membawa para aktivis ke daratan tetapi akan langsung membalikan mereka kembali ke Australia, saat diperairan itu juga.
"Tidak ada kompromi akan hal ini, mereka dipastikan tidak akan dibawah ke daratan."
Kelompok Freedom Flotilla merupakan kelompok aktivis pecinta lingkungan yang mengkampanyekan adanya perubahan lingkungan yang terjadi di Papua, mereka juga menuntut pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi di Tanah Papua.
Juru Bicara kelompok ini, Izzy Brown menyatakan bahwa Freedom Flotilla adalah misi perdamaian dan para aktivisnya tidak melakukan aktivitas yang mengancam, mereka juga mengakui bahwa perjalanan mereka menuju Merauke tidak dilengkapi dengan surat ijin.
Di kapal Freedom Flotilla ini terdapat 30 orang yang berasal dari Australia, Papua, Selandia Baru dan Kenya, mereka berlayar dari Cairns, Australia pada pertengahan Agustus 2013.
Akibat masalah mekanik, pada awal September 2013 kapal ini berhenti di Pulau Thursday di ujung kepulauan Torres untuk diperbaiki, mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju Merauke. [AAP/MSN]