Warga Pulau Owi Rindukan Penerangan Listrik
pada tanggal
Saturday, 10 August 2013
OWI (BIAK NUMFOR) - Empat kampung di Pulau Owi Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua masing-masing kampung Owi, Seredi, Wasori, Yendakam yang terdiri dari 500 kepala keluarga merindukan penerangan listrik di kampung mereka.
Hal ini diungkapkan salah satu tokoh masyarakat setempat, Lisias Rumansara (48 tahun) di Pulau Owi kepada tabloidjubi.com, Jumat, (09/09/2013).
Pasalnya penerangan di daerah itu lanjut dia selama ini hanya mengharapkan lilin dan genset milik sendiri yang berusaha secara mandiri dari masyarakat setempat.
Padahal kata dia kalau mau diruntut kebelakang, sebenarnya pulau Owi adalah pulau bersejarah yang dulu pernah ada generator peninggalan tentara sekutu. Namun terbengkalai dan cenderung pemerintah tidak memperhatikan di Pulau yang hanya membutuhkan 15-20 menit dari Biak Daratan melalui pelabuhan Bosnik Biak Timur. Rumansara mengakui selama ini masyarakat hanya mandiri dengan membeli genset untuk masing-masing keluarga sendiri.
Masyarakat pulau Owi terdiri dari nelayan dan petani, disamping mengandalkan potensi wisata peninggalan Perang Dunia II yakni lapangan terbang dan wisata pantai yang sangat memukau. Hasil utama pertanian selain kelapa, juga sayur-sayuran baik bunga pepaya, singkong dan sagu serta limpahan ikan yang lumayan banyak.
“Turis lokal sering datang kesini, bahkan turis asing pun demikian, namun mereka hanya datang saat hari liburan,”bilang Rumansara sembari mengakui akibat potensi wisatanya yang menjanjikan, membuat Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten Biak Numfor sering melakukan survei ke daerah itu.
Matheus Koibur warga asal pulau Owi saat dikonfirmasi akan hal itu juga membenarkan pernyataan tersebut. Menurut dia pemerintah selayaknya memperhatikan pulau Owi, terutama penerangan. Namun demikian kata Koibur pemerintah bukan tidak memperhatikan pulau Owi.
“Sebenarnya pemerintah punya perhatian karena sudah pernah ada bantuan genset, namun entah mengapa tidak berfungsi,”bilang Koibur di Biak. Pulau Owi sendiri berdiri dua sekolah, masing-masing, SD dan SMP YPK serta TK. Selain itu Tower milik Telkomsel untuk sinyal telepon genggam. [TabloidJubi]
Hal ini diungkapkan salah satu tokoh masyarakat setempat, Lisias Rumansara (48 tahun) di Pulau Owi kepada tabloidjubi.com, Jumat, (09/09/2013).
Pasalnya penerangan di daerah itu lanjut dia selama ini hanya mengharapkan lilin dan genset milik sendiri yang berusaha secara mandiri dari masyarakat setempat.
Padahal kata dia kalau mau diruntut kebelakang, sebenarnya pulau Owi adalah pulau bersejarah yang dulu pernah ada generator peninggalan tentara sekutu. Namun terbengkalai dan cenderung pemerintah tidak memperhatikan di Pulau yang hanya membutuhkan 15-20 menit dari Biak Daratan melalui pelabuhan Bosnik Biak Timur. Rumansara mengakui selama ini masyarakat hanya mandiri dengan membeli genset untuk masing-masing keluarga sendiri.
Masyarakat pulau Owi terdiri dari nelayan dan petani, disamping mengandalkan potensi wisata peninggalan Perang Dunia II yakni lapangan terbang dan wisata pantai yang sangat memukau. Hasil utama pertanian selain kelapa, juga sayur-sayuran baik bunga pepaya, singkong dan sagu serta limpahan ikan yang lumayan banyak.
“Turis lokal sering datang kesini, bahkan turis asing pun demikian, namun mereka hanya datang saat hari liburan,”bilang Rumansara sembari mengakui akibat potensi wisatanya yang menjanjikan, membuat Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten Biak Numfor sering melakukan survei ke daerah itu.
Matheus Koibur warga asal pulau Owi saat dikonfirmasi akan hal itu juga membenarkan pernyataan tersebut. Menurut dia pemerintah selayaknya memperhatikan pulau Owi, terutama penerangan. Namun demikian kata Koibur pemerintah bukan tidak memperhatikan pulau Owi.
“Sebenarnya pemerintah punya perhatian karena sudah pernah ada bantuan genset, namun entah mengapa tidak berfungsi,”bilang Koibur di Biak. Pulau Owi sendiri berdiri dua sekolah, masing-masing, SD dan SMP YPK serta TK. Selain itu Tower milik Telkomsel untuk sinyal telepon genggam. [TabloidJubi]