Peringati 35 Tahun Mambesak, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Yogyakarta gelar Panggung Seni
pada tanggal
Wednesday, 14 August 2013
YOGJAKARTA - Peringati 35 tahun lahirnya Mambesak, grup musik pertama di tanah Papua, pimpinan Arnold Clemens Ap, mahasiswa Papua dikomandoi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), komite kota Yogyakarta akan menggelar Panggung Seni pada hari Rabu malam (14/8/2013), di titik Nol Km, Malioboro, depan Gedung Agung, Yogyakarta, dari pukul 18 WIB sampai selesai.
"Kegiatan ini juga sekalian merupakan bukti dukungan mahasiswa Papua di Yogyakarta terhadap pembukaan kantor Free West Papua Campaign di Belanda, juga agar selaras dengan Parade Budaya Papua yang akan digelar di tanah air (Papua)," kata Roy Karoba, ketua AMP komite kota Yogyakarta, ketika memberikan keterangan dalam acara HUT asrama Deiyai di Yogyakarta, belum lama ini.
Gerakan seni dan budaya, terutama musik berkembang awalnya tahun 1972, dipelopori seorang musisi Papua, Arnold Clemens Ap. Awalnya dimulai dari gereja-gereja, panggung, hingga akhirnya mengisi acara di RRI Nusantara Lima, Jayapura. Kemudian, tanggal 15 Agustus 1978 dijadikan hari lahirnya Mambesak, grup musik pertama di tanah Papua.
Nama Mambesak, aslinya dari Biak, yang artinya, burung Nuri. Burung Nuri, menurut kepercayaan orang Biak adalah burung Suci. Pemilihan Mambesak kemudian diartikan sebagai grup musik suci yang ingin menemani aktivitas rakyat Papua dengan lantunan syair asli Papua. Mambesak mulai mengepakkan sayap, membuat banyak lagu dari berbagai bahasa daerah di seluruh tanah Papua.
Upaya ini dianggap miring oleh Indonesia. Arnold Ap dituduh menjadi penghubung dan salah satu tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Selanjutnya, Arnold Ap dibunuh militer Indonesia pada 26 April 1984. Pembunuhan ini pernah menyebabkan pengungsian besar-besaran rakyat Papua karena ketakutan, hingga suaka politik Jhon Rumbiak dan kawan-kawan, lantaran mempertanyakan kasus kematian Arnold Ap.
"Mahasiswa Papua diharap ikut ambil bagian. Semoga semua berjalan baik," kata Roy Karoba. [MajalahSelangkah]
"Kegiatan ini juga sekalian merupakan bukti dukungan mahasiswa Papua di Yogyakarta terhadap pembukaan kantor Free West Papua Campaign di Belanda, juga agar selaras dengan Parade Budaya Papua yang akan digelar di tanah air (Papua)," kata Roy Karoba, ketua AMP komite kota Yogyakarta, ketika memberikan keterangan dalam acara HUT asrama Deiyai di Yogyakarta, belum lama ini.
Gerakan seni dan budaya, terutama musik berkembang awalnya tahun 1972, dipelopori seorang musisi Papua, Arnold Clemens Ap. Awalnya dimulai dari gereja-gereja, panggung, hingga akhirnya mengisi acara di RRI Nusantara Lima, Jayapura. Kemudian, tanggal 15 Agustus 1978 dijadikan hari lahirnya Mambesak, grup musik pertama di tanah Papua.
Nama Mambesak, aslinya dari Biak, yang artinya, burung Nuri. Burung Nuri, menurut kepercayaan orang Biak adalah burung Suci. Pemilihan Mambesak kemudian diartikan sebagai grup musik suci yang ingin menemani aktivitas rakyat Papua dengan lantunan syair asli Papua. Mambesak mulai mengepakkan sayap, membuat banyak lagu dari berbagai bahasa daerah di seluruh tanah Papua.
Upaya ini dianggap miring oleh Indonesia. Arnold Ap dituduh menjadi penghubung dan salah satu tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Selanjutnya, Arnold Ap dibunuh militer Indonesia pada 26 April 1984. Pembunuhan ini pernah menyebabkan pengungsian besar-besaran rakyat Papua karena ketakutan, hingga suaka politik Jhon Rumbiak dan kawan-kawan, lantaran mempertanyakan kasus kematian Arnold Ap.
"Mahasiswa Papua diharap ikut ambil bagian. Semoga semua berjalan baik," kata Roy Karoba. [MajalahSelangkah]