Lukas Enembe : Petugas Kesehatan di RSUD Dok II Sakit Parah Bertahun- Tahun
pada tanggal
Thursday, 1 August 2013
KOTA JAYAPURA - Gubernur Papua, Lukas Enembe, mengakui RSUD Dok II Jayapura sudah sakit akut selama bertahun-tahun sehingga perlu pengobatan secara serius.
“Bukan orangnya yang sakit parah tetapi rumah sakitnya yang sakit parah. Petugas kesehatannya sakit luar biasa bertahun-tahun. Hal ini yang terjadi di RSUD Dok II Jayapura,” kata Lukas saat melantik Direktur RSUD Dok II Jayapura, Rabu (31/07/2013) kemarin di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua.
Namun saat ini, kata Lukas, RSUD Dok II Jayapura sudah disembuhkan. Oleh karena itu ia minta jangan lagi ada pihak yang membuat rumah sakit itu sakit lagi dan orang yang datang berobat tidak bisa ditolong.
Dulu, Rumah Sakit Dok II Jayapura merupakan rumah sakit terbaik di kawasan pasific dan itu mendapat pengakuan dari negara-negara yang berada di kawasan pasific. Namum, dengan kemajuan perkembangan sekarang, rumah sakit rusukan terbesar di Papua dan Papua Barat tersebut, justru menjadi rumah sakit terjelek di Indonesia bahkan dunia.
“Kesan masyarakat bahwa Rumah Sakit Dok II merupakan rumah sakit terjelek, setelah saya lihat kondisinya memang sudah sangat parah,” aku Lukas.
Lanjut gubernur, rumah sakit di kabupaten-Kabupaten masih sangat bagus, bila dibandingkan dengan Rumah Sakit Dok II Jayapura. Maka dari itu, ini tugas berat yang dipikul oleh direktur baru, Jerry Msen dan kawan-kawan untuk menghilangkan kesan masyarakat bahwa Rumah Sakit Jayapura itu buruk dan jelek.
Dikatakannya, kata terjelek dan terburuk bukan saja keluar dari mulutnya selaku Gubernur Papua, tetapi hampir semua masyarakat Papua mengatakan hal itu. Bahkan masalah di rumah sakit itu sudah cukup lama tetapi tidak selesai-selesai. “Saya ikuti terus masalah yang terjadi di rumah sakit sakit ini, masalahnya tidak habis-habisnya,” lanjut Lukas.
Ia berharap kepada direktur dan seluruh jajaran yang baru dilantik agar memperbaiki kesan masyarakat tentang rumah sakit terjelek yang melekat di RSUD Dok II Jayapura selama bertahun-tahun.
“Tolong perbaiki secara baik, pelayanan harus prima. Kalau saudara tidak bisa memperbaiki, saya mau lihat satu tahun ini jika tidak ada tanda-tanda perbaikan semua kita kasih pindah ke daerah terpencil,” katanya.
Ia kembali minta kepada pejabat yang baru dilantik untuk segera menyelesaikan masalah-masalah di rumah sakit tersebut. Tidak boleh ada pengotak-kotakan atau kelompok-kelompok. Direktur yang baru harus merangkul semua pihak yang ada di lingkungan rumah sakit. Mulai dari tukang sapu, cleaning servis, bidang, suster sampai dengan wakil direktur.
‘’Jangan sepelekan tukang sapu dan clening servis. Mereka semua harus dirangkul untuk membuat Rumah Sakit Dok II menjadi baik. Jika tidak, masalah akan terus ada dan tidak ada habis-habisnya,” kata mantan Bupati Puncak Jaya itu. [PapuaPos]
“Bukan orangnya yang sakit parah tetapi rumah sakitnya yang sakit parah. Petugas kesehatannya sakit luar biasa bertahun-tahun. Hal ini yang terjadi di RSUD Dok II Jayapura,” kata Lukas saat melantik Direktur RSUD Dok II Jayapura, Rabu (31/07/2013) kemarin di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua.
Namun saat ini, kata Lukas, RSUD Dok II Jayapura sudah disembuhkan. Oleh karena itu ia minta jangan lagi ada pihak yang membuat rumah sakit itu sakit lagi dan orang yang datang berobat tidak bisa ditolong.
Dulu, Rumah Sakit Dok II Jayapura merupakan rumah sakit terbaik di kawasan pasific dan itu mendapat pengakuan dari negara-negara yang berada di kawasan pasific. Namum, dengan kemajuan perkembangan sekarang, rumah sakit rusukan terbesar di Papua dan Papua Barat tersebut, justru menjadi rumah sakit terjelek di Indonesia bahkan dunia.
“Kesan masyarakat bahwa Rumah Sakit Dok II merupakan rumah sakit terjelek, setelah saya lihat kondisinya memang sudah sangat parah,” aku Lukas.
Lanjut gubernur, rumah sakit di kabupaten-Kabupaten masih sangat bagus, bila dibandingkan dengan Rumah Sakit Dok II Jayapura. Maka dari itu, ini tugas berat yang dipikul oleh direktur baru, Jerry Msen dan kawan-kawan untuk menghilangkan kesan masyarakat bahwa Rumah Sakit Jayapura itu buruk dan jelek.
Dikatakannya, kata terjelek dan terburuk bukan saja keluar dari mulutnya selaku Gubernur Papua, tetapi hampir semua masyarakat Papua mengatakan hal itu. Bahkan masalah di rumah sakit itu sudah cukup lama tetapi tidak selesai-selesai. “Saya ikuti terus masalah yang terjadi di rumah sakit sakit ini, masalahnya tidak habis-habisnya,” lanjut Lukas.
Ia berharap kepada direktur dan seluruh jajaran yang baru dilantik agar memperbaiki kesan masyarakat tentang rumah sakit terjelek yang melekat di RSUD Dok II Jayapura selama bertahun-tahun.
“Tolong perbaiki secara baik, pelayanan harus prima. Kalau saudara tidak bisa memperbaiki, saya mau lihat satu tahun ini jika tidak ada tanda-tanda perbaikan semua kita kasih pindah ke daerah terpencil,” katanya.
Ia kembali minta kepada pejabat yang baru dilantik untuk segera menyelesaikan masalah-masalah di rumah sakit tersebut. Tidak boleh ada pengotak-kotakan atau kelompok-kelompok. Direktur yang baru harus merangkul semua pihak yang ada di lingkungan rumah sakit. Mulai dari tukang sapu, cleaning servis, bidang, suster sampai dengan wakil direktur.
‘’Jangan sepelekan tukang sapu dan clening servis. Mereka semua harus dirangkul untuk membuat Rumah Sakit Dok II menjadi baik. Jika tidak, masalah akan terus ada dan tidak ada habis-habisnya,” kata mantan Bupati Puncak Jaya itu. [PapuaPos]