Sahabat Kasih Anak Papua Minta Peduli dan Selamatkan Generasi Selanjutnya
pada tanggal
Friday, 2 August 2013
BOGOR (JABAR) - Perempuan Papua, Selpi Tebai mengajak kepada seluruh masyarakat Papua supaya berkontribusi dalam pelayanan kasih untuk menyelamatkan generasi tersisa di Papua. Kondisi anak-anak Papua saat ini terpuruk, karena situasi yang tercipta di Papua.
Menurut Koordinator Sahabat Kasih Anak Papua, Selpi Tebai, "Kalau kita tidak peduli terhadap anak-anak Papua saat ini, maka nantinya siapa yang peduli terhadap generasi anak Papua, generasi tersisa di seluruh Papua ini."
"Menyelamatkan generasi tersisa ini bukan tugas satu dua orang atau bukan kami yang dari Komunitas Sahabat Kasih Anak Papua saja, tetapi tugas semua orang Papua," kata dia prihatin.
"Tahun 2005, bersama mahasiswa Universitas Negeri Manokwari Papua dan beberapa mahasiswa dari Universitas swasta di Manokwari, kami bentuk Sahabat Kasih Anak Papua ini dan memulai pelayanan di sekitar Manokwari hanya demi menyelamatkan generasi tersisa di Papua. Kami melihat banyak anak suku Arfak Manokwari yang harus kami selamatkan. Kami ajari mereka mengenal warna, huruf, angka, hingga harus bisa berbahasa Inggris. Ini yang kami lakukan di Manokwari, tutur dosen Unipa Manokwari ini.
"Ini kami lakukan tentu sebagai pendidikan tambahan, selain di sekolah mereka. Minimal kami memperkenalkan dengan membaca, menulis dan menghitung serta bimbingan rohani," tambah mahasiswa Pasca Sarjana IPB Bogor ini.
Kata Selpi Tebai, gerakan ini bukan apa-apa, tapi murni gerakan kasih. Ini yang membedakan gerakan sosial lainnya di Papua. "Ini sesuai dengan visi kami yakni selamatkan generasi tersisa. Yang tentunya untuk menyelamatkan generasi tersisa di Papua yang berlandaskan Kasih. Karena Kasih itu rela berkorban. Bukan minta imbalan. Dan memang pelayanan ini tanpa gaji," ungkapnya.
Kata dia lagi, "Puji Tuhan, gerakan ini sudah menyebar di seluruh Papua. Misalnya Nabire, Paniai, Timika, Wamena, dan Manokwari, kemudian tempat lainnya menyusul. Bersyukur juga karena kegiatan ini dalam waktu dekat akan dilaksanakan di berbagai kota di Papua ini."
Walaupun ada tantangan, misalnya mengenali dan menjiwai dunia anak- anak dan dana, namun tidak menyulitkan bagi Selpi Tebai dan kawan-kawan untuk melayani anak-anak untuk menyelamatkan generasi Papua. Kata dia, Kasih menjadi modal dalam pelayanan.
"Gerakan ini, selain oleh kami Komunitas Sahabat Kasih Anak Papua, harus dimulai juga dari kesadaran keluarga masing-masing yang ada di Papua," ajaknya. [MajalahSelangkah]
Menurut Koordinator Sahabat Kasih Anak Papua, Selpi Tebai, "Kalau kita tidak peduli terhadap anak-anak Papua saat ini, maka nantinya siapa yang peduli terhadap generasi anak Papua, generasi tersisa di seluruh Papua ini."
"Menyelamatkan generasi tersisa ini bukan tugas satu dua orang atau bukan kami yang dari Komunitas Sahabat Kasih Anak Papua saja, tetapi tugas semua orang Papua," kata dia prihatin.
"Tahun 2005, bersama mahasiswa Universitas Negeri Manokwari Papua dan beberapa mahasiswa dari Universitas swasta di Manokwari, kami bentuk Sahabat Kasih Anak Papua ini dan memulai pelayanan di sekitar Manokwari hanya demi menyelamatkan generasi tersisa di Papua. Kami melihat banyak anak suku Arfak Manokwari yang harus kami selamatkan. Kami ajari mereka mengenal warna, huruf, angka, hingga harus bisa berbahasa Inggris. Ini yang kami lakukan di Manokwari, tutur dosen Unipa Manokwari ini.
"Ini kami lakukan tentu sebagai pendidikan tambahan, selain di sekolah mereka. Minimal kami memperkenalkan dengan membaca, menulis dan menghitung serta bimbingan rohani," tambah mahasiswa Pasca Sarjana IPB Bogor ini.
Kata Selpi Tebai, gerakan ini bukan apa-apa, tapi murni gerakan kasih. Ini yang membedakan gerakan sosial lainnya di Papua. "Ini sesuai dengan visi kami yakni selamatkan generasi tersisa. Yang tentunya untuk menyelamatkan generasi tersisa di Papua yang berlandaskan Kasih. Karena Kasih itu rela berkorban. Bukan minta imbalan. Dan memang pelayanan ini tanpa gaji," ungkapnya.
Kata dia lagi, "Puji Tuhan, gerakan ini sudah menyebar di seluruh Papua. Misalnya Nabire, Paniai, Timika, Wamena, dan Manokwari, kemudian tempat lainnya menyusul. Bersyukur juga karena kegiatan ini dalam waktu dekat akan dilaksanakan di berbagai kota di Papua ini."
Walaupun ada tantangan, misalnya mengenali dan menjiwai dunia anak- anak dan dana, namun tidak menyulitkan bagi Selpi Tebai dan kawan-kawan untuk melayani anak-anak untuk menyelamatkan generasi Papua. Kata dia, Kasih menjadi modal dalam pelayanan.
"Gerakan ini, selain oleh kami Komunitas Sahabat Kasih Anak Papua, harus dimulai juga dari kesadaran keluarga masing-masing yang ada di Papua," ajaknya. [MajalahSelangkah]