Polda Papua Bantah Lakukan Kekerasan Terhadap Warga di Kabupaten Fakfak
pada tanggal
Saturday, 24 August 2013
KOTA JAYAPURA - Kepolisian Daerah (Polda) Papua bantah tudingan dari Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (ELSHAM) Papua yang sebelumnya menyatakan, polisi telah melakukan penahanan, penangkapan disertai kekerasan terhadap warga sipil di Kabupaten Fakfak.
Hal ini di sampaikan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi I Gede Sumerta Jaya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/08/2013). “Tudingan yang dilayangkan ELSHAM Papua adalah tak benar. Itu semua tak benar, malah ibu-ibu dan anak-anak ada sebagian orang dewasa itu diperlakukan dengan baik di Polres Fakfak,” katanya.
Menururt Sumerta, saat itu memang benar ada rencana unjuk rasa dari warga setempat pada Kamis (15/08/2013) lalu, terkait pendirian Kantor OPM di Belanda dan MSG datang ke Indonesia. “Nah, saat dilakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang menumpangi sebuah truk. Semuanya sesuai prosedur, ibu-ibu diperiksa oleh Polwan. Dalam pemeriksaan itu ditemukan sebilah pisau dapur dari seorang ibu dan sebilah parang dari pria dewasa,” katanya.
Sumerta menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan kepada mereka, saat itu juga di pulangkan dan turut disaksikan dewan adat setempat serta perwakilan ELSHAM di Fakfak. “Saat mereka akan dipulangkan itu, itu dipanggil dari kelompok ataupun dari ketua dewan adat dan ada dari ELSHAM ada menyaksikan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, ELSHAM Papua menuding sejumlah Polwan dari Polres Fakfak melakukan pelecehan terhadap sejumlah anak-anak dan ibu-ibu yang diamankan di polres setempat pada 15 Agustus lalu. ELSHAM Papua juga meminta anggota polisi itu dipecat dari pekerjaannya. [TabloidJubi]
Hal ini di sampaikan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi I Gede Sumerta Jaya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/08/2013). “Tudingan yang dilayangkan ELSHAM Papua adalah tak benar. Itu semua tak benar, malah ibu-ibu dan anak-anak ada sebagian orang dewasa itu diperlakukan dengan baik di Polres Fakfak,” katanya.
Menururt Sumerta, saat itu memang benar ada rencana unjuk rasa dari warga setempat pada Kamis (15/08/2013) lalu, terkait pendirian Kantor OPM di Belanda dan MSG datang ke Indonesia. “Nah, saat dilakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang menumpangi sebuah truk. Semuanya sesuai prosedur, ibu-ibu diperiksa oleh Polwan. Dalam pemeriksaan itu ditemukan sebilah pisau dapur dari seorang ibu dan sebilah parang dari pria dewasa,” katanya.
Sumerta menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan kepada mereka, saat itu juga di pulangkan dan turut disaksikan dewan adat setempat serta perwakilan ELSHAM di Fakfak. “Saat mereka akan dipulangkan itu, itu dipanggil dari kelompok ataupun dari ketua dewan adat dan ada dari ELSHAM ada menyaksikan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, ELSHAM Papua menuding sejumlah Polwan dari Polres Fakfak melakukan pelecehan terhadap sejumlah anak-anak dan ibu-ibu yang diamankan di polres setempat pada 15 Agustus lalu. ELSHAM Papua juga meminta anggota polisi itu dipecat dari pekerjaannya. [TabloidJubi]