Papua Satu-satunya Provinsi Aktif Studi Pendidikan Pedesaan di Indonesia
pada tanggal
Wednesday, 7 August 2013
KOTA JAYAPURA - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Elias Wonda,S.Pd.MH mengaku, Papua merupakan merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang berpartisipasi aktif dalam studi pendidikan di wilayah pedesaan dan daerah terpencil.
“Hal ini dilakukan dalam rangka menjangkau yang selama ini berlum terjangkau dalam melayani yang selama ini berlum terlayani pendidikan dasar bermutu,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua Elias Wonda,S.Pd,MH kepada wartawan belum lama ini.
Menurutnya, masyarakat ini merupakan masyarakat yang masih tinggal di atas pohon, gunung-gunung, lembah-lembah, rawa-rawa dan wilayah terpencil lainnya. Tujuan utama adalah untuk memberikan opsi atau rumusan strategis sebagai masukan untuk RPJMD dan Renstra dalam rangka mempercepat terwujudnya pendidikan integrative untuk komunitas adat terpencil.
Diharapkan program ini kedepan semakin memikat para pimpinan instansi dan institusi terkait baik tingkat pusat dan khususnya pimpinan daerah di Papua agar dengan tekun dan membangun melalui hati untuk menggumuli dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan harkat dan martabat orang Papua yang selama ini belum tersentuh oleh hingar-bingarnya kemajuan pembangunan.
“Salah satu opsi yang dianggap sebagai hal yang sangat strategis adalah penggunaan bahasa ibu di Papua sebagau bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar anak-anak pada kelas-kelas awal yakni kelas 1,2 dan 3 sekolah dasar,”terangnya.
Dengan penggunaan bahasa ibu pada kelas awal menjadi amat penting, sebab dapat dimaklumi dan bahkan mungkin kita pernah alami sendiri bahwa anak-anak Papua dan kita sendiri pada kelas yang sama belum fasih menggunakan bahasa Indonesia.
“Menurut asumsi kami hal inilah menyebabkan anak-anak kita di pedesaan dan wilayah terpencil tidak dengan cepat menguasai tiga kemampuan dasar yakni membaca, menulis dan berhitung,”tambahnya.
Oleh sebab itu, rumusan-rumusan strategis tentang kebutuhan pembangunan pendidikan di wilayah pedesaan dan terpencil sangat penting. [PapuaPos]
“Hal ini dilakukan dalam rangka menjangkau yang selama ini berlum terjangkau dalam melayani yang selama ini berlum terlayani pendidikan dasar bermutu,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua Elias Wonda,S.Pd,MH kepada wartawan belum lama ini.
Menurutnya, masyarakat ini merupakan masyarakat yang masih tinggal di atas pohon, gunung-gunung, lembah-lembah, rawa-rawa dan wilayah terpencil lainnya. Tujuan utama adalah untuk memberikan opsi atau rumusan strategis sebagai masukan untuk RPJMD dan Renstra dalam rangka mempercepat terwujudnya pendidikan integrative untuk komunitas adat terpencil.
Diharapkan program ini kedepan semakin memikat para pimpinan instansi dan institusi terkait baik tingkat pusat dan khususnya pimpinan daerah di Papua agar dengan tekun dan membangun melalui hati untuk menggumuli dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan harkat dan martabat orang Papua yang selama ini belum tersentuh oleh hingar-bingarnya kemajuan pembangunan.
“Salah satu opsi yang dianggap sebagai hal yang sangat strategis adalah penggunaan bahasa ibu di Papua sebagau bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar anak-anak pada kelas-kelas awal yakni kelas 1,2 dan 3 sekolah dasar,”terangnya.
Dengan penggunaan bahasa ibu pada kelas awal menjadi amat penting, sebab dapat dimaklumi dan bahkan mungkin kita pernah alami sendiri bahwa anak-anak Papua dan kita sendiri pada kelas yang sama belum fasih menggunakan bahasa Indonesia.
“Menurut asumsi kami hal inilah menyebabkan anak-anak kita di pedesaan dan wilayah terpencil tidak dengan cepat menguasai tiga kemampuan dasar yakni membaca, menulis dan berhitung,”tambahnya.
Oleh sebab itu, rumusan-rumusan strategis tentang kebutuhan pembangunan pendidikan di wilayah pedesaan dan terpencil sangat penting. [PapuaPos]