Polda Papua Klaim Ketahui Identitas Pelaku Penembakan Ambulans dan Petugas Kesehatan
pada tanggal
Thursday, 8 August 2013
KOTA JAYAPURA – Polda Papua mengklaim telah mengantongi identitas pelaku penembakan mobil ambulans yang menewaskan satu orang mantri, Erik Yoman dan dua lainnya terluka , Prins Baransano, Darson Wonda di wilayah Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Rabu (31/07/2013) sekitar pukul 14.10 WIT lalu.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya mengatakan, dari perkembangan kejadian penembakan tersebut, pihaknya telah mengindikasi pelaku adalah POW dan ada beberapa lain diantaranya atas nama TT, DT dan MW.
“Mofitnya adalah balas dendam karena dua rekannya tewas saat anggota TNI melakukan pengejaran beberapa waktu lalu dimana ketika itu anggota TNI patroli di Sanggong dan mereka di serang. Kelompok ini sangat brutal dan ini berdasarkan keterangan dari Usimin dan Yogor yang mana mereka terlibat pembakaran polsek Pirime lalu,” kata I Gede, Senin (05/08/2013).
Tidak hanya itu, menurut I Gede, kelompok ini juga adalah pelaku penambakan yang menyebabkan KP3 Udara Mulia, Kompol Dominggus Otto Awes meninggal dunia beberapa waktu lalu.
“Proyektil di tubuh korban yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata hanya serpihan kecil karena terkebih dahulu mengenai bodi mobil sehingga tidak utuh masuk ke tubuh korban. Namun saya perlu tegaskan, tidak ada penambahan pasukan di sana,” ujar I Gede.
Sementara itu Direktur Baptis Voice Papua, Matius Murib mengatakan, prihatin dengan aksi tersebut karena yang menjadi korban adalah masyarakat sipil yang tidak tahu apapun. Untuk itu polisi harus mengusut dan menangkap pelaku agar semua jelas, siapa yang ada dibalik itu semua.
“Saya tadi sudah koordinasi masalah penembakan Puncak Jaya dengan pak Kapolda karena korban adalah masyarakat sipil bukan aparat jadi pelakunya harus diperjelas dan ditangkap agar kita tahu siapa dia. Kapolda merespon baik hal ini dengan mengirim anggotanya ke sana,” kata Matius Murib.
Menurutnya, siapapun pelakunya harus ditangkap karena korban adalah masyarakat sipil yang tak tahu masalah. “Jadi yang kita inginkan adalah ada kepastian hukum karena negara ini adalah negara hukum. Namun memang ada kemajuan dari polisi dalam upayah mengungkap kasus ini. Kapolda merespon,” ujarnya.
Dikatakan, ketiga orang yang menjadi korban penembakan lalu adalah warga sipil yang berprofesi sebagai manteri, bukan aparat keamanan yang bersenjata. “Korban ini masyarakat sipil bukan aparat bersenjata. Dalam perang itu ada aturannya. Tim medis, Anak-anak, ibu-ibu dan masyarakat sipil harus dilindungi dan tidak boleh jadi korban. Jadi siapapun yang tidak memiliki senjata tidak boleh ditembak. Senjata itu lawan senjata,” katanya. [TabloidJubi]
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya mengatakan, dari perkembangan kejadian penembakan tersebut, pihaknya telah mengindikasi pelaku adalah POW dan ada beberapa lain diantaranya atas nama TT, DT dan MW.
“Mofitnya adalah balas dendam karena dua rekannya tewas saat anggota TNI melakukan pengejaran beberapa waktu lalu dimana ketika itu anggota TNI patroli di Sanggong dan mereka di serang. Kelompok ini sangat brutal dan ini berdasarkan keterangan dari Usimin dan Yogor yang mana mereka terlibat pembakaran polsek Pirime lalu,” kata I Gede, Senin (05/08/2013).
Tidak hanya itu, menurut I Gede, kelompok ini juga adalah pelaku penambakan yang menyebabkan KP3 Udara Mulia, Kompol Dominggus Otto Awes meninggal dunia beberapa waktu lalu.
“Proyektil di tubuh korban yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata hanya serpihan kecil karena terkebih dahulu mengenai bodi mobil sehingga tidak utuh masuk ke tubuh korban. Namun saya perlu tegaskan, tidak ada penambahan pasukan di sana,” ujar I Gede.
Sementara itu Direktur Baptis Voice Papua, Matius Murib mengatakan, prihatin dengan aksi tersebut karena yang menjadi korban adalah masyarakat sipil yang tidak tahu apapun. Untuk itu polisi harus mengusut dan menangkap pelaku agar semua jelas, siapa yang ada dibalik itu semua.
“Saya tadi sudah koordinasi masalah penembakan Puncak Jaya dengan pak Kapolda karena korban adalah masyarakat sipil bukan aparat jadi pelakunya harus diperjelas dan ditangkap agar kita tahu siapa dia. Kapolda merespon baik hal ini dengan mengirim anggotanya ke sana,” kata Matius Murib.
Menurutnya, siapapun pelakunya harus ditangkap karena korban adalah masyarakat sipil yang tak tahu masalah. “Jadi yang kita inginkan adalah ada kepastian hukum karena negara ini adalah negara hukum. Namun memang ada kemajuan dari polisi dalam upayah mengungkap kasus ini. Kapolda merespon,” ujarnya.
Dikatakan, ketiga orang yang menjadi korban penembakan lalu adalah warga sipil yang berprofesi sebagai manteri, bukan aparat keamanan yang bersenjata. “Korban ini masyarakat sipil bukan aparat bersenjata. Dalam perang itu ada aturannya. Tim medis, Anak-anak, ibu-ibu dan masyarakat sipil harus dilindungi dan tidak boleh jadi korban. Jadi siapapun yang tidak memiliki senjata tidak boleh ditembak. Senjata itu lawan senjata,” katanya. [TabloidJubi]