Perhitungan Perolehan Suara Pemilukada Kabupaten Jayawijaya Diprotes Warga
pada tanggal
Monday, 2 September 2013
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Perhitungan perolehan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Jayawijaya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 diwarnai aksi protes warga. Aksi protes dilakukan karena salah satu partai yang diunggulkan di TPS tersebut kalah, sehingga membuat saksi melakukan protes.
“Saya minta dengan hormat untuk melakukan pemungutan ulang, karena hasil yang dibacakan tidak sah,”kata saksi tersebut.
“Mengapa partai yang kami unggulkan meraih suara sedikit, jadi saya harap supaya dilakukan pemungutan ulang, kalau tidak kami akan hancurkan surat suara yang ada,”tegasnya.
Aksi protes terus dilakukan dan semakin tidak terkendali, sehingga petugas pengamanan TPS dari Polri dan Limas melakukan upaya paksa dengan mengeluarkan saksi tersebut dari TPS serta memberikan himbauan kepada yang bersangkutan.
“Tolong menjaga ketertiban dalam pelaksanaan pemungutan suara ini, jika merasa tidak puas dengan hasil perolehan suara, laporkan kepada pihak Panwaslu secara prosedur dengan sopan dan baik serta tidak melanggar hukum,”kata salah satu petugas PAM TPS.
Hanya saja himbauan tersebut tidak diindahkan oleh saksi, bahkan saksi tersebut masih merasa tidak puas dan menunjukkan sikap yang tidak bersimpatik. Berselang beberapa saat kemudian, sekitar 10 orang mendatangi TPS dan memaksa masuk ke TPS. Petugas PAM TPS melaporkan kejadian tersebut ke Polsek untuk penambahan personel.
Setelah mendapat informasi tersebut, Kapolsek mengerahkan anggota menuju TPS kemudian bernegosiasi dengan pengunjuk rasa agar tidak melakukan aksi yang berlebihan, namun massa yang telah terprovokasi tetap melakukan aksinya.
Melihat aksi semakin tidak terkendali, Kapolsek lansung melaporkan kepada Kapolres selaku penanggung jawab wilayah untuk dapat mengirimkan Personil Dalmas awal.
Atas perintah Kapolres Jayawijaya, dalmas awal yang dipimpin Kaur Sabhara bersama tim Negosiator menuju ke TPS kemudian langsung membentuk formasi berhadapan dengan massa, dengan menggunakan peralatan tali serta membelakangi TPS.
Tim Negosiator mendatangi koordinator aksi guna menanyakan maksud dan tujuan aksi serta menampung aspirasi massa untuk disalurkan kepada pelaksana Pemilu. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari simulasi pengamanan TPS pada tahapan pemungutan suara terhadap aksi pelanggaran hukum, yang digelar Polres Jayawijaya di stadion pendidikan Wamena, Kamis (29/08/2013).
Kapolres Jayawijaya, AKBP Johnny Eddizon Isir S.Ik,MTCP mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka kesiapan pengamanan Pemilukada Bupati Kabupaten Jayawijaya.
”Ini dibuat sebagai pedoman dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengamanan Pemilukada Bupati Kabupaten Jayawijaya tahun 2013 di Wilayah Hukum Polres Jayawijaya,”ujarnya. [HarianPagiPapua| Okezone]
“Saya minta dengan hormat untuk melakukan pemungutan ulang, karena hasil yang dibacakan tidak sah,”kata saksi tersebut.
“Mengapa partai yang kami unggulkan meraih suara sedikit, jadi saya harap supaya dilakukan pemungutan ulang, kalau tidak kami akan hancurkan surat suara yang ada,”tegasnya.
Aksi protes terus dilakukan dan semakin tidak terkendali, sehingga petugas pengamanan TPS dari Polri dan Limas melakukan upaya paksa dengan mengeluarkan saksi tersebut dari TPS serta memberikan himbauan kepada yang bersangkutan.
“Tolong menjaga ketertiban dalam pelaksanaan pemungutan suara ini, jika merasa tidak puas dengan hasil perolehan suara, laporkan kepada pihak Panwaslu secara prosedur dengan sopan dan baik serta tidak melanggar hukum,”kata salah satu petugas PAM TPS.
Hanya saja himbauan tersebut tidak diindahkan oleh saksi, bahkan saksi tersebut masih merasa tidak puas dan menunjukkan sikap yang tidak bersimpatik. Berselang beberapa saat kemudian, sekitar 10 orang mendatangi TPS dan memaksa masuk ke TPS. Petugas PAM TPS melaporkan kejadian tersebut ke Polsek untuk penambahan personel.
Setelah mendapat informasi tersebut, Kapolsek mengerahkan anggota menuju TPS kemudian bernegosiasi dengan pengunjuk rasa agar tidak melakukan aksi yang berlebihan, namun massa yang telah terprovokasi tetap melakukan aksinya.
Melihat aksi semakin tidak terkendali, Kapolsek lansung melaporkan kepada Kapolres selaku penanggung jawab wilayah untuk dapat mengirimkan Personil Dalmas awal.
Atas perintah Kapolres Jayawijaya, dalmas awal yang dipimpin Kaur Sabhara bersama tim Negosiator menuju ke TPS kemudian langsung membentuk formasi berhadapan dengan massa, dengan menggunakan peralatan tali serta membelakangi TPS.
Tim Negosiator mendatangi koordinator aksi guna menanyakan maksud dan tujuan aksi serta menampung aspirasi massa untuk disalurkan kepada pelaksana Pemilu. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari simulasi pengamanan TPS pada tahapan pemungutan suara terhadap aksi pelanggaran hukum, yang digelar Polres Jayawijaya di stadion pendidikan Wamena, Kamis (29/08/2013).
Kapolres Jayawijaya, AKBP Johnny Eddizon Isir S.Ik,MTCP mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka kesiapan pengamanan Pemilukada Bupati Kabupaten Jayawijaya.
”Ini dibuat sebagai pedoman dalam mempersiapkan dan melaksanakan pengamanan Pemilukada Bupati Kabupaten Jayawijaya tahun 2013 di Wilayah Hukum Polres Jayawijaya,”ujarnya. [HarianPagiPapua| Okezone]