Polisi Sorong Amankan 4 Orang Pendukung Kedatangan Freedom Flotilla
pada tanggal
Sunday, 1 September 2013
KOTA SORONG - Kepolisian Kota Sorong, mengamankan 4 orang yang diduga mendukung kedatangan rombongan aktivis Freedom Flotilla.
Penangkapan empat orang tersebut juga dipicu adanya pembentangan Bintang Kejora, sesaat setelah dewan adat setempat melakukan pernyataan sikap adanya dukungan terhadap rombongan Freedom Flotilla yang dikabarkan akan merapat ke perairan Merauke.
Kapolres Kota Sorong, Hari Goldenhart saat dihubungi KBR68H lewat telepon selularnya menuturkan, ke-4 orang yang ditangkap tersebut adalah Ketua Dewan Adat Sorong (DAS), Apolos Sewa, Pengurus DAS Yohanis Goram Gaman, dan dua orang warga sipil, masing-masing Amandus Mirino dan Samuel Klasjok.
“Saat ini mereka masih terus diminta keterangan, mereka juga tidak ditahan. Ke-4 orang ini baru digiring ke polres sekitar pukul 20.00 WIT tadi malam. Pemeriksaan dalam rangka penyelidikan, bukan penyidikan,” ujarnya, Kamis (29/08/2013).
Sementara itu, aktivis HAM Markus Haluk dalam rilisnya menyebutkan penangkapan ke-4 orang warga Sorong sebagai salah satu pembungkaman oleh negara di tanah Papua. Pihaknya meminta polisi dapat membebaskan ke-4 orang tersebut dan segera membuka ruang demokrasi di tanah Papua.
Kronologis tentang penangkapan itu terjadi saat puluhan warga sedang melakukan pernyataan mendukung kedatangan rombongan Freedom Flotilla di samping Gereja Maranatha Lama, Kota Sorong. Mendengar adanya kedatangan sejumlah aktivis Papua dan Australia ini, puluhan warga itu menyambutnya dengan antusian dan langsung membentangkan Bendera Bintang Kejora.
“Sesaat setelah pembentangan itu, polisi langsung menangkap 4 orang. Mestinya polisi tidak bisa langsung menangkap, tapi harus dilakukan dengan cara persuasif,” katanya.
Sebelumnya dikabarkan 50-an aktivis asal Papua dan Australia dengan menggunakan tiga buah kapal layar, akan bersandar di Bumi Cenderawasih. Para aktivis itu mengklaim kedatangannya untuk tujuan social dan budaya. Namun isu yang berkembang di masyarakat setempat menyebutkan kedatangan para aktivis ini untuk kampanye Papua merdeka. Informasi kedatangan rombongan ini dijadwalkan pada awal September mendatang. [PortalKBR]
Penangkapan empat orang tersebut juga dipicu adanya pembentangan Bintang Kejora, sesaat setelah dewan adat setempat melakukan pernyataan sikap adanya dukungan terhadap rombongan Freedom Flotilla yang dikabarkan akan merapat ke perairan Merauke.
Kapolres Kota Sorong, Hari Goldenhart saat dihubungi KBR68H lewat telepon selularnya menuturkan, ke-4 orang yang ditangkap tersebut adalah Ketua Dewan Adat Sorong (DAS), Apolos Sewa, Pengurus DAS Yohanis Goram Gaman, dan dua orang warga sipil, masing-masing Amandus Mirino dan Samuel Klasjok.
“Saat ini mereka masih terus diminta keterangan, mereka juga tidak ditahan. Ke-4 orang ini baru digiring ke polres sekitar pukul 20.00 WIT tadi malam. Pemeriksaan dalam rangka penyelidikan, bukan penyidikan,” ujarnya, Kamis (29/08/2013).
Sementara itu, aktivis HAM Markus Haluk dalam rilisnya menyebutkan penangkapan ke-4 orang warga Sorong sebagai salah satu pembungkaman oleh negara di tanah Papua. Pihaknya meminta polisi dapat membebaskan ke-4 orang tersebut dan segera membuka ruang demokrasi di tanah Papua.
Kronologis tentang penangkapan itu terjadi saat puluhan warga sedang melakukan pernyataan mendukung kedatangan rombongan Freedom Flotilla di samping Gereja Maranatha Lama, Kota Sorong. Mendengar adanya kedatangan sejumlah aktivis Papua dan Australia ini, puluhan warga itu menyambutnya dengan antusian dan langsung membentangkan Bendera Bintang Kejora.
“Sesaat setelah pembentangan itu, polisi langsung menangkap 4 orang. Mestinya polisi tidak bisa langsung menangkap, tapi harus dilakukan dengan cara persuasif,” katanya.
Sebelumnya dikabarkan 50-an aktivis asal Papua dan Australia dengan menggunakan tiga buah kapal layar, akan bersandar di Bumi Cenderawasih. Para aktivis itu mengklaim kedatangannya untuk tujuan social dan budaya. Namun isu yang berkembang di masyarakat setempat menyebutkan kedatangan para aktivis ini untuk kampanye Papua merdeka. Informasi kedatangan rombongan ini dijadwalkan pada awal September mendatang. [PortalKBR]