Pelabuhan Jayapura Perlu Perluasan Lahan
pada tanggal
Wednesday, 21 August 2013
KOTA JAYAPURA -Walikota Jayapura Drs Benhur Tommy Mano MM, Selasa (20/08/2013) kemarin, mengunjungi Pelabuhan Jayapura untuk melihat secara langsung kondisi dan keadaan di pelabuhan ini.
Usai melihat-lihat, Walikota akui pelabuhan Jayapura sangat sempit, sehingga perlu adanya pembenahan, agar kelancaran bongkar muat bisa berjalan baik dan lancar.
“Perlu ada perluasan pelabuhan agar perekonomian di Kota Jayapura a berjalan baik,” jelasnya bertamu di GM PT Pelindo Jayapura di ruang kerjanya.
Selaku Kepala Daerah, Walikota mendukung PT.Pelindo dalam pelayanan dan pengawasan di pelabuhan sebagai pusat masuk dan keluarnya roda perputaran perekonomian.
“Pihak pelabuhan sudah harus mengantisipasi bongkar muat kontener,”katanya.
Di samping itu GM PT. Pelindo Agus Nasar Waropen mengatakan, niat akan memperluas Pelabuhan perlu didukung Pemerintah Kota Jayapura dan juga Pemerintah Provinsi Papua.
Dimana Pelabuhan sebagai pusat roda perputaran perkonomian masyarakat sehingga harus bisa di pikirkan kedepanya. Dirinya mengharapkan kepada Pemerintah dan instasi untuk melihat kembali ke Pelabuhan dimana luasa dari dahulu hingga sekarang luasan pelabuhan hanya 5 Ha yang dikembangkan sampai saat ini dan saat ini pelabuhan sangat padat.
“Kontener cukup banyak dan sudah padat niat saya untuk memperluas pelabuhan lagi guna melakukan pengembangan area agar bisa melayani semua kabupaten Kota dimana Barometer dalah Pelabuhan tempatnya.” kata Agus.
Agus mengharapkan, agar bersama-sama dipikirkan kedepannya, dan masyarakat juga harus dapat memahami, sehingga melalui keterbukaan ini diharapkan bisa memberikan pengaruh terhadap roda perekonomian.
Maka diharapkan pula bagi Pemerintah Kota Jayapura bisa membantu dalam melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat yang ada di Weref Pantai, agar segera mencari tempat tinggal yang lebih baik.
Diakuinya, warga sekitar sangat menganggu jika ada kapal yang masuk tidak terjadi hal yang tidak diingginkan. Namun Agus bersyukur, dimana Pemerintah Kota Jayapura sudah menargetkan akan membangun Rusunawa bagi warga Kota Jayapura yang tinggal di Weref.
”Saya sangat setuju hal tersebut, sehingga saya mendukung sekali program Pemerintah Kota Jayapura tersebut, maka dengan peluasan pelabuhan ini diharapkan bisa dijadikan Aport Apdomestikor dimana semua kapal akan singgah di Jayapura dan tidak lagi singgah di pelabuhan lainnya,”ucapnya.
Agus mengatakan, dahulu pihak pelabuhan mengalami kesulitan dalam proses bongkar muat kontener, namun sejak didatangkan alat baru senilai Rp.80 Milyar kapasistasnya bongkar muat 7 boks perjam.
Bisa dinilai 25-35 boks perjam, sehingga perhitungan Kapal tidak menhitung hari lagi melainkan dengan perhitungan jam. “Jadi bisa menawarkan 24 x2 ataupun 30 jam sudah kembali berlayar,”jelasnya.
Kecepatan kapal Haigh Cost di pelabuhan terhadap kapal-kapal yang sandar di Kota Jayapura sudah menurun hingga 50 persen dibanding dahulunya sampai 100 persen kini sudah tersedot 50 persen.
Maka hal tersebut menghemat cost pengiriman dari Rp. 30 juta/ boks ke Jayapura sekarang paling mahal hanya sekitar Rp.10-15 juta/boks, bisa berdampak pada harga-harga kebutuhan masyarakat.
Kepada Pemerintah khususnya SKPD terkait dan elemen yang ada di Kota Jayapura agar bisa melakukan pengawasan harga di pasaran,”walapun bongkar muat sudah lancar dan harga kontener sudah menurun, tetapi kenapa sampai saat ini harga kebutuhan pokok tetap tinggi,”kata Agus. [PapuaPos]
Usai melihat-lihat, Walikota akui pelabuhan Jayapura sangat sempit, sehingga perlu adanya pembenahan, agar kelancaran bongkar muat bisa berjalan baik dan lancar.
“Perlu ada perluasan pelabuhan agar perekonomian di Kota Jayapura a berjalan baik,” jelasnya bertamu di GM PT Pelindo Jayapura di ruang kerjanya.
Selaku Kepala Daerah, Walikota mendukung PT.Pelindo dalam pelayanan dan pengawasan di pelabuhan sebagai pusat masuk dan keluarnya roda perputaran perekonomian.
“Pihak pelabuhan sudah harus mengantisipasi bongkar muat kontener,”katanya.
Di samping itu GM PT. Pelindo Agus Nasar Waropen mengatakan, niat akan memperluas Pelabuhan perlu didukung Pemerintah Kota Jayapura dan juga Pemerintah Provinsi Papua.
Dimana Pelabuhan sebagai pusat roda perputaran perkonomian masyarakat sehingga harus bisa di pikirkan kedepanya. Dirinya mengharapkan kepada Pemerintah dan instasi untuk melihat kembali ke Pelabuhan dimana luasa dari dahulu hingga sekarang luasan pelabuhan hanya 5 Ha yang dikembangkan sampai saat ini dan saat ini pelabuhan sangat padat.
“Kontener cukup banyak dan sudah padat niat saya untuk memperluas pelabuhan lagi guna melakukan pengembangan area agar bisa melayani semua kabupaten Kota dimana Barometer dalah Pelabuhan tempatnya.” kata Agus.
Agus mengharapkan, agar bersama-sama dipikirkan kedepannya, dan masyarakat juga harus dapat memahami, sehingga melalui keterbukaan ini diharapkan bisa memberikan pengaruh terhadap roda perekonomian.
Maka diharapkan pula bagi Pemerintah Kota Jayapura bisa membantu dalam melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat yang ada di Weref Pantai, agar segera mencari tempat tinggal yang lebih baik.
Diakuinya, warga sekitar sangat menganggu jika ada kapal yang masuk tidak terjadi hal yang tidak diingginkan. Namun Agus bersyukur, dimana Pemerintah Kota Jayapura sudah menargetkan akan membangun Rusunawa bagi warga Kota Jayapura yang tinggal di Weref.
”Saya sangat setuju hal tersebut, sehingga saya mendukung sekali program Pemerintah Kota Jayapura tersebut, maka dengan peluasan pelabuhan ini diharapkan bisa dijadikan Aport Apdomestikor dimana semua kapal akan singgah di Jayapura dan tidak lagi singgah di pelabuhan lainnya,”ucapnya.
Agus mengatakan, dahulu pihak pelabuhan mengalami kesulitan dalam proses bongkar muat kontener, namun sejak didatangkan alat baru senilai Rp.80 Milyar kapasistasnya bongkar muat 7 boks perjam.
Bisa dinilai 25-35 boks perjam, sehingga perhitungan Kapal tidak menhitung hari lagi melainkan dengan perhitungan jam. “Jadi bisa menawarkan 24 x2 ataupun 30 jam sudah kembali berlayar,”jelasnya.
Kecepatan kapal Haigh Cost di pelabuhan terhadap kapal-kapal yang sandar di Kota Jayapura sudah menurun hingga 50 persen dibanding dahulunya sampai 100 persen kini sudah tersedot 50 persen.
Maka hal tersebut menghemat cost pengiriman dari Rp. 30 juta/ boks ke Jayapura sekarang paling mahal hanya sekitar Rp.10-15 juta/boks, bisa berdampak pada harga-harga kebutuhan masyarakat.
Kepada Pemerintah khususnya SKPD terkait dan elemen yang ada di Kota Jayapura agar bisa melakukan pengawasan harga di pasaran,”walapun bongkar muat sudah lancar dan harga kontener sudah menurun, tetapi kenapa sampai saat ini harga kebutuhan pokok tetap tinggi,”kata Agus. [PapuaPos]